"Berani Lo sama gue?" Bentak Mawar.

"Lah yang bilang takut siape gobl*k!?"

Mawar tersenyum miris "Guys, dia berani sama kita.."

"Alah main keroyokan aja bangga, takut kalah Lu pada!?"

"Lo ngeledek ya!"

"Emang kenyataan, kan?"

"Apa Lo!"

"Apa, mental keroyok aja belagu lu!" bentakku balik.

"Berhenti!"

Seseorang berteriak pada kami sambil berlari, ia kemudian berhenti ditengah-tengah sambil menatap kami bergantian.

Lelaki berseragam putih abu-abh dengan nametag Zero Putra Alexander, melerai perdebatan yang hampir melahirkan perkelahian fisik.

"Sudah-sudah, ada apa ini?"

"Eh zero...em tidak kok tidak ada apa-apa," kata Mawar berubah drastis menjadi wanita manis.

Munafik!

"Lalu kenapa kalian berantem?"

"Enggak kok tadi hanya berbicara biasa saja, iya kan Al?" tanya Mawar lalu melihatku dengan memberi kode.

Dih Lu pikir gue mau kerja sama bareng Lu, Sorry!

"Enggak tu kalian ngelabrak gue tadi!" Kataku langsung melotot

"Huh, kalian melabrak Alicia? Kenapa?"

"Mampus dah korang!"

"Ih enggak kok, Alicia suka gitu deh kalau ngomong." timpal Citra membela Mawar.

Mereka menatapku kembali agar meng-iyakan saja, tapi males ah.

"Memang kenyataannya begitu, napa? gak seneng?"

"Udah, udah dari pada ribut-ribut kalian saling minta maaf ya." nasehat Zero pada akhrinya.

"Tapi..." kata mawar terlihat tidak suka dengan permintaamnya itu, toh tinggal minta maaf aja kelar. But, Gue juga gak ngarep si.

"Damai ya.." bujuk Zero lagi sambil menepuk pundak gadis itu.

"Yaudah, aku minta maaf ya Al ,tadi kami salah faham," ujar Mawar dengan raut wajah tak ikhlas diikuti temen se-gang nya.

"Oh, oke jangan diulangi yahh..."

Kami saling bermaaf-maafan walau didasari dengan rasa terpaksa.

"Nahh, kalau damai kan indah," ujar Zero yang melihatnya.

"Indah matamu!"

"Ya sudah kalian ke kelas dulu sebentar lagi masuk."

"Baiklah." Kata Mawar dan teman-temannya dengan senyuman.

"Sampai bertemu lagi Zer,"

"Sampai jumpa!"

"Balas pesan aku!"

Lump In your Troath [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now