24.Menyusahkan

116 17 4
                                    

"Gak ada ikatan dan gak ada hubungan juga, tapi boleh gak gue baper?"

•••

-Nathalia Renata Atmaja-

🍂

Pagi menyapa yang disambut gembira oleh dunia, khususnya manusia karna masih bisa bernafas dan bisa melihat dunia kembali.

Tak terkecuali Natha, ia senang sekali pagi ini ia dapat masih bisa bernafas. Namun sekarang ia sedang bingung mencari sesuatu yang ia cari.

Tok tok tokk

"Masuk bi gak dikunci" teriak Natha dari dalam kamarnya tanpa mengalihkan pandangannya kearah pintu.

Natha mengira yang datang adalah bi ija karna biasanya bi ija lah yang akan memperhatikan keperluan sekolahnya.

Sedangkan yang datang adalah Hendrik, dia sengaja tidak bersuara karna melihat anaknya yang sedang kebingungan mencari sesuatu. Seperti orang linglung.

"Bii Dasi Natha kemana kok gak ada"

"Sarapan, ya sarapan Natha bi tolong siapin ya taroin di kotak makan Natha mau bawa bekel, Natha sarapan disekolah aja"

"Oh iya bi jangan lupa minumnya"

"Bii kaos kaki Natha yang putih panjang mana kok gak ada, ini adanya yang pendek" Natha menunjukan kaos kaki yang ia maksud namun tanpa melihat ke arah belakang.

"Bi apa itu, aduh apa sih"

Ia sampai kebingungan mau menanyakan apa lagi saking linglungnya.

"Bi jawab dong masa diem aja si"

Natha yang geram tidak mendapatkan jawaban pun melihat kearah pintu kamarnya.

"Loh kok papa si" hardik Natha kaget memberhentikan aktivitasnya yang sedang mencari sesuatu tapi entah apa yang ia cari. Ia pun bingung.

"Kenapa sayang kok kamu kaya kebingungan gitu?" tanya Hendrik mendekati Natha.

"Natha telat bangun pa, sekarang udah jam tujuh lewat" jawab Natha berdiri didepan cermin menatap pantulan dirinya yang sedang memakai dasi. Ya dia menemukan dasi itu, yang ternyata berada di lemari paling atas.

"Mana ada ulhar dadakan lagi" lanjutnya yang sekarang sedang memakai sepatunya.

"Yaudah ayo papa anter"

"Beneran pa? Yaudah ayo cepetan" jawab Natha antusias.

Dengan mata berbinar Natha melangkahkan kakinya terlebih dahulu mendahulukan Hendrik.

Kan jadi tak usah capek-capek menunggu gojeg pikirnya senang.

Kini Natha sudah berada satu mobil dengan Hendrik menuju sekolahnya dengan sesekali ia juga menanyakan apa saja yang Hendrik lakukan selama dikantornya dan sesekali bercanda gurau.
__

Kini tibalah Hendrik didepan sekolah Natha, dengan segera Natha melepaskan sealbetnya dan turun dari mobil Hendrik. Tidak lupa dengan mencium tangan Hendrik dan Hendrik yang mengecup kepala Natha.

Natha dengan tergesa-gesa melewati koridor yang sepi karna ia yakin 5 menit lalu bel sudah berbunyi.

Jam pun sudah menunjukan pukul 07:50 karna biasanya bel-nya akan berbunyi pukul 07:45.

Namun kali ini ia tidak beruntung atau memang dia tidak diperbolehkan untuk mengikuti ulhar bahasa Indonesianya.

Dia menabrak seseorang karna keteledorannya.

Membenci atau Mencintai?Where stories live. Discover now