22. Thank You!

1.6K 264 50
                                    

Author POV

"Gue saksinya."

Ruang sekretariat itu hening setelah seseorang angkat suara, lalu sepersekian detik kemudian pecah oleh tawa Ali. Mereka— khususnya para perempuan tidak munafik kalau Ali berkali-kali lipat lebih tampan saat tertawa, sekaligus menyeramkan karena lebih cenderung pada tawa sarkastik.

"Oh, jadi lo saksinya? Ke lapangan kalo gitu— atau mau di sini aja?" ajak Ali.

Seseorang yang baru saja maju ke depan dan mengaku sebagai saksi itu malah menggaruk kepalanya seperti orang bodoh.

"Lama!"

BRAK!

"Ali! Wira sahabat kamu!" seru Prilly panik.

"Lo gak ada bakat akting, bego! Mau-mauan! Prank kan semuanya?! Surprise party! Iya?! Brengsek ya lo semua, dia udah banyak sedih dan hari ini dibikin sedih lagi di saat gue lagi usaha bikin dia bahagia!" tunjuk Ali pada semua orang yang ada di dalam ruangan.

"Bangun gak lo!" tarik Ali pada seseorang yang terduduk di lantai usai mendapat serangan mendadak dari Ali.

"Iya, iya, udahan! Drama doang ini, sumpah! Prank, Li, prank!"

"Wir, lo payah, sumpah! Dialog yang itu masih ntar!"

"HAPPY BIRTHDAY, PRILLY!"

Bunyi ledakan konfeti dari anak laki-laki membuat ruangan ramai. Sepasang sahabat yang akan terlibat baku hantam itu menganga. Emosi Ali turun pelan-pelan melihat Prilly dikepung dalam pelukan anak-anak perempuan yang meminta maaf dan mengucapkan selamat ulang tahun.

"Dasar emosian. Minggir lo dari atas gue!" usir Wira. Ali mengumpat pelan, kemudian melemparkan segenggam konfeti pada wajah Wira sebelum berdiri. Rambutnya diacak-acak karena banyak kejatuhan konfeti. Walaupun prank, candaan semata, tetap saja emosinya nyata.

"Pril, maaf! Lo nggak sedih, kan? Aaa lo jangan nangis dong," mohon Lessy pada Prilly yang sedikit menangis antara kesal dan terharu.

"Jadi ini cuma prank?"

"Iyaa, sumpah prank doang," balas Lessy.

"Yoi, Pril, kita sampe bikin skenario nih," sahut salah seorang anak laki-laki sambil menunjukkan lembaran kertas.

"Tega banget sih," rengek Prilly.

"Sorry. Ini idenya pak ketua, salahin dia!" Lessy tertawa, lalu memeluk Prilly lagi.

"Tapi, beneran deh. Lo aja yang ikut olimpiade," kata Prilly.

"Gak ada, Pril. Yang pergi emang lo."

"Kan seri—"

Lessy menggeleng. "Gue bohong. Sebenarnya nilai kita selisih 3. Lo yang lebih gede. Lo kemarin tau hasilnya cuma dari gue kan? Dan lo percaya gitu aja. Sorry, ya, gue udah izin sama dosen kok buat bohong biar surprise ini lancar."

"Terus kita juga sengaja lebih fokus pancing emosi Ali biar lo nggak usah terlalu tertekan. Ternyata seru juga," lanjut Lessy.

"Untung cewek lo. Jadi kalo gue yang tertekan gak apa-apa gitu?" tanya Ali yang sudah berwajah masam.

"Iya lah pake nanya," sahut Wira.

"Kok lo lo bisa ikutan?" tanya Ali pada ketiga sahabatnya.

"Sini gue kasih tau. Gue sama Delta jadi sponsornya, terus Fitra dutanya."

"Duta sama sponsor apaan. Akting lo semua jelek!" cibir Ali.

"Iya, nih, masa baku hantamnya gitu doang, Wira. Lemah!" Delta ikut-ikutan mencibir.

Powerpoint in Love 2 (END)Where stories live. Discover now