8. Sikap Dingin Erga

626 76 2
                                    

-oOo-

Melva memandang heran Ameeza yang berjalan lebih dulu ke kelas dengan tangan masih menggenggam ice tea yang tersisa setengah. Lebih aneh lagi Ameeza tidak mau menetap di kantin dengan alasan terlalu bising dan malas.

Melva mempercepat langkah kakinya. Terlalu memikirkan alasan kenapa Ameeza aneh hari ini membuatnya sedikit tertinggal. Melva menoleh setelah langkah kakinya sejajar dengan Ameeza.

"Lo kenapa?"

Ameeza mengabaikan Melva yang sedari di kantin tadi sampai sekarang terus menanyainya dengan pertanyaan yang sama.

"Serius lo gak kenapa-kenapa 'kan?" tanya Melva lagi.

Ameeza tetap sabar mendengar pertanyaan serupa yang terus menghujaminya. Ia berani berjanji jika sekali lagi Melva bertanya hal yang sama. Ameeza tak segan-segan untuk membungkam mulut Melva saat itu juga.

"Lo gak pa-"

"Berisik!" Suara Ameeza berubah tegas dan dingin. Tak lupa sorot mata setajam silet yang Ameeza lemparkan pada Melva. Membuat perempuan itu langsung bungkam di tempat.

Ameeza membuang ice tea-nya ke tempat sampah yang kebetulan dekat dengan Melva. Nyaris saja Melva terkena lemparan asal Ameeza. Untunglah Melva bisa menghindar.

Tangan Ameeza bergerak membenarkan maskernya yang sempat turun. Rasa pening dan sakit gigi di pipi sebelah kanannya membuat ia sedikit sensi.

"Gue ke UKS," ucap Ameeza sebelum ia berbalik arah dan berjalan menuju UKS.

"Dasar keras kepala," gumam Melva sebelum akhirnya berlalu pergi.

Suasana koridor sepi karena sudah waktunya jam pelajaran dimulai. Ameeza memilih memasuki UKS sebab rasa pening dan sakit gigi yang amat menyiksanya.

"Lo sakit apa?" tanya Shaula seraya mengangsurkan buku daftar siswa yang sakit.

Ameeza melepas maskernya. Lalu menyimpannya di saku rok. Perempuan itu belum bersuara. Ia memilih untuk fokus menuliskan namanya di buku daftar siswa-siswi sakit yang diberikan Shaula.

Selesai menuliskan namanya, Ameeza mendongak lalu menyodorkan kembali buku tersebut. Shaula menerimanya, lantas menyimpan buku itu di atas meja.

Tanpa menunggu respon dari Ameeza kenapa ia bisa masuk UKS. Shaula sudah hafal kebiasaan Ameeza setiap tahun atau setiap bulannya. Apalagi kalau bukan sakit gigi karena terlalu banyak memakan makanan manis.

Shaula mengambil obat sakit gigi, segelas air putih, dan pisang. Lalu meletakkannya di atas meja. Selepas menyiapkan itu Shaula beralih menarik kursi yang tak jauh dari kasur. Kemudian duduk.

"Lo keras kepala banget, sih. Dibilangin makan manis boleh tapi ada batasannya juga. Gak baik buat gigi lo," nasehat Shaula.

Tak acuh dengan nasehat Shaula. Ameeza memilih mengonsumsi obat sakit gigi yang sudah disiapkan Shaula. Selepas menelan obatnya yang dibantu air putih. Ameeza memakan pisang yang tersedia sebanyak-banyaknya. Rasa pahit memang tak mudah dihilangkan dari lidahnya. Namun, dengan mengonsumsi buah atau makanan apapun. Rasa pahit itu pasti hilang.

"Gue balik ke kelas dulu. Nanti ada anak kelas sebelas yang ke sini."

Ameeza mengangguk tanpa banyak oceh.

AMEEZA (New Version)Where stories live. Discover now