38

1.1K 112 20
                                    

Tania bertemu dengan teman sekolahnya, Ipda Yudha di sebuah Kafe saat waktu istirahat siang. Pria itu masih mengenakan seragam lengkapnya.

"Ada apa nih tiba-tiba manggil?" tanya Yudha. Sejujurnya mereka bukan teman yang dekat, tapi karena Tania tiba-tiba menyinggung tentang kasus pembunuhan, Yudha jadi penasaran juga. Setahunya cewek angkuh satu itu tak pernah tertarik dengan misteri.

"Apa kamu sudah tahu kalau Ulfa meninggal?" tanya Tania.

Yudha tampak tercengung. Ulfa adalah mantan pacarnya. Mereka sempat menjalin hubungan cukup lama dan putus karena Yudha harus menempuh pendidikan di Semarang, sementara Ulfa tak bisa menjalin hubungan jarak jauh. Melihat ekspresi pria itu, Tania yakin Yudha nggak tahu. Mereka memang hampir tak pernah berhubungan lagi setelah putus. Apalagi Vian tak mengenal Yudha ini, jadi tak ada alasan untuk mengundang mantan pacar keponakannya itu ke pemakaman Ulfa.

"Bagaimana?" ulang Yudha dengan raut wajah yang cukup terpukul. Bagaimanapun wanita itu pernah menjadi bagian yang sangat penting dalam hidupnya. Tentu Yudha terkejut mendengar berita kematiannya.

"Aku ingin menyelidiki kasus kematiannya. Bisakah kamu membantuku?" tanya Tania.

Yudha tak menjawab. Nampaknya masih terlalu syok. Tania mengeluarkan map dari dalam tasnya lalu menyodorkannya ke dekat Yudha.

"Aku punya seorang tersangka yang kuat," kata Tania. Dia membuka map itu dan memperlihatkan isinya pada Yudha. Ada screen shoot dari email Ulfa dan juga foto Yuna bersama Via yang diambilnya diam-diam dari instagram Vian, yang terakhir ada foto Zaki.

***

Yuna memandangi akun instagram miliknya. Benda ini adalah satu-satunya petunjuk tentang kehidupannya selama dua tahun terakhir. Ada banyak fotonya bersama Vian yang diupload sejak setahun yang lalu. Setahun sebelumnya, tak terlalu banyak postingan. Hanya ada dirinya sendiri atau bersama Silvi dan Desi. Selewat dua tahun masih ada satu fotonya bersama Wanda, tetapi tak ada satupun postingan bersama Zaki sama sekali. Padahal dulu mereka mengabadikan banyak momen bersama di Instagram. Ke mana perginya semua kenangan itu? Yuna tercengang saat menyadari bahwa mungkin dirinya sendiri yang menghapus semua foto itu setelah mereka putus.

Yuna terdiam sejenak. Bahkan fotonya bersama Krisna, mantan pacarnya sebelum Zaki masih ada di akun itu. Kenapa semua kenangannya bersama Zaki terhapus? Sebesar apakah permasalahan yang terjadi? Hingga mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan itu?

Yuna menggeleng saat sadar pikirannya kembali dipenuhi tentang Zaki. Bukankah dia baru saja bertekad untuk mencintai Vian sepenuh hati? Kenapa sekarang dia malah teringat pada Zaki lagi? Padahal dia foto tentang pria itu bahkan tak ada di ponselnya.

"Yuna."

Yuna mengembangkan senyuman ketika namanya dipanggil. Suaminya baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ayo kita belanja buat makan malam," ajak Vian.

Yuna menurut saja. Setelah mengunci rumah mereka mengendarai mobil menuju supermarket terdekat. Bukan Bali namanya kalau tidak dipenuhi oleh bule-bule cantik yang berlenggak-lenggok dengan pakaian mereka yang super minim.

Yuna menjawil lengan suaminya ketika pria itu berfokus pada seorang bule dengan rok super mini dan blouse dengan dada yang rendah. Bule wanita itu lewat di sebelah mereka ketika sedang memilih daging. Vian hanya terkekeh, nama juga cowok, mata nggak akan bisa diam kalau lihat barang bening. Pria itu memasukkan banyak daging ke dalam keranjang untuk menutupi rasa gugupnya.

"Ngapain beli sebanyak itu?" tegur Yuna sok marah dan mengembalikan semuanya. Dia lalu mendorong kereta belanja menuju tempat sayuran, meninggalkan suaminya begitu saja.

"Kamu marah?" tanya Vian.

"Aku nggak secantik dan seseksi itu sih," keluh Yuna sembari mengerucutkan bibir.

"Maaf," sesal Vian. "Itu tadi otomatis banget. Lain kali nggak bakal begitu lagi," ucapnya masih sempat membela diri.

Yuna tertawa lalu menepuk pipi suaminya. Mereka melanjutkan belanja dengan lebih ceria. Ketika Yuna memasukkan satu pak pembalut ukuran besar, Vian melongo.

"Kamu lagi ada tamu?" tanyanya kepo.

Yuna tersenyum miris lalu mengangguk. "Maaf ya," ucapnya merasa bersalah.

Vian malah tertawa. "Aku malah bersyukur sih," ucapnya sembari mendorong keranjang belanjaan menuju kasir.

Yuna termenung meresapi kata-kata yang baru saja dituturkan suaminya. Bersyukur? Kenapa Vian malah bersyukur? Apa memang cowok itu nggak ada keinginan melakukan itu dengan dia. Seketika Yuna merasa was-was.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rewrite memories (Ongoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang