19%

89 15 1
                                    

Kebohongan adalah hal yang wajar.
Kebohongan itu bisa dideskripsikan.
Suatu hal yang bukanlah sebenarnya.
Semua menganggap kebohongan adalah hal yang jahat.
Kemudian, apakah itu kebohongan untuk kebaikan?
__________

Semalam Aurel baru saja berkemas untuk liburan ini, dia menyiapkan beberapa pakaian termasuk jaket. Dia juga membawa beberapa novel untuk menghilangkan rasa bosan di perjalanan.

Aurel juga sudah mengetahui bahwa Zidan dan Radit akan bergabung untuk liburan ini. Aurel tidak kaget saat mengetahuinya karena Aurel tahu bahwa Ingha juga ikut bergabung di liburan ini.

Aurel hanya tersenyum kecil setelah mengetahuinya, yah mungkin bukan waktunya gue untuk ngerasa sedih, karena tujuan gue adalah nemuin Eva, pikir Aurel dalam hatinya.

"Cie yang mau liburan ke gunung, udah di tunggu sama Kak Zidan di depan tuh." Ucap Lia yang sudah berdiam di depan pintu kamar Aurel.

"IYA IYA BENTAR."

Aurel segera mengemas tasnya dengan cepat kemudian keluar dari kamar itu dengan tergesa-gesa.

"Makanya gausa pake dandan segala, cuma ke gunung doang kok."

Aurel berdecak, berusaha untuk tidak emosi. Lagipula buat apa dia berdandan?

"Apasih sok tau banget, gue aja gak dandan." Balas Aurel, kemudian lanjut turun dan menuju keluar. Tak lupa ia juga berpamitan dengan Vilona yang sudah menyiapkan bekal untuk Aurel berlibur.

"Makasih ma."

"Hati-hati ya au."

"Iya mah."

Vilona menatap anaknya dengan tersenyum dan menutup pintu rumah dengan pelan. Sudah selama ini, akhirnya Aurel bisa tersenyum dan bersenang-senang. Vilona ikut bahagia untuk Aurel.

Aurel langsung berlari tergesa-gesa menuju gerbang setelahnya. Ia merasa bersalah juga karena bangun sesiang ini.

"Udah lama nunggu nya?" Tanya Aurel yang baru saja keluar dari gerbang rumahnya menuju Zidan yang sedang bersandar di depan mobil.

Zidan menoleh dan tersenyum, "Enggak lama banget, udah? Langsung aja, Radit udah duluan jalan tadi." Katanya sembari masuk kedalam mobil.

Aurel menghela nafas kemudian duduk di kursi belakang, ya karena Aurel sudah melihat Ingha duduk di kursi depan, jadi tempat yang tersisa adalah kursi belakang. Tempat yang biasa Aurel dapatkan sekarang sudah tergantikan oleh Ingha.

Zidan menyalakan mobilnya kemudian melaju menyusul mobil yang dibawa Radit. Ingha hanya diam melihat keluar arah jendela dan Aurel mengeluarkan novelnya dan mulai membaca cerita yang belum sempat ia habiskan.

***

"Dit, lo kok bisa ikutan si? Ceritanya gimana?" Tiba-tiba Gita bertanya.

Radit hanya menghela nafas kemudian mulai bercerita bagaimana dia bisa ikut seperti ini. Di mulai dengan ia bertemu Zidan.

Saat itu Radit sedang dalam perjalanan menuju kantin untuk membeli air putih, karena berpikir membuatnya lelah dan haus.

ArwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang