dua; hockey

146 29 3
                                    

"loh-"

kekejutan dirasakan oleh kedua manusia tersebut pada saat mereka bertemu di depan toilet stadion bagian A. "jEON!?"

muka laki-laki di depannya semakin kaget, saat jamie mengucapkan dialog terakhir. "bagaimana kau tahu namaku?"

mengabaikan pertanyaan jerome, jamie malah bertanya balik, "kok kau ada disini?"

"kau juga kenapa ada disini?"

"jadi kita tidak akan menjawab dan akan terus saling bertanya nih?"

dahi jeon mengerut samar. "kau duluan yang begitu."

"oke-oke. apa yang ingin kau ketahui?"

"kenapa pertanyaanmu mendadak serius seperti itu?"

"HEY. BERHENTI BERSIKAP MENYEBALKAN!"

mendengar seruan jamie, lelaki tersebut tertawa. "aku mau menonton temanku."

hari ini hanya akan ada satu pertandingan di stadion ini dan si jeon-jeon barusan berkata ia akan menonton temannya disini? mata jamie menyipit curiga. "jangan bilang kalau temanmu akan bermain hockey?"

"bagaimana kau tahu?"

mulut jamie terbuka lebar. wah wah. ada ya kebetulan yang sepert ini? "karena aku juga."

kali ini mulut jeon yang ternganga. "kok...kita--" ia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya sehingga hanya bisa mengakhirinya dengan, "wah." merasa takjub sekaligus bingung.

kini, jamie mengulurkan tangannya. "jamie."

jerome menyambut tangan jamie dan melepasnya, sebelum berkata, "kau sudah tahu namaku."

"jeon? benar jeon?"

"kau serius tidak kenal aku?"

perempuan itu menyisipkan rambut ke belakang telinganya lalu menoleh pada lawan bicaranya dengan alis terangkat satu. "memangnya aku harus mengenalmu?" tanya jamie sambil berkacak pinggang.

jerome memajukan bibir bawahnya. "ya...tidak juga."

"uh? ayo, kita sambil jalan ke arena pertandingan," ujar jamie. "aku tidak mau telat menghadiri pertandingan hockey terpanas musim ini!"
jamie mulai melangkah, diikuti si pemuda di sebelahnya.

"mungkin kau tidak mengenaliku karena namaku," gumam jerome.

merasa bingung, jamie menoleh pada laki-laki itu, meminta penjelasan lebih. "jerome wonwoo. jeon adalah nama tengahku."

"ahh, jadi namamu jeon eh-atau wonwoo? eh-umm...aku harus memanggilmu jerome atau wonwoo? apa salah satunya marga?"

"jeon, margaku. terserah kau mau pakai yang mana."

"biar kutebak, korea?"

"hm. ethnicity korean, nationality french."

"kupanggil wonwoo saja ya? biar kita kembali menjadi orang asing di negeri ini."

"maksudnya?"

"aku orang indonesia dan akan terus begitu."

"ahh, indonesia. aku tau bali."

"kau hanya tau bali?"

"pulau komodo, jakarta, aku tau aku tau."

"wah. bagus. jarang kutemui yang sejenismu."

"sampai disini kau belum mengenalku?"

kenapa pertanyaan itu lagi? jamie tergelak, "belum tuh. memangnya kau siapa sih?"

"jerome wonwoo number 18!!"

"oke???"

"ah...kau memang tidak mengerti ya?"

"tidak," jawab jamie jujur.

"pebalap."

"ahh. i see." jadi wonwoo ini pengendara sport car?

"di team ferrouge."

"TEAM FERROUGE!?!?!" walaupun jamie tidak mengikuti olahraga mobil itu, tapi semua orang di dunia ini tahu apa itu ferrouge. perusahaan mobil ternama dengan ciri khas warna merahnya. siapapun yang memiliki mobil ini, wah, sudah tidak perlu diragukan posisinya.

ahh, segalanya menjadi lebih jelas. jadi itu alasan dibalik jaket merahnya waktu itu. pertamanya, jamie mengira lelaki ini hanya ngefans dengan merk ferrouge. ternyata.....

kali ini wonwoo tersenyum lebar. "iya," jawabnya bangga.

"pantas saja kau bertanya terus, apakah aku mengenalmu atau tidak. ternyata kau orang terkenal, ya."

sehabis diberi pujian seperti itu, wonwoo justru salah tingkah, "tidak juga sih. kalau kau?"

"aku? aku...pelatih ice skating untuk para atlet."

"whoa. cool. ohh, pantas saja kau menonton hockey hari ini?" ucap wonwoo dengan nada menyerupai pertanyaan di akhir kalimat.

"ya. yoon jeonghan adalah temanku."

"si pemain nomor tiga grup the yeti?"

jamie tersenyum lebar dan mengangguk dengan semangat. "yap. kau benar."

"sayang sekali, aku pendukung ice penguin."

"ohhh, jadi hari ini kita rival~"

wonwoo tertawa, membuat jamie ikut tertawa.

"go go ice pengguin!"

"tidak!! the yeti akan menang!"

***

tentu saja, tempat duduk supporter ice penguin dan the yeti dibedakan sehingga wonwoo dan jamie duduk terpisah sangat jauh. belum lagi tempat itu begitu sesak akan penonton, segera saja keduanya tidak saling melihat.

pertandingan berlangsung sengit dan berakhir dengan hasil yang tak disangka--oleh jamie.

setelah pertandingan selesai, jamie memutuskan untuk mendatangi temannya di ruang istirahat.

"yoon jeonghan!!"

"jamieee! kau datang!"

"bagaimana aku bisa melewatkan pertandinganmu? good game, good play, bro!"

"merci tapi kami tetap kalah. merde."

"tidak apa-apa. kau keren tadi saat bermain."

"oh jamie ma chérie, thanks. aku sayang kau."

"aku memang pantas disayang," balas jamie sambil mengendikkan bahunya tak acuh.

jeonghan tersenyum sejenak tapi lalu meninju pintu lokernya pelan. "tumben sekali ice penguin menang. tidak seharusnya seperti ini."

jamie termenung akan pernyataan yang dilontarkan temannya.

tadi jamie iseng membuat taruhan dalam dirinya sendiri. kalau sampai the yeti kalah- hal yang hampir tidak pernah terjadi- ia akan bertemu lagi dengan wonwoo.

ia berpikir seperti itu, karena the yeti tidak mungkin kalah. well, probabilitasnya 9/10 the yeti bakal menang.

tapi. uh oh.

apakah ini sebuah pertanda ia akan bertemu lagi dengan wonwoo?

_moiety.

not-an-author's note:
sepertinya aku selalu ngebuat cerita dengan awal yang bosenin : , D hiks.

moiety • wonwooNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ