14

1.3K 210 5
                                    

"Selamat datang, Bos," sapa Nina yang berjaga di depan stan. Yuna terperanjat melihat sosok adik kelasnya semasa kuliah itu. Dia langsung berteriak dan memeluk gadis itu.

"Nina! Ya ampun kangen!" seru Yuna.

"Bos gimana? Sudah sehat?" tanya Nina.

Yuna terkekeh geli. "Apaan sih, kok kamu manggil aku begitu."

"Dari awal masuk kerja aku manggil begini kok," dalih Nina.

Yuna terdiam sembari mengamati stan offline tokohnya yang cukup rapi. Tidak terlalu banyak barang tapi semua yang dijual manis-manis sesuai seleranya. Dia tak pernah menduga mimpinya telah menjadi nyata. 

"Bos, aku dengar gosip kalau Bos hilang ingatan?" tegur Nina.

Yuna tersenyum kecil. "Itu bukan gosip," aku Yuna.

"Jadi beneran? Tapi Bos masih ingat aku?" tanya cewek berambut panjang itu bingung.

"Hanya sebagian ingatan yang hilang, memoriku selama dua tahun terakhir," jelas Yuna.

Nina terbelalak. "Hah, jadi Bos nggak ingat sama suami Bos yang seksi itu?" katanya takjub.

Yuna mengangguk sembari menyelipkan rambut di belakang telinga. Rasanya canggung sekali harus mengakui hal itu. Yuna menatap Nina yang tampak prihatin padanya. Wanita itu kemudian sadar bahwa Nina cukup dekat dengannya. Mungkin cewek itu tahu bagaimana hubungannya dengan Zaki bisa kandas. Yuna menoleh ke kanan-kiri. Mumpung Vian masih memesan Chat time, dia bisa menanyakan hal itu pada Nina.

"Nin, apa kamu ingat mantan pacarku, Zaki?" tanya Yuna.

Dalam hati dia berharap-harap cemas. Semoga dia bisa mengorek sesuatu tentang masa lalunya dari Nina.

"Hah? Suami adik iparmu itu? Kenapa tiba-tiba ngomongin makhluk sialan itu?" ucap Nina dengan emosi. 

Yuna terdiam mendengar reaksi Nina. Adik kelasnya satu itu memang cukup tempramental. Jika dia sampai berkata-kata kasar begini itu artinya Zaki pasti sudah menyakiti dirinya.

"Apa kamu tahu bagaimana kami bisa putus?" tanya Yuna.

"Aku nggak tahu detailnya sih. Waktu itu Bos nggak mau cerita. Kamu cuman nangis aja dipojokan kamar. Iyalah, udah pesen undangan gitu tiba-tiba putus aja! Udah gitu selang beberapa bulan kemudian dia nikah lagi sama bajingan itu!"

Yuna terdiam mendengar bagaimana Nina menyebut istri Zaki. "Kamu kenal sama Ulfa?" tanya Yuna.

"Nggak! Aku nggak kenal sama dia!" tegas Nina sembari bersedekap. "Yang aku tahu, dia cuman cewek kurang ajar yang suka nuduh, Kakak selingkuh sama suaminya. Padahal jelas-jelas dia sendiri yang pelakor!"

Mata Yuna terbelalak lebar. "Aku selingkuh dengan Zaki?" lirihnya terkejut.

"Nggaklah! Aku yakin cewek itu cuman salah sangka aja. Kakak Bos kan cinta mati sama suami Bos!" elak Nina.

Yun bergeming. Apa sebenarnya yang telah terjadi selama dua tahun ini? Mengapa dia melupakan semuanya begitu saja? Sebuah kecurigaan tidak akan muncul secara tiba-tiba. Kenapa Ulfa sempat menuduh dirinya berselingkuh dengan Zaki? Apa hanya karena mereka mantan pacar? Yuna bahkan tidak ingat bagaimana dirinya dan Zaki bisa putus.

"Yuna." Panggilan Vian membuyarkan lamuna Yuna. Pria itu membuka pintu kaca dan masuk ke dalam stan. Dia menyodorkan satu gelas chat time pada Yuna dan satu gelas lagi pada Nina. Adik kelas Yuna itu tentu menerimanya dengan senang hati.

"Makasih, Suami Bos," ucapnya kegirangan.

Yuna bernapas lega. Untung saja Vian sempat memanggil namanya sebelum masuk, sehingga dia sempat menghentikan pembicaraan dengan Nina mengenai Ulfa dan Zaki. Semoga saja Vian tidak ikut mendengarkan percakapan mereka tadi.

"Kamu masih mau lihat-lihat?" tanya Vian pada istrinya.

Yuna menggeleng. "Sudah malam, ayo kita pulang aja."

"Oke." 

***

Votes dan komen ya Guys...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rewrite memories (Ongoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang