Chapter (30)

5.2K 310 5
                                    

🌷🌷🌷

"Meninggal mba?" Ulang Andrian belum percaya jadi ayahnya menitipkan surat itu adalah surat terakhir nya.

"Iya mas, disini tertulis bahwa riwayat penyakit nya adalah kanker paru-paru." Ulang lagi staf rumah sakit Pelita Kasih.

"Makasih ya Mba atas informasinya." Ucap Keisha, Keisha membawa Andrian duduk di kursi yang tadi ia duduki bersama Andrian.

Keisha mengusap lengan Andrian agar Andrian bisa tenang dan sabar. Saat Keisha menatap kedepan ia melihat seorang wanita yang menjatuhkan dompetnya dengan segara Keisha bangkit dan memanggil wanita itu.

"Maaf Bu, ini dompetnya jatuh." Ucap Keisha sambil memberikan dompet berwarna coklat pada wanita yang bisa dilihat sudah lumayan berumur.

Andrian memperhatikan Keisha yang begitu baik menolong wanita itu namun saat ekor matanya tiba pada wanita itu Andrian di buat kaget.

"Itu kan perempuan yang waktu itu sama papa di villa?" Gumam Andrian pelan, Andrian berjalan menghampiri Keisha dan juga wanita paruh baya itu.

"Tunggu anda bukannya yang bersama-

Belum sempat Andrian selesai berbicara wanita paruh baya itu berlari keluar dari rumah sakit. Andrian berfikir mengapa wanita itu lari ketiak melihat wajahnya berarti ada sesuatu yang disembunyikan wanita itu.

"Kita kejar dia keishay ayo!" Keisha mengangguk lalu berlari mengikuti Andrian.

Wanita itu terus berlari karena usia nya yang mungkin saja sudah tak kuat berlari kekuatannya mulai melambat.

"Tunggu!" Teriak Andrian.

Andrian berlari di ikuti Keisha di belakangnya dan

Grap

Andrian mendapatkannya ia lantas tersenyum dan wanita itu takut-takut menatap Andrian.

"Kenapa anda lari?" Tanya Andrian. Wanita itu bergerak gelisah ia terus mencoba melepaskan cekalan Andrian dari tangannya.

"Saya nggak akan lepasin tangan ibu, kalau ibu nggak akan lari! Jadi betul kan ibu perempuan yang dulu bersama papa saya di villa?" Tanya Andrian.

"Bukan! Jangan sok tau kamu?!" Balanga lantang.

Andrian terkekeh ia punya cara agar wanita paruh baya ini mau mengakuinya. "Saya bisa aja telfon tuan Abram buat Dateng kesini dan tanya siapa ibu sebenarnya?"

Wanita itu menunggu nafasnya berat ia tahu bahwa ini adalah putra Abram namun ia tak mau jika harus memberitahu nya. Tapi ia juga tak ingin bertemu dengan Abram lagi.

"Baik saya ngaku, membagi saya yang bertemu dengan papa kamu di villa waktu itu." Ujarnya.

Keisha and juga Andrian saling pandang lalu Andrian kembali menatap tajam ibu itu. "Jelaskan sekarang!?"

Saat ini mereka duduk di salah satu bangku taman yang tersedia di taman rumah sakit yang kuantan luas Disni juga temannya lumayan sepi untuk membicarakan hal yang private.

"Lanjut" perintah Andrian.

"Ya- ibu bukan selingkuhan papa kamu Abram." Ucapnya to the point.

"Terus kenapa ibu ketemu sama papa saya waktu di villa dan mengatakan kepada saya bahwa anda itu pacarnya?" Selidik Andrian.

Keisha hanya menyimak pembicara Andrian dan juga wanita paruh baya itu. Tak ada alasan untuk Keisha ikut campur dalam urusan Andrian saat ini.

"Saya terpaksa mengatakan itu atas perintah papamu?" Jawabnya. "Kebetulan kita bertemu lagi Disini, saya akan menceritakan rahasia besar Yang seharusnya sudah kamu tahu?"

𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐊𝐞𝐢𝐬𝐡𝐚 (𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang