20%

106 17 0
                                    

Gelap bukan berarti jahat.
Terlihat bukan berarti nyata.
Terkadang kamu tidak bisa memahami semua.
Jangan merasa seperti kamu mengetahui semuanya.
Pada akhirnya, kamu hanya akan diselimuti rasa penyesalan.
__________

Sekarang sudah sekitar pukul lima sore. Radit, Pasha, dan Gita sudah lebih dulu sampai ke pondok pinggir hutan di kaki gunung. Untuk melanjutkan perjalanan ke rumah Kakek Pasha butuh sekitar waktu 2 jam jika mereka memilih berjalan.

Disana memang sudah disediakan Pondok penginapan untuk orang-orang yang memang ingin berkunjung ke Desa Tarunyan, desa yang berada di tengah hutan.

Bisa dibilang, rumah Kakek Pasha berada di desa itu, Desa Tarunyan.

"Gue saranin kita nginep dulu disini." Saran Pasha sedikit melirik Radit dan Gita bermaksud meminta jawaban mereka.

Gita membantah, "Loh kenapa? Kenapa ga langsung aja kita jalan kesana?" Tanyanya.

Radit menjawab, "Udah lah, kenapa lo ga setuju aja sama Pasha? Lagian dia yang udah berpengalaman kesini, kan?" Kata Radit mencoba meyakinkan.

Sebenarnya Radit mengiyakan Pasha karena tahu aturan, ini juga sudah jam lima sore. Jika mereka berjalan, kemungkinan sampai di desa Tarunyan itu sekitar jam 7 malam.

Radit tahu, disini pasti ada penunggunya. Sudah jelas sekali bahwa mereka sedang ada di pinggir hutan, hawanya saja sudah terasa sejak mereka tiba disini. Tidak mungkin mereka akan nekat berjalan disaat petang seperti ini, yang ada mungkin mereka akan mendapat masalah karena melakukannya.

Gita menghela, "Oke lah, jadi? Bayar penginapan disini 6 orang berapa?"

Pasha mengangkat tangan menawarkan dirinya, "Gue, gue aja yang bayar, gue emang udah nyiapin uang tadi." Tawar nya, namun Gita segera menggeleng cepat mendengar hal itu, sama hal nya dengan Radit. Agak menggoda namun mereka sedikit tidak setuju dengan tawaran itu.

"Nggak, nggak, nggak bisa gitu dong. Masa lo yang bayar semua?" Bantahan Gita mendapat anggukan dari Radit.

"Lo bisa ganti uang gue habis pulang dari sini, gue bayar juga karena biar ga ribet, lagian juga gue udah nyiapin uang. Gue udah persiapan mau kesini." Tandas Pasha berusaha menjelaskan.

Penjelasan itu membuat Gita dan Radit sedikit berpikir, wajah mereka mengadah keatas agar nampak seperti orang yang berpikir.

"Oke setuju, pas pulang kita semua balikin uang lo." Kata Radit setuju.

Pasha mengangguk, mengulas senyum di wajahnya kemudian masuk ke Pondok untuk memesan beberapa kamar meninggal kan Gita dan Radit yang masih berkeliling di luar.

Tubuh Gita bergetar seketika, suhu di pinggir hutan saat sore begini terasa dingin sekali. Apalagi di tambah hawa yang tidak mengenakan mengelilingi Pondok penginapan itu.

"Dit, lo ngerasa aneh ngga sih?" Gita tiba-tiba bertanya seraya mendekap tubuhnya sendiri karena merasa kedinginan.

Merasa tak ada jawaban, Gita menoleh kearah Radit yang sedang berdiri mengadah menatap pohon besar yang ada di depan Pondok.

"Dit?"

Masih tak ada jawaban dari Radit, angin tiba-tiba berhembus sedikit kencang membuat tubuh Gita merinding kedinginan.

ArwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang