6

1.6K 226 21
                                    

Yuna duduk sendiri di sofa ruang tengah sambil memandangi ponsel. Dia melihat kontak Zaki. Yuna bangkit perlahan dengan kruk. Dia membuka pintu geser dari kaca, lalu menyusuri tepi kolam dan duduk di Gazebo.

Setelah mendapatkan posisi yang nyaman. Yuna menekan tombol call. Yuna harus menunggu cukup lama sampai akhirnya suara Zaki mengalun.

"Ada apa?" tanya Zaki. Dia terdengar lelah.

"Zaki ... apa ... aku menganggumu?" tanya Yuna gugup. Zaki yang dulu tak akan mengangkat teleponnya dengan nada seperti itu, kecuali mereka sedang bertengkar. Zaki yang dulu selalu menyapanya dengan ceria.

"Nggak, ada apa?"

Yuna menghela napas. Zaki yang sekarang bahkan tak berbasa-basi menanyakan kabarnya, meskipun dia tahu Yuna baru ke luar dari rumah sakit. Zaki tak peduli lagi padanya. Pria itu hanya ingin tahu urusannya dan segera menutup telepon. Hati Yuna serasa mencelus.

"A-aku ingin tahu, apa sebenarnya yang membuat kita begini?" tanya Yuna.

"Apa maksudmu?" suara Zaki terdengar bingung. "Kenapa kita membatalkan pernikahan kita?"

Yuna tak mendengar apa pun dari ponselnya sehingga dia terpaksa memanggil nama Zaki lagi.

"Zaki?"

"Untuk apa membahas hal itu sekarang?" Zaki balik bertanya. Nada suaranya terdengar dingin dan sinis. Dia sama sekali tidak mirip dengan Zaki yang dikenal Yuna.

"Kamu tahu, kan? Aku hilang ingatan. Aku ... tidak bisa percaya tiba-tiba kita putus. Tolong beritahu aku apa alasannya," pinta Yuna.

"Setelah tahu, kamu mau apa?" tantang Zaki.

Yuna membisu karena perkataan Zaki itu. Yuna tak pernah berpikir sampai ke sana. Dia hanya ingin mendengar penjelasan apa yang membuat mereka berpisah.

"Sadarlah, Yuna! Hubungan kita sudah berakhir, kamu juga sudah menjadi milik orang lain!" tegas Zaki.

Tenggorokan Yuna terasa tercekik. Batinnya meraung. Ingin sekali Yuna berteriak, "Tapi dalam hatiku ini belum berakhir Zaki!" Namun, Yuna tak sanggup melakukannya.

"Maaf ... aku hanya ingin tahu," ucap Yuna lirih.

Terdengar desahan dari dalam ponsel Yuna. "Aku mohon berhentilah bersikap seperti ini. Kehilangan Ulfa saja sudah berat bagiku. Aku tak punya waktu mengurusimu," kata Zaki.

Yuna terpegun. Dia seolah lupa Zaki baru saja kehilangan istrinya. Tentu pria itu sedang berduka. Bukannya simpati Yuna malah memikirkan dirinya sendiri.

"Aku mengerti ... Maaf, telah menyita waktumu." Yuna akhirnya memutuskan sambungan secara sepihak. Dia lalu diam sambil mengamati bintang-bintang di langit malam.

Tak adakah yang mau memberitahunya apa yang menyebabkan dia putus dengan Zaki? Yuna hanya ingin tahu saja. Sungguh! Yuna sadar dirinya sekarang adalah istri orang lain, tapi Yuna tetap tak dapat membunuh rasa cintanya pada Zaki. Karena itulah, Yuna ingin tahu apa alasan mereka putus. Siapa tahu dengan begitu rasa cinta ini juga akan mati.

Sembari berpikir, Yuna teringat pada nama salah satu sahabat baiknya, Wanda. Wanda adalah sahabatnya sejak kecil. Mereka benar-benar akrab dan hampir tak ada rahasia di antara mereka.

"Mungkin Wanda tahu!" kata Yuna. Yuna mencari kontak Wanda di ponselnya. Namun, Yuna tertegun saat pencarian nama sahabatnya itu tidak ditemukan. Yuna mencobanya berulang kali namun hasilnya tetap sama.

"Bagaimana bisa nomer Wanda nggak tersimpan di sini?" Yuna mengerutkan kening, bingung. Yuna lalu membuka sosial media dan mengamati akun Instagram milik Wanda. Gadis itu baru saja meresmikan kafe dua hari yang lalu. Yuna mencibir kesal. Apa- apaan Wanda ini? Kenapa dia tidak mengundang Yuna ke acara peresmian Kafenya? Wanita itu bahkan tidak menjenguknya ke rumah sakit saat Yuna dirawat.

Rewrite memories (Ongoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang