Special Chapter: Missing (U)

1.3K 220 110
                                    

Electric, electric shock~
Electric, electric shock~

Mungkin baru beberapa menit aku tertidur, aku merasa terganggu dengan suara ponselku yang terus bergetar. Sepertinya aku tidak pernah memasang alarm untuk jam malam begini. Dengan setengah hati aku membuka mata, namun belum sempat aku menggapainya dia sudah mati duluan.

Baiklah, kalau begitu aku lanjut tidur saja. Lelah sekali hari ini, seharian aku diajak pergi Ten. Setelah makan, dia mengajakku ke tempat biasa dia pergi untuk street dance. Ternyata si Jungwoo itu juga ikut. Tidak heran jika mereka bisa kenal akrab walaupun berbeda umur dan jurusan. Sekarang aku tahu kenapa Jungwoo bisa sepopuler itu, kukira dia modal tampang saja.

Electric, electric shock~
Electric, electric shock~

Lagi-lagi hpku berdering tapi setelah aku menggapainya dia mati lagi. Setelah mengeceknya, ternyata itu bukan alarm. Ada keterangan 2 panggilan tidak terjawab dan itu dari Jung Jaehyun. Rasa kantukku jadi hilang sepenuhnya. Untuk beberapa saat aku merasa senang tapi kemudian bingung. Kenapa dia menelponku malam-malam begini? Apakah aku harus menelponnya balik? Kalau memang penting harusnya dia menelpon lagi kan?

Saat sedang sibuk dengan pikiranku sendiri, ponselku kembali berbunyi. Ada satu pesan yang Jaehyun kirimkan kepadaku. Alih-alih langsung membukanya, aku hanya melihatnya melalui notifikasi yang muncul.

Jaehyun
Ahra, kau sudah tidur?

Bagaimana ya? Aku harus membalasnya atau hanya membiarkannya?

Terlarut dengan pikiranku, satu pesan kembali masuk, mengejutkanku, dan membuatku tidak sengaja membuka pesan dari Jaehyun.

Jaehyun
Aku merindukanmu.

Apa?! Oh tidak!!

Sebenarnya aku tidak berencana membuka pesan Jaehyun. Aku hanya ingin mengecek melalui preview notifikasi dan berpura-pura sudah tidur. Tapi sekarang Jaehyun kembali menelponku. Tanda seen itu memberitahunya jika aku belum tidur.

Bermaksud memantapkan diri, aku berhitung dalam hati,

1,

2,

3.

Aku mengangkat telpon dari Jaehyun dan menempelkan ponsel ke telinga.

"Hai," Suara Jaehyun menyapa dari seberang sana.

"Hmm?"

"Kau belum tidur?" aku berdeham lagi sebelum kembali berbicara.

"Belum." bohongku.

"Sepertinya tidak. Aku membangunkanmu ya?"

"Itu kau tahu." tidak tahu kenapa aku jadi sedikit kesal. Jaehyun malah tertawa diseberang sana.

"Aku ganti jadi video call ya?"

Astaga! Kenapa? Secara tidak jelas aku menjadi gugup.

"Jangan! Aku tidak mau."

"Kenapa?" tanya Jaehyun cepat.

"Tidak apa-apa."

"Sebentar saja. Ya?"

"Kenapa?" Aku ganti bertanya. Jujur saja aku merasa aneh dengan sikap Jaehyun yang seperti ini.

"Tidak apa-apa."

Aku berdecak namun hanya menerima kekehan darinya. Beberapa saat kami diam. Aku tidak tahu harus berbicara apa. Rasanya susah untuk berpikir dan mencari topik disaat seperti ini.

Affected [COMPLETED]Where stories live. Discover now