tiga; trolley

120 26 0
                                    

oke, seharusnya hal ini sudah tidak begitu mengejutkan. namun tetap saja, cukup mencengangkan.

wonwoo dan jamie bertemu lagi di supermarket.

pria itu berhenti persis di depan trolley jamie yang sedang memilih sereal. dari sekian kemungkinan, berjuta-juta lokasi, miliaran detik, mereka bertemu lagi.

sebenarnya jamie sudah bisa menduga, tapi ia pun tidak yakin akan beneran terjadi. apakah ini sebuah takdir? suatu kebetulan? apapun itu, ini cukup aneh.

mereka sudah bertemu tiga kali!!!

randomly!

"k-kau tidak menguntitku, kan?"

"tidak! enak saja!"

"..."

"kau yang menghampiriku. jangan-jangan kau yang menguntitku?!"

"untuk apa aku mengikutimu?"

"eh- benar juga."

tangan wonwoo menggapai sereal berkotak coklat di sisi jamie sambil membisikkan, "permisi."

"lebih enak yang ini tau," komentar jamie asal nimbrung. telunjuknya menunjuk kotak sereal bertuliskan 'milo balls' sebelum mengambil satu dan menaruhnya pada trolley.

"koko krunch jelas lebih enak," wonwoo menanggapi balik.

"milo! duh."

"koko krunch."

"milo, wonwoo."

"koko krunch-- hey, aku belum tahu namamu, maam."

"loh aku belum memperkenalkan diri, ya?"

"belum."

"sepertinya sudah kok... namaku jamie."

"oh iya, jamie. sebenarnya aku lupa." wonwoo terkekeh.

mata jamie mendelik kesal, disusul dengan seruan "dasar!", membuat kekehan wonwoo semakin nyaring. "wonwoo, kau masih lama?"

"tidak, hanya akan membeli sereal lalu selesai."

jamie merogoh kertas kumal dari kantung celananya lalu menunjukkannya sekilas pada wonwoo. itu kertas daftar belanjanya. "aku masih lumayan banyak."

"waktuku senggang, mau kutemani?"

"hm? boleh."

"aku titip sereal dan susuku di trolleymu, boleh?"

"tidak." melihat muka wonwoo yang cukup kaget, jamie tertawa, "bercanda. boleh, boleh."

sereal dan susu ditaruhnya pada pojok trolley kemudian ia menunggu di belakang trolley jamie selagi perempuan itu memilih energy bar.

"sudah?"

"sudah."

lalu wonwoo mendorong trolley jamie, membuat jamie menghentikannya.

"anggap saja kau yang menitip barang di trolleyku," wonwoo menanggapi santai. "apa lagi yang kau butuhkan?"

"saus tiram dan all spice."

"kau bisa memasak?"

jamie melirik pada wonwoo dengan muka tersinggung. "man?! tentu bisa!!"

"soalnya aku tidak bisa."

"well, tidak mengherankan sih."

"heY!"

melihat muka wonwoo yang tidak terima, jamie terpingkal.

"kau beneran sedang lowong?"

"iya."

"croifee, setelah ini?" tawar si perempuan.

"ayo," jawab si laki-laki.

***

"oh, jadi itu sebabnya kau menemaniku. karena kau bosan."

"secara teknis, ya. tapi tidak juga. memang tidak ada yang sedang kukerjakan."

"enak sekali ya jadi pebalap. 3 bulan kerja, 1 bulan libur," jamie mengutip kalimat dari cerita wonwoo tentang pekerjaannya.

"selama 3 bulan, kita bermain nyawa tau!"

"kau pernah kecelakaan?"

"pernah. makanya alisku luka."

"AH. aku baru sadar. kau sudah ditindik. we're now twinzie, by the way!! ohhHh, tindikanmu untuk menutupi bekas lukanya?"

"hmm."

jamie menggigit croissant lalu bersandar pada kursinya. "sungguh aneh, kan?"

"apanya?"

"semua ini. kebetulan demi kebetulan."

wonwoo spontan membalas dengan anggukan. "tapi ini menyenangkan."

"setuju."

"kau-" wonwoo meneguk kopi hitamnya, "tertarik nonton grandprix? mumpung minggu depan akan diadakan di monaco."

"humm-" sebelum jamie sempat mengeluarkan tanggapan yang berarti, wonwoo sudah terlebih dahulu melanjutkan perkataanya.

"kalau mau, aku bisa beri vip tix dan paddock pass."

"heEeEE! wonwoo! kau serius? aku tahu harga tiketnya tidak murah!"

"kalau kau temanku, kau bahkan bisa ke backstage. ke pit. kau bisa bertemu denganku setelah selesai balapan."

"apakah aku temanmu?" sebuah lengkungan ke atas terbit pada wajah jamie yang juga menular pada wonwoo.

sambil memiringkan kepala dan tersenyum miring, wonwoo berkata, "setelah pertemuan-pertemuan aneh kita, alam semesta akan marah kalau aku menjawab 'tidak'."

"wonwoo...."

"hm?"

"you're so cool!!! T^T"

melihat ekspresi jamie yang terlihat lucu dimatanya, wonwoo pun tertawa keras.

_moiety.

moiety • wonwooWhere stories live. Discover now