lima belas; kedip

31 9 2
                                    

semenjak meninggalkan ruang operasi, pria itu belum juga sadarkan diri.

angka jam digital yang terpasang pada dinding ruang tunggu terus berganti.

sudah hampir 2 jam.

"tidak apa-apa. dokter berkata, organ-organ vital jerome dalam keadaan sehat. sekarang ia hanya sedang terlelap nyenyak," ibu jamie membelai rambut putri semata wayangnya.

"semua akan baik-baik saja, jamie," ucapnya menenangkan. "ayo, cuci muka dan makan dulu."

di tengah kegiatan makannya, seorang suster membawa berita baik pada jamie.

kekasihnya sudah siuman!

wonwoo hanya dapat membuka matanya. ia masih sangat lemah sekarang. pelipis, pipi, leher, dan torso bagian kirinya tertutupi kasa putih. begitu pun dengan tangan kirinya, terbalut perban.

dokter bilang, luka bakar yang dialami oleh pebalap tersebut cukup parah. selain itu, paru-parunya menyimpan sedikit cairan karena wonwoo sempat menghirup udara beracun yang timbul pada ledakan mobilnya.

namun, di luar itu semua, yang lainnya berfungsi dengan baik.

"jangan kaget saat melihat kondisinya. penampilannya bahkan akan berubah. tapi ini bahkan sudah lebih dari bagus, ms. jamie. mr. jerome selamat," ucap si dokter pada akhir paragraf.

jamie mengangguk-angguk kecil saat mengingat kalimat dokter, ia juga sedang menyemangati diri sendiri yang sebenarnya tidak kuasa melihat wonwoo terbaring seperti itu.

tapi tidak apa-apa!

walaupun keadaannya jauh dari kata 'sehat bugar', melihat wonwoo sudah bisa membuka matanya membuat jamie cukup mendesah lega.

bisa ia rasakan, ketegangan ototnya berangsur mengendur seiring dengan kedipan pelan yang dilakukan pria itu.

"wonwoo. kau bilang kau akan pulang."

wonwoo tidak menjawab- tentu saja.

"aku menunggu, tahu?"

"...."

"kan aku sudah bilang, aku tidak senang menunggu."

"...."

"kau sengaja, ya? agar aku yang mengunjungimu?! jahat......" sambil mengambil langkah mundur, jamie kembali menangis.

beberapa menit kemudian, saat tangisnya reda dan ia bisa mengendalikan emosinya, jamie kembali mendekati kasur tempat wonwoo terbaring.

"hey, wonwoo."

"kau tidur, ya?" tanya jamie saat melihat wonwoo memejamkan matanya. "oke, kalau kau mengerti apa yang kuucapkan, kedip 2 kali untuk ya, 3 kali untuk tidak."

"wonwoo, kau tidur?"

tidak ada reaksi. jamie mendekatkan dirinya pada wonwoo. benar-benar sedang beristirahat, ya?

"wonwoo jelek. kau tahu siapa aku?"

jamie semakin mendekat. mungkin nafasnya sudah menerpa pipi laki-laki itu. tangannya gatal ingin mengusap kelopak mata si lelaki. apakah wonwoo akan terbangun kalau ia meniup telinga pria itu?

bahkan di saat seperti ini, wonwoo tidak terlihat buruk. apa-apaan dokter itu, penampilan kekasihnya masih sangat tampan kok!!

tiba-tiba saja, jamie dikagetkan oleh wonwoo yang menggerakkan lehernya.

kedip. kedip.

kedip.

"WONWOO!!"

kedip.

"kau sadar!!!"

kedip. kedip.

"kau mengenalku?"

kedip. kedip. kedip.

"WONWOOOO!! kau tidak kenal jamie?!"

kedip. kedip. kedip.

"kau sedang bercanda, kan?"

kedip. kedip. kedip.

"aku jamie!!!! jangan bohong! kata dokter otakmu berfungsi dengan baik! kau tunanganku! dua minggu lagi kita akan menikah!!! kau lupa?!?"

kedip. kedip.

"jerome jeon wonwoo!!! kalau kau tidak kenal aku, aku tidak akan membuat chicken geprex lagi! coba sekali lagi! kau kenal aku tidak?!?!"

kedip. kedip.

jamie bergeming, menahan hasrat untuk memeluk wonwoo, lantas ia hanya bisa terkekeh parau. "wonwoo menyebalkan!!!"

_moiety.

moiety • wonwooWhere stories live. Discover now