No Manner

1.1K 195 86
                                    

Aku baru saja menyelesaikan bimbingan terakhirku. Minggu kemarin nilaiku sudah keluar jadi aku sudah bisa mendaftar sidang pendadaran. Rencananya sebelum pulang aku mau mengembalikan buku di perpustakaan. Capek sekali rasanya, kemarin aku menggantikan temanku kerja shift malam.

"Hei," aku menoleh saat seseorang menepuk bahuku dari belakang.

"Ahra? Kau Lee Ahra kan?"

Tubuhku menegang, kakiku tiba-tiba terasa kebas. Menyadari siapa yang baru saja menegurku. Diam-diam aku meneguk salivaku berat. Sekarang di depanku telah berdiri Choi Hyunji. Ya, dia perempuan yang mengaku telah dihamili oleh Jaehyun.

Sungguh aku tidak pernah ada bayangan jika akan bertemu Choi Hyunji disini. Di kampusku. Sekarang!!

Yang lebih penting adalah, bagaimana dia bisa tahu di mana tempatku kuliah? Terlebih lagi menemuiku tepat setelah aku selesai bimbingan? Berani taruhan, Ten dan Jaehyun bahkan tidak tahu kegiatanku hari ini.

"K-kau," saking terkejutnya, aku sampai kesulitan untuk berkata-kata.

"Aku Hyunji, Choi Hyunji."

Ya, aku tahu.

Setelah melihat Hyunji dari dekat, sebenarnya Hyunji ini menawan, tipe-tipe gadis cantik yang mungil. Walau mukanya agak sedikit galak. Mungkin karena bersamaku ya, siapa tau dia berubah jadi menggemaskan saat bersama Jaehyun.

"Bisakah kita mengobrol berdua? Sekarang?" aku kembali menelan salivaku berat. Dengan terpaksa aku menganggukkan kepalaku, menyanggupi ajakan Hyunji.

"Tapi aku harus ke perpustakaan terlebih dahulu untuk mengembalikan buku." aku berusaha berbicara dengan setenang mungkin. Aku tidak mau terlihat seperti terintimidasi dengan kehadirannya. Lagipula kenapa aku harus takut?

"Baiklah." Hyunji mengangguk, begitupun aku, lalu memimpin jalan ke perpustakaan.

Aku memasang wajah sok tidak peduli, walaupun sebenarnya jauh di lubuk hatiku aku merasa sedikit takut. Entah mengapa rasanya seperti aku sedang dilabrak karena mengambil suami orang. Ya, aku tidak perlu berspekulasi aneh-aneh, pasti alasan Hyunji menemuiku adalah Jaehyun. Hanya pemuda itu yang menjadi penghubung jalan ceritaku dengan Hyunji.

"Lee Ahra!" lagi-lagi aku berhenti untuk melihat orang yang memanggilku.

"Mau kemana? Ayo temani aku makan."

Aku memutar bola mataku jengah sambil menyingkirkan tangannya yang melingkar di bahuku. Lagipula, dia kan sudah lulus. Kenapa masih bermain di kampus? Oh atau dia mau bertemu Jungwoo ya?

"Kenapa ke sini? Kau tidak punya teman yang lain apa? Berhenti menggangguku, aku sibuk." aku berniat melanjutkan langkah tapi Ten menahan lenganku.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, kau mau ke mana?" aku menghela nafas lalu melirik sebentar kearah Hyunji membuat Ten menaikkan sebelah alisnya.

"Aku mau ke perpustakaan, lalu pergi dengan dia." Ten langsung mengikuti arah jariku yang menunjuk Hyunji.

"Sudah ya, aku pergi dulu. Bye Chittaphon." aku melambaikan tanganku pada Ten lalu kembali melangkah, membiarkan Hyunji mengikutiku di belakang.

Bukannya aku ingin bersikap kasar atau tidak sopan kepada Hyunji. Tapi jujur aku bingung harus bagaimana karena aku tidak mengenalnya secara pribadi. Aku hanya pernah bertemu sekali di rumah Jaehyun waktu itu. Itu pun sebenarnya tidak bisa dibilang bertemu, apalagi dalam suasana yang kurang mengenakkan untuk diingat.

Begitu sampai di perpustakaan aku menyuruh Hyunji untuk menunggu sebentar di luar. Gadis itu hanya mengangguk. Tunggu, dia bukan gadis lagi.

Ah sudahlah, nanti saja kita pikirkan lagi. Aku segera masuk untuk mengembalikan buku.

Affected [COMPLETED]Where stories live. Discover now