neùng

3K 135 1
                                    

Mark pov

Aku kembali mendatangi pub dimana pertama kali aku terhubung dengan P'Vee. Malam ini aku sengaja datang sendiri, aku tengah kesal dengan teman-temanku. Aku tak tahu apa yang mereka inginkan, terkadang mereka mendukungku untuk kembali pada P'Vee, tapi kadang pula mereka mendorongku semakin jauh dari P'Vee. Padahal mereka tahu apa yang sebenarnya ku inginkan, aku hanya ingin P'Vee sedikit berusaha lebih untuk mendapatkanku kembali, jika dia memang menginginkan. Aku benar-benar tak tahu dengan teman-temanku kali ini.

Seperti tadi sore, setelah kelas dibubarkan aku berniat membolos latihan renang. Hari ini aku sangat ingin bermalas-malasan, segera kuberesi peralatanku untuk kembali kekamar, namun niatku terganggu ketika pria tampan itu muncul.

"P'Vee kenapa kau datang lagi? Baru tadi siang kita bertemu, apa kau sudah merindukanku lagi?" 

Itu sapaan Fuse yang membuatku mengangkat kepala dari kesibukan membereskan isi tas. Sesaat tatapan kami beradu, namun segera ku alihkan lagi ke tempat semula. Aku masih tak sanggup melawan tatapannya yang selalu membuat otakku kosong seketika.

"Aku merindukannya Fuse, bukan kamu." Jawab pria tampan itu tanpa mengalihkan pandangannya.

"Ooohh sayang sekali P'Vee, jika itu aku, aku pasti sudah membalasmu. Dia bahkan selalu mengacuhkanmu, untuk apa kamu masih repot-repot."

"Aku tak pernah merasa repot karena menginginkannya."

"Tapi P', apa kau masih tak sadar juga. Selama ini dia selalu diam dan acuh karena sudah tak menginginkanmu. Bukankah keberadaanmu ini sangat mengganggu?" Kali ini Kamphan yang menyahut.

"Benarkah aku sangat mengganggu? Kenapa tak katakan itu sendiri." Sekilas aku melihat mata yang menyiratkan luka itu masih tertuju padaku.

"Oeyy P'! Dia diam karena terlalu malas untuk mengatakan padamu."

"Apa jika aku menghilang dan tak lagi mengganggunya dia akan lebih bahagia?"

"P'Vee aku sangat mendukungmu tapi aku lebih memilih kebahagiaan temanku." Tukas Fuse kemudian.

"Hmmm."

Aku benar-benar kesal mendengar obrolan mereka, aku bangkit dari kursi segera bergegas keluar dari kelas, dan mengabaikan panggilan Kamphan.

"Mark! Mark, Kau mau kemana?!"

'Menghilang?! Kau ingin menghilang Vee?! Coba saja jika kau berani melakukannya, aku tak akan pernah memaafkanmu Vee! Aku akan sangat-sangat membencimu.'

##

Vee masih bergeming di tempat, menatap kosong arah kepergian Mark sesaat lalu.

"P'Vee! P'!" Panggilan Fuse menarik kesadarannya. Ia beralih menatap kedua junior dihadapannya.

"Kenapa melakukan ini padaku?" ujar Vee getir. Fuse menepuk pelan pundak seniornya, memberinya senyum sebagai dukungan.

"P' sebenarnya apa tujuan P' kesini?" tanya Kamphan.

"Uhh Fuse ada pengambilan gambar untuk promosi fakultas, pergilah ke aula moonstar."

"Baiklah P', aku segera kesana. Lalu P'Vee mau kemana?"

"Aku akan kembali, ada urusan. Yihwa akan mengurusmu nanti Fuse." Jawab Vee setelahnya melangkah pergi.

"Ckk dua orang bodoh ini, masih cinta tapi saling menyakiti." Kamphan menggelengkan kepalanya.

"Vee tak memberi kesempatan Mark untuk menilai arti dia buat Mark. Dan si bodoh Mark terlalu percaya diri kalau Vee tak akan menyerah."

"Ai Fuse kalo P'Vee menyerah bagaimana Mark?"

"Apalagi selain menghiburnya dengan mencarikan nya Vee-Vee yang lain."

"Kau pikir masih ada?"

Fuse menyeringai, "Sialnya di kampus ini makhluk tampan dan seksi itu tinggal satu-satunya yang tersisa."




Reconciled; Mechanic of loveWhere stories live. Discover now