Saptadasa (17)

9.5K 1.2K 37
                                    

Hai semua, happy reading ❤️
.
.

Berhenti atau aku akan jatuh hati.

🌸🌸🌸

Tubuh Dyah mengikuti alunan musik dengan gemulai, pikirannya melayang pada memori dimana sang mama mengajarinya menari.

Dulu dirinya merasa jika menari adalah hal yang sangat membuang-buang waktu, Dyah kecil sangat tidak menyukainya dan memilih untuk menghabiskan waktu belajar panahan.

Namun, saat mamanya memakai pakaian kejawan dan selendang merahnya. Hati Dyah menjadi tersentuh, di tambah lagi ketika papanya bilang jika beliau tambah jatuh hati pada Chelsea karena tariannya.

Saat itu Zein terpilih menjadi perwakilan untuk melakukan uji di Indonesia. Pertemuan keduanya tanpa di sengaja saat Chelsea mengantar rekannya yang mengalami kecelakaan kerja. Di situlah awal mereka bertemu, hingga Chelsea memperkenalkan Zein pada keluarganya dan menemani dirinya selama di Indonesia.

Musik yang sedari tadi mengiringi Dyah menari berhenti, menandakan tarian yang dibawanya telah usai. Suasana yang tadinya hening tiba-tiba di penuhi oleh sorakan dan tepuk tangan. Nertaja yang duduk di samping ibundanya sangat bahagia melihat penampilan Dyah dan segera menghampirinya.

"Bagaimana menurut ibunda?" tanya Hayam Wuruk.

"Benar-benar gadis yang menarik," ucap Tribhuwana Tunggadewi sembari tersenyum.

Hayam Wuruk turut bangga mendengar ucapan sang Ibundanya. Matanya menatap kembali ke arah Dyah yang tertawa bersama Nertaja.

Semua orang menunduk tatkala Hayam Wuruk berdiri dari singgasananya, kakinya melangkah maju agar para penduduk bisa melihatnya dengan jelas.

"Aku ingin memberi sedikit pengumuman kepada kalian," ucap Hayam Wuruk dengan lantang.

Dyah dan Nertaja berdiam diri dan melihat Hayam Wuruk.

"Belakangan ini para petinggi menginginkan sosok ratu untuk untuk mendampingiku memimpin negeri ini. Dan hari ini, aku ingin mengumumkan siapa calon permaisuriku," ucap Hayam Wuruk membuat para penduduk bergumam.

Hati Dyah berdetak kencang ada perasaan sakit di sana. Rasanya Dyah ingin sekali menutup telinganya atau pergi dari tempat itu.

Namun, bukannya dirinya yakin jika tidak memiliki perasaan apapun pada Hayam Wuruk. Maharaja hanya perhatian kepadanya bukan? Sudah sepantasnya seorang raja peduli pada rakyat sepertinya.

Hanya saja kenapa hatinya merasakan hal yang sama seperti perasaannya kepada sang dosen.

"Dyah," panggil Nertaja saat mengetahui bahwa Dyah tidak mendengar apa yang di katakan Hayam Wuruk.

"Ah, ada apa?" tanya Dyah, semua mata menatap ke arahnya begitu pula dengan Hayam Wuruk.

"Kamu melamun."

"Maaf, tapi kenapa semua orang menatapku seperti itu?" tanya Dyah.

Nertaja menghela napas melihat Dyah yang begitu kebingungan, "kamu calon permaisuri Kakanda, Dyah."

VilvatiktaWhere stories live. Discover now