4. Eskul or Club

980 102 0
                                    

Selamat membaca😄

-oOo-

Sudah berjalan sepekan semenjak kejadian dikejar-kejar segerombol cowok. Ameeza masih merasakan kesal di hatinya. Kejadian itu membuat ia jengkel setengah hidup.

Ameeza sempat mengajukan kepada Bahar untuk pindah ke SMA Antariksa yang lokasinya tak jauh dari SMA Antares. Namun, ayahnya justru menolak dengan tegas. Bahkan keputusan ayahnya itu didukung sekali oleh seluruh anggota keluarganya. Apalagi kedua kakaknya.

Helaan napas lelah terdengar pelan. Bahkan mungkin sangat pelan dan Ameeza yakin tidak ada yang mendengarnya. Namun, praduganya seketika patah saat seseorang mencolek bahunya.

Malas menanggapi, Ameeza hanya diam saja. Berikutnya bukannya ia merasakan ketenangan karena tidak menanggapi colekan di bahunya. Tapi, justru karena itulah Ameeza mendapat tepukan keras di bahunya.

"Ih, Amy ... gue mau ngomong," ucap Melva dengan mengerucutkan bibirnya.

"Lo lagi banyak pikiran, yah?"

"Gak."

"Eh, iya, lo mau ikut eskul apa?"

"Gak tahu," balas Ameeza acuh.


Gebrakan di meja Ameeza sontak membuatnya dan beberapa anak sekelas tersentak kaget. Bukannya Ameeza yang marah, justru Melva yang maju lebih dulu memasang wajah garang.

"Ah, sorry. Gue kelepasan," ujar Tomi-KM X MIPA 2 seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Baru saja Melva membuka mulutnya. Telunjuk Tomi lebih dulu menghentikan. "Sttt ... jangan ngomong dulu. Gue cuma mau nagih ke Ameeza bukan ke lo," terang Tomi.

"Emangnya Ameeza punya hutang apa sama lo?" tanya Melva heran. Matanya melirik bergantian antara Tomi dan Ameeza.

"Hari ini hari terakhir ngumpul buat mutusin lo mau ikut eskul atau club apa."

Pernyataan dari Tomi sukses membuat kepala Ameeza berputar selama beberapa saat. Padahal jauh-jauh hari Ameeza sudah memikirkan matang-matang untuk ikut eskul karate. Sayang pilihannya itu harus pupus ketika tahu yang menjadi ketua karate adalah Aludra-sepupunya.

Lama Ameeza berpikir. Sampai akhirnya Tomi kembali menegur. "Hoi! Ditanya malah bengong."

"Kasih gue waktu." Kata itulah yang terlontar dari bibir Ameeza karena kebingungan yang melandanya.

"Ah, lo kebiasaan banget. Ngundur-ngundur waktu. Cepetan kek gue sampe capek nagih lo. Dikira gue gak ada kerjaan lain apa," balas Tomi dengan wajah menahan kesal.

"Pulang sekolah."

"Oke, awas aja kalau lo ingkar." Akhirnya Tomi menyetujui permintaan pengunduran pengumpulan kertas berisi minat eskul. Meski disertai dengan ancaman.

Tak berselang lama setelah Tomi pergi dari bangkuan Ameeza, salah seorang teman sekelasnya berteriak. "Hoi! Pak Adam gak masuk!"

"Serius?"

"Hooh, serius. Tadi pas gue nyusul ke kantor guru. Kata Bu Mila, Pak Adam izin mau jenguk ibunya yang kecelakaan."

AMEEZA (New Version)Where stories live. Discover now