Navadasa (19)

8.8K 1.2K 54
                                    

Aku memang salah sudah membuatmu masuk ke dalam hatiku Baginda Hayam Wuruk.

~ Dyah Chesalia Dinandra
***

"Jawab dengan jujur Dyah! Kemana kamu pergi setelah dari kediaman Ibunda Ratu?"

Dyah menatap Hayam Wuruk dengan sayu. Jujur dirinya bisa saja menyerah dan memejam mata, hanya saja Dyah tidak mungkin menyerahkan harga dirinya.

"Apa itu penting? Aku sudah mengatakan sejujur-jujurnya bahwa seharian ini aku tidak memegang busur. Bahkan benda itu tersimpan begitu rapi di kediamanku!" ucap Dyah sembari bangkit.

Dyah sama sekali tidak memperdulikan tubuhnya yang lemas.

"Dyah!" bentak Hayam Wuruk.

Dyah yang semula menunduk, mengangkat kepalanya dengan tatapan yang begitu terkejut. Beberapa orang yang berada di aula saja takut dengan amarah Hayam Wuruk.

Pundak Hayam Wuruk naik turun pertanda menahan amarahnya. Matanya sedikit memerah dan tangannya yang mengepal.

"Aku berada di danau Segaran dan hampir tenggelam," ucap Dyah final.

Hayam Wuruk masih memandang Dyah dengan tajam.

"Hukumanmu akan aku kurangi jika kamu jujur, aku beri kesempatan lagi padamu," ucap Hayam Wuruk.

"Aku sudah mengatakannya dengan jujur! Aku pergi ke danau Segaran setelah pembahasan-"

"Pembahasan apa? Untuk mencelakai anggota keluarga kerajaan?" potong Hayam Wuruk.

Dyah menggeleng kecil, matanya menatap lurus pada netra Hayam Wuruk, lalu beralih pada Nertaja, Tribhuwana Tunggadewi dan yang terakhir Indudewi yang langsung menunduk.

"Iya benar aku yang menyerangnya," lirih Dyah yang masih menatap Indudewi.

Pernyataan Dyah membuat semua orang di sana memandanginya dengan ekspresi bermacam-macam. Indudewi mengangkat kepalanya dan menatap Dyah.

"Percuma aku berbicara jujur jika kalian menganggapku berbohong. Apalagi sirat mata anda Baginda." Kata Dyah dengan penuh tekanan, matanya menatap tajam ke Hayam Wuruk.

Hati Hayam Wuruk mencelos memandang Dyah. Entah perasaan apa yang menghampirinya, hanya saja hatinya gundah. Dengan berat hati Hayam Wuruk mengutarakan hukuman Dyah.

"Asingkan Dyah Dinandra dari istana dan," Hayam Wuruk berhenti saat melihat Dyah menggeleng kecil.

"Aku cabut kedudukannya sebagai calon permaisuri," lanjut Hayam Wuruk sembari membelakangi Dyah.

Air mata Dyah meluruh, bahkan tubuhnya kembali bersimpuh. Netra Dyah menatap punggung Hayam Wuruk, sementara prajurit mulai menyeretnya keluar.

"Lepas! Biarkan aku menyampaikan pesan terakhir," ucap Dyah yang di setujui oleh Tribhuwana Tunggadewi.

Hayam Wuruk sama sekali tidak merubah posisi yang masih berdiri membelakangi Dyah.

"Aku memang salah sudah membuatmu masuk ke dalam hatiku Baginda Hayam Wuruk," lirih Dyah yang masih bisa di dengar oleh Hayam Wuruk.

VilvatiktaWhere stories live. Discover now