41

1.4K 127 13
                                    

Yuna ternganga melihat apa yang ada di dalam sana. Banyak tanaman sejenis lumut yang bercahaya keemasan. Pemandangan gua itu begitu indah.

"Cantik, kan?" kata Vian. "Ini adalah tempat rahasiaku. Dulu kalau bertengkar dengan ayahku aku pasti kabur ke sini."

"Tempat seindah ini, kok nggak ada yang tahu?" ucap Yuna takjub.

"Mungkin gara-gara mitos itu. Dulu katanya ada orang yang meninggal di dalam gua ini. Jadi warga sekitar takut dan tak berani mendekat," terang Vian.

"Kadang aku berpikir kalau mitos itu diciptakan untuk melindungi sesuatu yang penting seperti ini. Seperti mitos ratu pantai selatan. Orang-orang kita hanya sedikit kan yang berani berlayar dan memancing di sana. Padahal kapal asing lewat sana dan mencuri ikan di sana selama puluhan tahun. Mungkin mitos itu sengaja diciptakan oleh penjajah dulu untuk monopoli ikan di laut selatan," ucap Vian

"Pikirannya seorang businessman memang beda ya," ujar Yuna. Semakin sering mengobrol dengan Vian, Yuna jadi merasa Vian adalah pribadi yang menarik dan penuh filosofi. Mungkin saja dulu dia menikah dengannya karena rasa kagumnya pada pria itu.

Yuna jembatan tersenyum saat menikmati lumut-lumut bercahaya  emas itu. "Bagus juga sih ada mitos seperti itu. Kalau banyak orang yang tahu tentang tempat ini pasti nanti bakal rusak," lirih Yuna. "Ngomong-ngomong, ini lumut namanya apa?"

"Schistostega pennata, orang-orang biasa menyebutnya Emas Goblin," jelas Vian.

"Tanaman yang cantik sekali, dia bisa tumbuh meski di tempat yang gelap seperti ini," senyum Yuna. "Dunia itu ternyata masih penuh dengan misteri ya, ada banyak hal yang belum kita ketahui."

Vian mengangguk. "Lautan yang berhasil dieksplorasi oleh manusia mungkin belum sampai sepuluh persennya. Kamu tahu kisah Nabi Yunus, kan?"

"Nabi yang ditelan ikan paus itu?" Yuna balik bertanya.

"Bukan ikan paus," geleng Vian. "Al Qur'an menyebutnya Ikan Nun. Karena keterbatasan daya imajinasi manusia jadi dalam beberapa buku menyebutnya ikan paus. Ya, memang spesies ikan terbesar yang ditemukan sekarang baru ikan paus biru, kan? Ikan itu hanya digambarkan sangat besar sampai bisa menelan kapal. Mungkin dia spesies yang berbeda."

"Apa lebih besar dari hiu megalodon ya?" tanya Yuna.

Vian terkekeh. "Entahlah, beberapa ulama beranggapan ikan itu masih hidup sampai sekarang."

"Oh ya?" Yuna membelalak takjub.

"Ada dalilnya yang kuat. Coba lihat ini surat ayat seratus empat puluh tiga dan seratus empat puluh empat."

Vian membuka aplikasi Qur'an di ponselnya dan menunjukkannya pada Yuna. Istrinya itu membaca terjemahan dari ayat tersebut. 

"Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berdzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di dalam perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan."

Yuna mengerutkan kening membaca ayat itu. Vian kemudian menerangkan. "Ayat ini menunjukkan bahwa kemungkinan Ikan Nun akan hidup sampai hari kiamat. Berarti sampai hari ini dia masih hidup."

Yuna mengangguk-angguk takjub. Vian bukan hanya sekadar pria kaya biasa. Dia punya kepribadian yang baik dan juga wawasan yang luas. Yuna sungguh sangat bersyukur bisa menjadi istrinya.

Nyala dari ponsel Vian meredup kemudian mati. Vian mengeluh dan mencoba menyalakan kembali benda itu tetapi tidak berhasil. "Yah mati, baterainya habis."

Yuna terdiam memandang Vian. Tiba-tiba saja dia merasakan sesuatu yang ganjil. Seperti sebuah perasaan yang familiar lagi.

Yuna memejamkan matanya dan melihat dirinya dengan Vian duduk-duduk di dalam gua itu. Mereka saling bertatapan kemudian berciuman. 

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rewrite memories (Ongoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang