32

1.1K 198 64
                                    


Yuna kembali ke kamar dengan perasaan waswas. Reaksi Bi Inah barusan menunjukkan bahwa hubungannya dengan almarhumah Ulfa tampaknya tidak terlalu baik. Sebenarnya itu cukup masuk akal. Yuna adalah mantan pacar Zaki, bahkan mereka sudah hampir menikah. Mungkinkah mereka sempat berselisih karena masa lalunya dengan Zaki? Ataukah karena hal lain? 

Yuna menghela napas sembari meminum coklat panas yang tadi dibawanya dari dapur. Sampai hari ini dia tak mengerti mengapa hubungannya dengan Zaki kandas begitu saja. Zaki menolak memberitahunya. Desi, Silvi bahkan ibunya tak tahu apa-apa. Satu-satunya informasi yang mungkin benar adalah dari Wanda. Gadis itu mengatakan bahwa mereka berpisah karena Zaki berselingkuh. Lalu dengan siapa? Perusahaan ayah Zaki yang bangkrut itu juga mungkin ada hubungannya. 

Wanda ... Yuna mengerutkan kening memikirkan sahabatnya sejak kecil itu. Mengapa mereka putus kontak begitu saja selama dua tahun? Benarkah karena Wanda mencuri uang lagi dari Yuna? Apakah dirinya sepicik itu hingga tega memusuhi Wanda hanya karena materi? Sementara dia tahu bahwa keuangan keluarga Wanda memang tak pernah baik. 

Yuna duduk di pinggir kasur dan menyalakan lampu duduk. Semua ini terlalu penuh misteri. Apa sebenarnya yang telah terjadi selama dua tahun terakhir. Mengapa semua memori itu terhapus begitu saja dari ingatannya? Ada apa sebenarnya?

Yuna membaringkan diri di atas ranjang lalu menarik selimut. Kepalanya terlalu pusing memikirkan semua ini. Sebaiknya hari ini dia beristirahat. Siapa tahu esok dia bisa mengingat sesuatu.

***

Sinar mentari yang menerobos tirai membuat Yuna terbangun. Dia baru saja terlelap setelah menunaikan ibadah shubuh tadi. Wanita berponi kerinci itu memandang jam di dinding kamar yang menunjukkan pukul tujuh pagi. Yuna mendesah. Dia bangung kesiangan. Pasti akibat dari tidak bisa tidur semalaman. 

Wanita itu bangkit lalu bergegas mencuci muka lalu ke luar dari kamar. Dia mendapati suaminya duduk di ruang tengah sembari membaca koran dan meminum kopi. Pria itu tersenyum ketika menyadari kehadirannya.

"Kamu bangun juga, putri tidur," olok Vian.

Yuna mengeluh lalu duduk si samping Vian. "Aku kesiangan, kamu nggak ke kantor?" tanya Yuna. Biasanya sebelum jam setengah tujuh suaminya sudah kabur dari rumah. Makanya aneh melijat pria itu masih duduk di sini pada jam-jam ini.

"Sudah kubilang kan kemarin kalau aku mau ambil cuti," terang Vian.

"Jadi hari ini sudah libur?" 

Vian mengangguk. Pria itu lalu menyodorkan ponselnya pada Yuna menunjukkan akun instagram istrinya. "Aku punya ide bagus untuk menghabiskan liburan ini. Bagaimana kalau kita mencoba melakukan napas tilas?"

Yuna menerima ponsel suaminya dengan dahi berkerut. "Napak tilas?"

"Mengenang hal-hal yang dulu pernah kita lalui bersama. Anggap saja seperti menulis kembali kenangan kita," kata Vian sembari tersenyum kecil.

"Jika seluruh ingatanmu tentangku hilang. Kurasa aku perlu mengukirnya kembali. Awas, nanti kamu jadi jatuh cinta lagi padaku," kekeh pria itu.

Yuna tergelak. Dia mengangguk setuju. "Oke, aku kita tulis ulang semuanya."

***

Terima kasih atas votes dan komennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih atas votes dan komennya.

Rewrite memories (Ongoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang