18%

115 18 2
                                    

Masa lalu biarkan lah tetap menjadi masa lalu.
Kita terlahir dari masa lalu.
Mengapa kita terus mencari tau?
Apakah sejarah itu?
Panduan kita hanyalah masa kini, dan masa depan.
Tetapi itu tak berpengaruh terhadap hantu ataupun setan.
__________

"Kak, udah mau sekolah?"

"Iya bun."

"Hati-hati ya kak."

"Oke bun."

Radit langsung menuju sekolah dengan sepedanya, ini selalu menjadi olahraga bagi Radit setiap pagi. Katanya, ia lebih suka pake sepeda biasa dari pada motor, lebih banyak kesempatan mati jika menggunakan motor.

Ketika Radit sudah sampai di sekolah, tidak lupa ia memarkir sepedanya dan menuju kelas. Tetapi di tengah perjalanan Radit baru ingat bahwa hari ini adalah hari dimana ia akan ujian. Ia pun mengecek papan pengumuman dimana ia akan melaksakan ujian itu.

Radit juga sudah tau bahwa dia akan ujian bersama anak IPA, ini akan mengurangi adanya murid yang menyontek, guru-guru jaman sekarang sudah mulai keren, pikir Radit.

Radit pun mengecek papan pengumuman terdekat, ketika sudah tau letak kelas dimana ia akan ujian, tanpa basa-basi Radit langsung berlalu untuk menuju kesana.

"Dit!"

Radit menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke arah suara yang memanggilnya, oh Zidan, teman sebangkunya yang absurd. Kebiasaan warga +62 adalah, ketika dipanggil ia akan menoleh kemudian menaikkan alis, bukankah itu lucu? Baru saja hal itu Radit lakukan tadi.

"Lo mau kemana?"

"Ke kelas."

"Ngecek ruangan ujian dimana ya, Dit?"

"Nih disini." Tunjuk Radit ke papan pengumuman yang berada tepat di sampingnya.

Zidan cuma mengangguk, lalu mengecek ruangannya juga. Tetapi lama-lama ia merasa di perhatikan oleh kebanyakan murid yang lewat, lalu Zidan menoleh ke arah Radit sebentar, walau sebenarnya tujuan Zidan adalah melihat siapa yang sedang memperhatikan dia dan Radit.

Tatapan mata siswi-siswi membuat Zidan merinding, ia juga mendengar sebuah bisikan yang lewat.

"Ih ganteng banget ya."

"Pacar gue itu yang pake hoodie."

Dengan cepat Zidan menyadari bahwa ia sedang memakai hoodie.

"Ah Radit ganteng banget si."

"Dit, lo denger kan?"

Radit hanya menaikan alis, "Makanya gue pake earphone, kan?"

Oh jadi selama ini itu alasan mengapa Radit kemana-mana selalu memakai earphone? Zidan mangut-mangut sambil tersenyum paksa.

"Yah lo beda ruang sama gue." Keluh Zidan.

"Yaudah, pisah disini aja, mang napa?"

"Nanti kagak bisa nyontek hehe."

"Tai lo."

Selanjutnya Zidan cuma terkekeh-kekeh, dan Radit hanya menggeleng-gelengkan kepala.

ArwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang