15. Ali Searching Problem

1.4K 278 19
                                    

Author POV

Prilly bersiap pulang setelah mengajar di tempat bimbingan belajar. Beberapa pembimbing di sini rata-rata usianya lebih tua darinya, bisa dibilang dari semua pengajar di sini, ialah yang paling muda.

"Kak!" Seseorang memanggilnya yang baru keluar dari salah satu kelas. Ia menoleh menatap bingung salah satu anak bimbingnya.

"Kak Prilly pulang sama siapa?" tanyanya.

"Kayak biasa, Dhe. Kalau nggak naik angkot, naik ojek online." Ingat Dhea, bukan? Ya, tidak salah lagi, gadis SMA yang mengajak Prilly ke club waktu itu.

"Pulang bareng aku yuk, hari ini aku nyetir sendiri, nggak ada teman deh," ajaknya.

"Boleh. Mau pulang sekarang?" Gadis SMA itu mengangguk antusias. Selama perjalanan menuju pintu keluar gedung, mereka tampak mengobrol akrab seolah tak ada jarak. Sejak kejadian di club itu, mereka memang semakin dekat, sudah seperti kakak beradik.

"Mending lo balik!"

"Lha, kenapa nggak lo aja yang balik?"

"Kebalik namanya!"

"Terus gue gitu yang balik?"

"Iya lah! Sono balik!"

"Ogah! Gue yang dateng duluan."

"Mas, mas, tolong jangan buat keributan di sini!"

Prilly dan Dhea mengernyit bingung melihat siluet seorang satpam di depan pintu lobi.

"Itu ada apaan sih, Kak?" tanya Dhea.

"Nggak tau, kayaknya ada yang ribut," balas Prilly.

"Pak, tolong mankan orang ini nih. Dia ini punya motif pencurian. Mau nyuri kotak amal masjid yang ada di dalem, Pak."

"Wah, sembarangan. Lo tuh yang perlu diamankan. Nih pak, yang harusnya diamankan. Dia ini salah satu mamalia yang lepas dari Ragunan."

"Kayak kenal suaranya," gumam Prilly. Mereka berdua mempercepat langkah, melihat sumber keributan.

"Maksud lo gue monyet?"

"Tuh kan dia ngaku, Pak!"

"Eh, eh apaan sih?" Prilly spontan melerai keduanya dengan menyelipkan diri di tengah-tengah tubuh jangkung mereka. Sekarang Prilly sudah terlihat seperti wonder woman di mata Dhea dan satpam yang menyaksikan keributan mereka.

"Nah, tersangkanya udah di sini. Sekarang pilih aku apa dia?" tanya orang itu serius. Prilly semakin bingung. Sepertinya langkahnya melerai mereka salah.

"Ayo pikirin baik-baik. Gue apa dia?" tanya satu orang lainnya pula. Prilly tidak bohong kalau ia merasa terjepit di antara tubuh jangkung mereka, maka didorongnya dengan sekuat tenaga kedua orang itu agar mau memberikannya ruang.

"Kalian apaan sih?" tanya Prilly tak mengerti.

"Jawab dulu, aku atau dia?" tanyanya lagi.

"Pilih apa???" Prilly nyaris gila menghadapi dua kaum adam ini

"Udahlah, dia itu milih gue, kelihatan dari matanya," kata seorang lagi sambil menarik lengan Prilly hingga berpindah di sampingnya.

"Emang biji matanya bisa ngomong?!" Kemudian ditarik lagi Prilly menjadi di samping seorang yang satu lagi.

"Ini apaan sih, kalian jangan konyol gini berantem di tempat umum," omel Prilly saat dirinya masih saja ditarik-tarik.

"Ya makanya, pilih aku atau aku?"

Powerpoint in Love 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang