9. Lil Honest

1.8K 322 31
                                    

Author POV

Sinar matahari mengintip melalui celah jendela, berniat menyapa sosok mungil yang masih bergelung dalam selimut tebal. Pelan-pelan, mata indah berwarna coklat itu mengerjap berkali-kali karena silau, juga sedikit pusing. Ia terperanjat saat sudah sepenuhnya sadar. Berada di kamar asing nan luas yang ternyata bukan kamarnya. Dimana ini?

"Gue dimana?" tanyanya langsung bangun.

Melihat ke samping kiri, meraih ponselnya yang tergeletak bersama falcon Ali bermaksud melihat jam.

Eh, apa tadi? Falcon Ali? Artinya semalam Ali disini?

"AAAAAAAA kemana baju gue?!" Ia berteriak histeris saat melihat dirinya yang hanya memakai tank top saja. Cepat-cepat ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia panik bukan main. Walau sebenarnya perkara kemana cardigan-nya, tapi siapa yang sudah berlaku cabul melucuti sebagian pakaiannya?

"Ali?" Pelan, Prilly memanggil-manggil Ali namun tak berani beranjak dari ranjang. Ia terlalu takut.

"Ali kamu dimana? Kamu nggak ninggalin aku, kan?" panggilnya lagi.

Sayang, suasana terlalu sepi, masih terlalu pagi untuk mendapat sahutan. Tidak ada tanda-tanda seseorang akan masuk. Bahkan suara-suara serangga diluar saja tidak terdengar. Sebenarnya ia berada dimana?

Belum terpecah rasa penasarannya, pintu kamar mandi berdecit pelan, menampilkan sosok familiar yang sepertinya baru selesai mandi. Air dari rambutnya yang basah menetes mengalir tak senonoh ke dada tempatnya bersandar. Tapi, ini bukan waktunya terpesona karena Prilly langsung menghancurkan pagi pelaku pencabulan dengan suara dahsyatnya.

"AAAAAAAA!"

"AAAAAAAA!"

Bukan saja Prilly yang berteriak namun sosok yang baru saja keluar dari kamar mandi itu. Mungkin dia sama kagetnya hingga tidak bisa menahan untuk tidak berteriak saat mendengar pekikan Prilly.

Salah satunya langsung tersadar.

"Apaan sih teriak-teriak?" Tidak salahkah Prilly menuduh Ali cabul?

"KAMU NGAPAIN TELANJANG GITU?!" teriak Prilly lebih kencang. Kedua telapak tangannya sudah menutup wajahnya. Dia memang suka bersandar di sana, tapi melihat saat polos begitu membuatnya takut.

"Ya emang salah? Aku, kan baru kelar mandi," kata Ali.

"Buruan pake baju!" pekik Prilly tak mau tahu.

"Iya, ini juga mau pake baju."

"BURUAN PAKE SEKARANG!"

"Iya, aku ambil dulu ini ...."

"Lagian aku nggak telanjang, aku buka juga handuknya-"

"AAAAAAAA!!!" Prilly memekik, kembali menutup wajahnya saat Ali membuka handuk yang melilit dari pinggang sampai ke lututnya.

"Buruan pake, Ali!" Prilly merengek, akan menangis. "Aku benci kamu ... Aku benci kamu ...."

"Apa sih?" Ali bingung sendiri. Ia mendekati Prilly yang menutup wajahnya dengan selimut. Namun saat merasakan pergerakan Ali di sampingnya membuat ia melotot, kemudian memukul Ali dengan kencang.

"Aku mau ngambil hp!"

"Aku nggak telanjang, Fi, liat dong," lanjutnya.

"Aku pake celana!"

"Buruan pake baju!" pekik Prilly.

"Ya Allah ribet amat. Iya nih, pake baju!" Sudah cari aman saja kalau ingin masa depan telinganya cerah. Ali cepat meraih satu t-shirt dari lemari dan memakainya. "Udah tuh!"

Powerpoint in Love 2 (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora