16. Meaningless Kiss

Start from the beginning
                                    

• • •

Derrel kira, Atilla terlalu lama menyembunyikan wajahnya di bawah bantal. Ternyata, gadis itu justru tertidur pulas di sana. Derrel terkikik geli, lalu mulai mengumpulkan nyali untuk membangunkan Atilla.

"Heh. Bangun."

Derrel tahu bahwa untuk membangunkan Atilla tidak cukup hanya dengan itu. Oleh sebabnya, Derrel masuk ke kamar mandi untuk membasahi tangannya.

Ia berjalan hati-hati mendekati Atilla. Tanpa aba-aba, ia langsung mengelus kasar wajah Atilla dengan tangannya yang basah. "Banguuuuuunnnn kebo!"

"DERREL! AAAAH DINGIN, ANJRIT!"

"Lo sih dibangunin susah amat. Buruan bangun!"

"Iya! Bawel lo!" Atilla mencebik. Kekesalannya semakin menjadi saat Derrel justru menertawakannya.

Atilla mengusap wajahnya dengan tangan. Lalu, menatap Derrel lamat-lamat. "Gue cium lagi baru tau rasa lo."

Derrel sedikit tersentak. Namun, berusaha menjaga ekspresinya saat diyakininya bahwa Atilla tengah ingin bermain-main dengannya. Karena itu, Derrel menghampiri Atilla, lalu memajukan wajahnya lebih dekat dengan gadis itu.

"Yaudah. Nih, cium."

Atilla membelalakkan matanya ketika Derrel justru memejamkan mata menunggu bibir sosoran bibir Atilla.

Mata Derrel masih terpejam. Untung saja lelaki ini tak bisa melihat wajah gugup Atilla saat ini. Saat kesadarannya kembali ia dapatkan, Atilla mendapatkan ide yang jauh lebih baik.

Plak!

"Aw! Sakit, Tilla! Kasar banget sih, jadi cewek!" omel Derrel setalah Atilla memberinya tamparan tepat di bibirnya.

"Enak aja lo minta cium. Emang lo siapa gue?"

Kemudian, Derrel mengejar Atilla yang berusaha melarikan diri ke luar kamar.

• • •

"Halo?"

"Ya, Halo? Kenapa, Kan?"

"Lo di mana anjir? Nyokap lo tadi nelpon gue, nyariin lo."

Derrel mengumpat dalam hati. Ia lupa untuk memberitahu Arkan atas kebohongan yang telah dirancangnya. "Terus lo bilang apa?"

"Untung aja gue bilang lo masih tidur. Lo di mana sih? Tumben banget bohong kayak gini. Pake alasan nginep di rumah gue lagi."

"Lo emang teman gue yang paling pengertian, Kan! Thanks, Bro!"

"Lo di mana sih?"

"Ini...gue lagi sama temen lo yang repotin banget nih. Temen kesayangan lo."

"Siapa dah?"

Derrel meneguk sedikit susu yang sebelumnya sudah disajikan di atas meja. "Siapa lagi kalau bukan Atilla?"

"Yaelah, kirain siapa. Jadi, udah ketemu tuh anak? Syukurlah, seenggaknya dia nggak repotin gue."

CephalotusWhere stories live. Discover now