25. From This

1.1K 220 20
                                    

Author POV

Kampus kembali mengadakan Porseni untuk memperingati HUT kampus yang ke-30 tahun. Untuk kegiatan pekan olahraga diadakan selama dua Minggu. Semua jurusan dari beberapa fakultas ikut meramaikan acara yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya itu.

Lapangan gedung kampus A hari ini ketumpahan sorak-sorai mahasiswa yang berada di tribun menyambut kemenangan jurusan Manajemen yang kembali masuk babak semi final pekan depan melawan jurusan Akuntansi.

Sebenarnya anak basket inti kampus tidak hanya dari jurusan manajemen, adapula yang dari teknik seperti Satya, dari Sipil, dan beberapa sisanya dari FKIP. Tim inti terbagi menjadi 3 karena memiliki banyak peminat. Inti A, inti B, dan inti C. Tiap inti memiliki kaptennya masing-masing. Tapi, yang paling sering turun untuk bertanding memang didominasi oleh anak manajemen; inti A. Entah kenapa Satya seorang dari Teknik Mesin bisa menyelinap ke tengah-tengah mereka. Jadi, ya bukan rahasia umum lagi kalau sarangnya anak basket ya anak manajemen.

Tapi, kali ini kemenangan itu tak disambut senyuman oleh mereka sesaat setelah peluit tanda berakhirnya pertandingan berbunyi. Orang-orang yang ingin turun dari tribun mengurungkan niat saat terjadi keributan dalam tim pemenang. Semua bertanya-tanya, ada juga yang memekik histeris saat Ali tiba-tiba menerjang Aiko yang sedari kuarter pertama terus mencari gara-gara padanya hingga memperburuk pertahanan yang dibuat oleh tim. Ia dijatuhkan berkali-kali, memblok dan menghalangi pergerakannya, seperti sebelumnya.

"Lo tuh kenapa sih hah?! Di jurusan aja lo masih cari gara-gara. Malu sama anak kelas!"

Semua yang ada di tribun histeris, suasana mulai tak kondusif.

"Jangan samain tim inti sama tim sementara! Sama tim sementara lo aja gila posisi! Tim ini juga bubar kalo kegiatan udah selesai!" seru Ali. Lelahnya kali ini tidak cukup dibayar dengan kemenangan karena ia sangat ingin sekali melampiaskan emosinya pada Aiko.

"Ini, kan yang lo mau dari awal hah?!" tanya Ali, seraya melepaskan paksa slayer yang terikat di bahu kirinya, membuangnya ke bawah dengan kasar. Tadi slayer itu tiba-tiba dipasangkan di bahunya sesaat sebelum dimulainya pertandingan oleh ketua kelasnya tanpa persetujuan Ali. Ali hanya kapten dadakan hari ini- hanya selama kegiatan Porseni saja. Tapi, Aiko benar-benar tidak terima hingga bertindak sama seolah situasi dan kondisinya dalam tim inti. Makin ke sini Ali makin lelah. Ia juga tahu yang lain sama lelahnya karena pertahanan tim dihancurkan sendiri oleh salah satu dari mereka. Mereka mati-matian melawan- tidak hanya melawan tim lawan, tetapi juga tim sendiri walaupun akhirnya mereka bisa membawa jurusan mereka memasuki babak semi final pekan depan.

"Gan, udah," lerai yang lain tapi Ali sama sekali tak peduli.

"Gue selama ini diem, ngalah, bukan karena gue nggak berani! Ayo, ribut! Lo punya masalah sama gue, kan?!" Ali mendorong Aiko hingga terjerembab, lalu dibalas pukulan yang dengan sigap dihindari oleh Ali.

Perkelahian menjadi perayaan untuk kemenangan tim mereka. Ali tidak pernah seperti ini sebelumnya. Selama ini hasrat ingin menghajar Aiko hanya dipendamnya dalam kepalan tangan, lalu hari ini muncul dilepaskan karena perbuatan Aiko sendiri. Ali tidak sadar sudah mencari keributan dan disaksikan oleh banyak pasang mata dari penjuru tribun.

Keduanya bergulat di lantai lapangan, berguling, saling menindih, memukul, untuk memperebutkan siapa pemenangnya.

Aiko berhasil mendapat posisi kemenangannya. Ia mengunci kaki Ali, memberikan beberapa pukulan balasan di wajahnya. Sementara suara teriakan di sekitarnya bagaikan sound effect yang tidak ada artinya bagi Ali maupun Aiko. Telinga keduanya sama-sama tuli.

"Asal lo tau, masalahnya nggak sesepele posisi kapten, Alfahreza Ganali! Itu doang nggak cukup buat nebus semuanya!" seru Aiko yang berada di atas tubuh Ali.

Powerpoint in Love 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang