20

1.7K 190 7
                                    

Ketika Vian hendak menutup kelambu kamarnya. Dia melihat Yuna yang di balkon seberang. Pria itu lantas membuka pintu dan melongok ke luar kamar.

"Kamu belum tidur?" tegur Vian. 

Istrinya itu menoleh dan tersenyum. "Aku belum bisa tidur," aku Yuna. 

"Kenapa?" tanya Vian.

Yuna menundukan kepala. "Pikiranku begitu penuh. Aku berusaha mengingat apa yang telah kulupakan dalam dua tahun terakhir ini, tapi sama sekali nggak ada yang bisa kuingat," keluh Yuna.

"Kamu tidak perlu buru-buru mengingat Yuna," kata Vian khawatir.

Yuna menggeleng keras. "Apa kamu nggak merasa kalau ini nggak adil. Kita sudah menghabiskan begitu banyak waktu bersama, tapi hanya kamu yang mengingat semua itu sementara aku nggak," tegas Yuna. "Aku ini istri macam apa."

"Yuna," lirih Vian. "Aku sudah sangat bersyukur kamu selamat dari tragedi itu."

Vian meletakkan kedua tangannya pada pagar beranda. Dia lalu melompat hingga menyeberang ke balkon kamar Yuna. Istrinya terkejut melihat aksi Vian itu. Pria itu hampir jatuh untung saja Yuna segera menariknya mereka berdua akhirnya tersungkur di lantai beranda kamar Yuna.

"Kamu apa-apaan sih tiba-tiba melompat gitu!" amuk Yuna.

Vian malah tertawa. "Dulu rasanya melompati balkon begini gampang ternyata sekarang susah. Apa karena aku sudah tambah tua ya?" kekehnya.

Yuna mendengus lalu mencubit lengan suaminya itu dengan kesal. "Kamu bikin aku jantungan tahu. Kalau jatuh bagaimana!" geram Yuna.

Dia lalu meneliti tubuh suaminya itu dengan baik. "Ada yang luka?" tanyanya. 

"Di sini." Vian menunjuk dadanya. Pria itu kemudian menyanyikan lagu dangdut yang sempat ngehits beberapa tahun yang lalu. "Sakitnya tuh di sini di dalam hatiku."

Yuna tergelak melihat cara Vian menyanyi yang cukup alay. Suaminya itu justru tersenyum melihat tawanya.

"Nah, senyum begitu dong! Kan cantik," ucap Vian. Yuna berhenti tertawa tapi dia tak bisa menahan lengkung bibirnya. Vian mengusap rambut Yuna dengan lembut. Sentuhan yang menyenangkan dan membuat perasaan Yuna menjadi lebih tenang.

"Yuna, kenangan yang hilang bisa kita ukir kembali. Kamu tidak perlu memikirkannya sampai kepalamu pusing begitu," ucap pria itu.

Yuna tersenyum kecil. Suaminya ini begitu sabar dan pengertian. Dia bersyukur bisa menikah dengan lelaki seperti Vian. Namun mengapa hatinya tidak bergetar dengan kebaikan ini? Mengapa dia terus saja memikirkan Zaki?

"Oh, lihat bintangnya indah sekali," kata Vian sembari menunjuk langit. Pria itu berdiri sembari memandang angkasa. Yuna ikut bangkit dan menatap lautan bintang di atas kepalanya. Langit malam itu begitu cerah.

"Apa kamu tahu cerita bintang-bintang itu, Yuna?" tanya Vian.

"Maksudmu mitologi Yunani dan Romawi? Aku tidak pernah percaya yang seperti itu sih," aku Yuna.

"Aku juga nggak," angguk Vian. "Tapi manusia jaman dulu begitu hebat, kan? Mereka bisa berimajinasi membentuk gambar dari gugusan bintang lalu menciptakan dongeng dari sana. Sebagian besar kisahnya begitu sedih sih. Cerita itu terus diceritakan ke anak cucu mereka, hingga akhirnya banyak orang percaya bahwa itu adalah nyata. Otak manusia itu sederhana itu sampai tak bisa membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi. Sampai saat ini pun manusia masih terbuai dengannya. Film, novel, dan komik, dibuat demi menjual harapan semua orang. Fiksi membangkitkan imajinasi. Namun tanpa semua fantasi itu, peradaban kita tak akan berkembang. Dulu jika saja Wright bersaudara tak bermimpi untuk terbang, bisa jadi kita tak akan pernah mengenal pesawat terbang. Benda yang mempermudah kita menjelajah dunia."

Yuna tersenyum mendengar ucapan Vian yang selalu penuh dengan filosofi. Mungkin inilah yang membuatnya mengagumi Vian dan menikah dengannya dulu.

 "Yuna,” panggil Vian. “Bintang yang begitu cantik ini, hanya bisa kita lihat di malam hari. Esok, sinar matahari yang terlalu kuat akan menutupi keindahan mereka. Namun mereka tidak pernah menghilang. Mereka selalu ada di sana. Kita hanya harus menunggu saat malam tiba agar kita bisa menikmatinya lagi."

***

Votes dan komen ya guys...

Numpang promo...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian juga bisa versi lengkap cerita ini cuman 15k aja loh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian juga bisa versi lengkap cerita ini cuman 15k aja loh.

Rewrite memories (Ongoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang