"Tapi kamu harus tetap makan, Yeeun."

Yeeun menatap Chan sengit. Gadis itu baru akan ajukan protes saat tiba-tiba saja Chan menarik tangannya agar kembali duduk di tempat semula. Pun pemuda Bang itu kembali mendekatkan semua makanan yang sebelumnya Yeeun dorong menjauh.

"Makan sesuap dua suap saja, deh. Seenggaknya kamu harus ngehargain Deokmi Ajhumma yang sudah masakin kamu," ucap Chan. Pemuda itu sudah melepaskan genggamannya. Karena tangannya kini bergerak untuk memberikan sendok kepada Yeeun yang tanpa ragu menggeleng.

"Ayolah, Yeeun, sedikit saja,"

Gadis itu menggeleng lagi. Dia benar-benar tidak berselera makan saat ini.

Chan sebenarnya mengerti. Sangat amat mengerti. Hanya saja Chan harus tetap memastikan ada sesuap atau dua suap nasi yang masuk ke perut si gadis yang sudah melewatkan sarapannya akibat insiden yang terjadi pagi tadi.

Jadi, bagaimana pun caranya Yeeun harus makan sekarang.

"Sekali aku bilang enggak mau ya enggak mau!" Yeeun bersungut saat Chan menyuapinya tanpa persetujuan. Yeeun bahkan tanpa sadar memukul lengan Chan cukup keras hingga sendok yang dipegang pemuda itu terlempar dan makanan yang ada di sana jatuh mengotori meja.

Chan terkejut, tentu saja. Selama beberapa saat Chan hanya diam memandangi meja yang mendadak jadi kacau. Dia benar-benar dibuat tak dapat bereaksi saking terkejutnya.

Sementara itu, Yeeun memalingkan wajahnya yang mengeras dan memerah. Napasnya mendadak memburu. Dan Chan tahu bahwasanya gadis itu sedang dikuasai oleh emosi.

Rasanya seperti déjà vu.

Chan menarik napas dalam-dalam sebelum berdiri untuk mengambil beberapa lembar tisu dan langsung membersihkan makanan yang berceceran di atas meja juga sendok yang terlempar tak jauh dari sana. Beruntung hanya sedikit makanan yang terbuang sia-sia.

"Sayang banget," gumam Chan selagi membersihkan meja, "pasti setelah ini banyak Peri Padi yang nangis."

"Kalau begitu kenapa enggak kamu saja yang makan supaya enggak ada Peri Padi yang nangis," Yeeun bersuara masih dengan wajahnya yang berpaling. Kedua tangannya bahkan terlipat di atas dada.

"Aku bakal makan, tapi kamu juga harus makan."

"Enggak mau!"

Yeeun tetap kekeuh untuk menolak makan siang. Namun, Chan juga tidak kalah kekeuh untuk tetap merayu Yeeun agar mau makan. Itu sebabnya meski sudah sangat jelas Yeeun mengatakan tidak mau Chan tetap membuat kesepakatan dimana jika ia makan maka Yeeun juga harus makan.

Detik selanjutnya, tanpa ada keraguan sedikitpun, Chan mulai menyendok makan siang milik si gadis.

Yeeun hanya melirik Chan yang sudah memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Dilihatnya raut wajah Chan yang seketika berubah. Sesaat wajah pemuda itu menunjukkan raut terkejut. Dan sesaat kemudian dahinya terlihat mengerut.

Chan adalah orang yang sangat suka makan. Chan menyukai semua jenis makanan--asal tidak terlalu pedas. Dan setiap kali ada makanan yang masuk ke dalam mulutnya, Chan akan bersenandung atau berjoget kegirangan seperti bayi. Rasanya terlalu berlebihan tetapi seperti itulah reaksi Chan setiap mulutnya diisi makanan.

Namun, lain dengan sekarang. Pemuda Bang itu tidak bersenandunh apalagi berjoget kegirangan. Dia bahkan mengunyah makanan di dalam mulutnya dengan gerakan lambat. Kerutan di dahinya tak kunjung menghilang dan Yeeun sudah menduga reaksinya sejak awal.

Reaksi yang Chan berikan adalah reaksi yang wajar.

"Gimana rasanya? Enak?" tanya Yeeun. Terdengar sedikit nada sarkastik dalam tanyanya.

Stand by Me - Stray Kids FanfictionWhere stories live. Discover now