dua belas; rencana

28 8 3
                                    

melewati belasan kemenangan, puluhan racing weeks, ratusan pertemuan, ribuan hari, akhirnya tiba saat ini.

saat-saat persiapan pernikahan.

2 bulan yang lalu, wonwoo meminta jamie untuk menjadi tunangannya.

1 bulan yang lalu, wonwoo mengajaknya makan malam di hotel dengan pemandangan menara yang menjadi ikon negara prancis.

romantic candle light dinner, a bottle of wine, yah... momen biasa namun berubah menjadi luar biasa saat wonwoo melamar jamie untuk lanjut ke jenjang yang lebih serius.

sekarang, akhirnya, mereka cukup disibukkan dengan tetek bengek urusan-urusan acara pernikahan yang akan dilangsungkan 2 bulan lagi.

"wonwoo, kau sudah mengirim ukuran badanmu pada paolo?" jamie sedikit berteriak untuk berbicara pada wonwoo yang berada di dapur.

"sudah!" jawab wonwoo sambil berjalan ke ruang tamu, tempat jamie berada.

"sudah, paolo. ada di emailmu. iya-iya. hm. oke. ya, boleh. oke. oke. hm. byeee."

sebuah desahan lega keluar dari mulut jamie saat ia menyandarkan kepalanya pada sofa. perempuan yang sedang memijat pelipisnya itu  baru saja menutup telpon dengan paolo, perancang gaun pernikahannya untuk membahas perihal -ya, tentu saja- gaun pernikahan.

terdengar mewah tetapi sesungguhnya ia melakukan hal itu supaya tidak terlihat sebagai calon istri pebalap yang memalukan di mata publik -sekarang, nama jamie cukup dikenal luas karena kejadian 2 bulan yang lalu. benar kata wonwoo, video menangisnya sempat viral di sosial media. cukup memalukan bagi jamie, walaupun sejauh ini komentar-komentarnya positif.

juga, ia hanya memesan gaun terusan sederhana. model summer dress, karena pernikahan mereka akan dilangsungkan di pantai Côte d'Azur, Nice.

"aku masih harus mengurus souvenir dan makanan, wonwoo..." rengek jamie. "belum menghubungi pihak dekorasi dan-- ugh..."

"masih bisa besok-besok."

"tapi-"

"istirahat dulu."

"... :("

"kau mau tumbang sebelum malam pertama?"

"WONWOO!!!"

"hehe."

"lagipula, kita sudah malam pertama, bodoh."

"lagi."

"ckck, mesum."

"nih." jamie menerima uluran gelas berisi teh dari wonwoo. "santai saja. masih lama, jamie."

"wonwoo."

"apa?"

"kalau- kalauuuu, misalnya, pada hari itu kau kalah, apakah hari ini akan sama? apa kau akan tetap melamarku?"

wonwoo menaruh gelasnya pada meja dan menumpukan kepalanya pada tautan kedua tangannya.

keadaan sunyi sejenak saat wonwoo berpikir dan jamie memejamkan matanya.

"jamie. terserah kau mau percaya atau tidak."

"hm?"

"waktu itu, aku sempat bilang, aku akan menang, kan?"

"ya, sepertinya. entah- aku tidak begitu ingat, maaf."

"pokoknya aku merasa aku pasti menang. aku merasa kemudiku tahu apa yang menungguku di garis finish. aku merasa hari itu berjalan selaras, lancar dengan keinginanku. aku merasa jalanku dimudahkan oleh Sang Pencipta. aku merasa doaku didengarNya."

"jadi, kita disatukan oleh Yang Diatas?"

"aku yakin seperti itu. jadi, aku tidak bisa menjawab pertannyaanmu. karena aku yakin, kita dibuat untuk bersatu."

jamie tersenyum, "dan semoga akan terus begitu."

_moiety.

moiety • wonwooWhere stories live. Discover now