Unfulfilled Promises

1.2K 201 142
                                    

Jaehyun POV

Kupikir setelah mendapat petunjuk tentang Doyoung melalui Ahra, aku akan dapat segera bertemu dengan si biang masalah itu. Tapi tidak, tidak semudah itu. Setelah menjelaskan semua kronologi dan bukti yang kumiliki tidak serta merta membuat gadis itu mempercayaiku sepenuhnya. Apalagi sahabatnya, Ten benar-benar menolak apa yang kujelaskan.

Sekarang yang lebih membuatku kesal, gadis itu ingin memutuskan kontrak kami secara sepihak. Memang salahku dari awal karena tidak membuat perjanjian tentang pembatalan kontrak ini. Waktu itu kupikir tidak akan timbul masalah serius di antara kami, tapi kenyataan berkata lain.

"Ahra, kau tidak bisa memutuskan kontrak ini secara sepihak." itulah yang kukatakan setelah berhasil menyusulnya.

Aku tidak bisa menerimanya tentu saja. Tapi gadis itu tidak mendengarkan protesku sama sekali. Setelah mengatakan akan memutuskan kontrak, dia dengan seenaknya mau pergi meninggalkanku bersama Ten yang entah dari mana tiba-tiba muncul. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya direncanakan kedua orang itu.

Ck, hanya berteman dia bilang? Dasar pendusta!

"Lepaskan Jaehyun." Ahra berujar tenang sambil berusaha melepaskan diri.

"Kau datang bersamaku, pulang juga bersamaku." mendengar itu Ahra berdecak.

"Aku kan tadi sudah bilang tidak usah mengantarku, memperumit saja." protesnya sambil masih berusaha menyingkirkan tanganku dari lengannya.

"Hey dude, just let her go."

"Sorry, it's not your business." aku mendesis kesal pada Ten. Kenapa dia suka sekali ikut campur? Mau sok cari perhatian dengan Ahra?

"Tentu saja ini menjadi urusanku karena kau mulai membuatnya tidak nyaman. Lepaskan tangannya." Ten ganti mencengkeram tanganku, menyuruhku melepaskan Ahra.

Kami saling bertatap sejenak, saling melemparkan tatapan tajam karena memperebutkan gadis ini. Secara status bukankah aku lebih berhak untuk menahan Ahra? Dia adalah pacarku. Dibanding si pendek yang mengaku-ngaku sebagai sahabatnya ini. Aku melirik sekilas pada Ahra, gadis itu meringis seiring cengkramanku yang semakin erat. Dengan berat hati aku akhirnya aku melepaskan Ahra, sedikit menyesal karena jadi menyakitinya. Gadis itu tidak langsung beranjak dari tempatnya. Hanya menunduk memandangi kedua kakinya.

"Masuklah dulu Ahra." mendengar perintah Ten, Ahra mengangkat kepalanya dengan alis bertaut. Dari ekspresinya, jelas dia merasa curiga, penasaran dengan apa yang dilakukan Ten sehingga menyuruhnya masuk terlebih dahulu.

"Tapi,"

"Masuklah terlebih dahulu. Aku tidak akan lama." Walaupun masih ragu, Ahra tetap menurutinya. Kenapa dia menurut sekali sih? Aku jadi semakin curiga dengan hubungan mereka.

Kami berdua -aku dan ten- masih bergeming sampai Ahra benar-benar masuk ke dalam mobil. Gadis itu duduk dengan tenang, melihat kami dari tempatnya.

"Selesaikan masalahmu terlebih dahulu." suara Ten menarikku kembali.

"Buktikan jika kau benar-benar tidak bersalah, baru kau boleh kembali menghubunginya." hanya itu yang dikatakan Ten, ia lalu pergi menyusul Ahra.

Sejujurnya aku tidak tahu seberapa jauh mereka mengenal Doyoung sampai mereka benar-benar menolak semua bukti yang kutunjukkan. Kalau dilihat dari luar, Doyoung memang terlihat seperti pemuda baik-baik. Ya tapi siapa yang tahu, semua hal bisa terjadi di dunia ini. Bahkan Adam diturunkan ke bumi juga bukan hanya sebuah kebetulan.

Masalah ini semakin tambah rumit. Tidak ada seorangpun yang memihakku. Orang tuaku mulai meragukanku, desakan orang tua Hyunji dan sekarang ditambah pengkhianatan Ahra. Aku tidak memiliki seorangpun untuk berbagi sekarang. Mungkin aku masih bisa mengabaikan masalah orang tua Hyunji tapi tidak dengan masalahku dengan Ahra.

Affected [COMPLETED]Where stories live. Discover now