Persevere

1.2K 219 96
                                    

Voment juseyo~

Let me know how you think about my work :)

🍑🍑🍑

Gila! Aku pasti sudah gila!

Bisa-bisanya aku bermimpi mencium Jaehyun duluan? Apakah sebesar itu obsesiku padanya?

Kau memang sudah gila Lee Ahra!

Pagi ini aku terbangun dengan jantung berdebar kencang. Rasanya seperti habis marathon. Kepalaku juga rasanya pusing. Apakah ini masih sehat?

Aku mendudukkan diri dan lagi-lagi dibuat senam jantung. Kenapa di lantai ada kemeja Jaehyun? Aku yakin kemarin Jaehyun memakainya dan seingatku dia tidak ganti baju saat kami pergi ke kelab malam. Mataku seketika menyapu kamar dengan cepat, mencari hal lain yang aneh.

"Astaga!!!" Aku menutup mulutku saat tidak sengaja berteriak.

Di belakangku aku melihat Jaehyun tidur meringkuk di dalam selimut. Mungkin akibat teriakanku, Jaehyun menggeliat sebentar sebelum membuka mata. Untuk beberapa saat aku membeku saat mata kami bertemu. Anak itu lalu mendudukkan diri sambil menyandar di headboard.

Astaga! Astaga!
Kenapa dia tidak pakai baju?

Aku langsung mengalihkan pandangan lalu mengecek tubuhku sendiri. Aku masih menggunakan pakaian lengkap walau kancing atas kemejaku tidak terpasang dengan sempurna. Aku sungguh tidak mengerti. Kegilaan macam apa ini? Apa yang terjadi semalam?

"Kau kenapa?" Jaehyun menyadarkanku dari perang batin, membuatku sedikit merinding karena suara serak khas bangun tidurnya. Buru-buru aku memperbaiki kancing kemejaku sebelum Jaehyun melihat.

"Tidak apa-apa." jawabku mencoba tenang.

Tidak berapa lama aku mendengar Jaehyun terkekeh lalu ia beranjak turun dari ranjang. Ia berjalan mengambil kemejanya lalu kembali duduk disampingku.

"Kau jangan pernah minum dengan orang lain kecuali aku." kata Jaehyun sambil mengancingkan baju. Aku menatapnya bingung namun hanya mendapat kekehan.

"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Kita hanya tidur bersama, tidak melakukan apapun."

"Kau yakin?!" tanyaku cepat. Jaehyun mendekat lalu berbisik di telingaku.

"Kalau berciuman termasuk yang tidak-tidak atau bukan?" dengan reflek aku memukul dada Jaehyun membuat anak itu meringis.

"Hei sakit tahu!"

Aku tidak peduli. Ada hal yang harus kupastikan terlebih dahulu. "Apa yang terjadi semalam? Kenapa kau tidak pulang setelah mengantarku? Hhh bagaimana jika ibu tahu coba-"

"Katamu ibu sedang ke Jeju."

Tunggu, bagaimana dia tahu? Ibu kan berangkat sebelum Jaehyun ke sini. Namun belum sempat aku bertanya, tiba-tiba kelebatan kejadian tadi malam berputar di kepalaku.

Aku memberitahu Jaehyun saat di depan rumah. Lalu kami masuk dan Jaehyun memberiku minum. Astaga aku benar-benar gila. Kenapa aku berani mencium Jung Jaehyun? Jadi yang semalam itu bukan mimpi? Dan ingatanku berakhir saat Jaehyun membawaku ke kamar dan kembali menciumku.

Aku ragu. Benarkah tidak terjadi apa-apa di antara kami?

"Kenapa ibumu ke Jeju? Liburan?" pertanyaan Jaehyun kembali membuatku sadar.

"Iya. Mengunjungi pamanku."

Kryuuuuuk~

Astaga, bisa-bisanya aku lapar di saat seperti ini.

Affected [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang