Bab 26. Sementara Dengan Jarak

Comincia dall'inizio
                                    

The echo of a broken child screaming please no more.
(Gema anak yang patah berteriak tolong tidak lagi)

Daddy, don't you understand the damage you have done.
(Ayah, tidakkah kamu mengerti kerusakan yang telah kamu lakukan)

For you it's just a memory, but for me it still lives on.
(Bagimu itu hanya kenangan, tapi bagiku masih hidup)

Huftt.. dalem.

Okay, selamat membaca bab ini:)

Jangan lupa untuk klik bintang di sebelah kiri bawah yaa untuk vote ❤️

Dan jangan lupa komentar yay!!

-------------------------------------------------------

Bab 26. Sementara Dengan Jarak

Orang bilang, selain hujan dan senja. Langit dan bintang-bintang juga pandai memutar balik ingatan. Menahannya pada suatu hal di masa lalu dalam kurun waktu yang lama, padahal kita ingin lupa.

***

SAMUEL benar-benar diasingkan sepulang dari rumah sakit. Kakeknya memberikan pilihan untuk ke Singapura atau Menteng yang notabene rumah lamanya dulu. Sebagai bentuk usaha menenangkan diri dan rehat sejenak dari banyak hal. Begitu katanya.

Karena tidak ingin terlalu jauh dengan Jakarta, ia akhirnya memilih untuk pulang sementara ke Menteng. Rumah bergaya american colonial dengan halaman luas di depan. Rumah yang menjadi tempatnya pulang dari sekolah, dari jalan-jalan, dari manapun. Dulu.

Tidak banyak yang berubah dari rumah ini. Masih asri dan dingin. Tanaman monstera mulai menjalar di dinding beranda rumah karena tidak ada yang merawat dan memangkasnya. Tapi, rumah ini masih bersih. Tidak ada sedikitpun debu yang menempel di segala sisi karena setiap sore ada orang yang membersihkannya. Apalagi, sebulan dua kali biasanya ia akan menginap disini. Sehabis nyekar di makam mamanya biasanya ia akan menghabiskan sepanjang malam dengan menyusuri ruangan-ruangan yang biasanya mereka penuhi tawa. Sebelum memilih untuk tidur.

Dulu, dulu sekali..

Biasanya ia suka menghabiskan waktu di ruang makan, menunggu mamanya selesai membuat pasta ataupun eksperimen lainnya, atau di loteng rumah, melewati malam sambil mendengarkan papanya bercerita tentang mitologi dan segala hal yang berkaitan dengan konstelasi bintang. Semua ruangan di rumah ini begitu banyak menyimpan kenangan, begitu hangat saat itu dan begitu dingin saat ini. Saat dikenang.

Samuel masih mengingat dengan jelas, meskipun hanya beberapa. Setiap sore ia bermain di atas trampolin bersama Samira. Berlarian di atas hamparan rumput teki halaman rumah, bersepeda keliling kompleks ditemani papanya lalu mamanya akan menunggu di depan gerbang rumah sambil berkacak pinggang karena mereka pulangnya terlalu larut.

Lalu, jika minggu tiba, mereka akan banyak menghabiskan waktu di gazebo belakang. Ia dan Samira akan duduk anteng di kursi gantung sambil mendengarkan dongeng yang dibacakan mamanya. Papanya akan duduk di antara ia dan Samira. Sesekali, mengganggu mamanya yang membaca.

Dan mereka akan tertawa.

Lepas.

Sebelum semuanya berubah dan memburuk hingga sekarang.

RetrouvaillesDove le storie prendono vita. Scoprilo ora