Healing

1.8K 283 143
                                    

Setelah diantar pulang Jaehyun semalam aku langsung ganti baju, cuci muka, sikat gigi dan tidur. Hanya beberapa detik kepalaku menempel bantal, aku langsung jatuh ke alam mimpi. Jujur saja, tidurku nyenyak sekali. Mungkin efek habis bermain basket dan late nite snack bersama Jaehyun.

Aku baru mengecek segala notifikasi dan pesan yang masuk di ponselku saat ibu membuka pintu kamar.

"Tadi malam kau pulang jam berapa?"

Aku berusaha mengingat. "Jam sebelasan mungkin."

"Jadi kencanmu berjalan lancar?" Ibu melipat tangan di dada sambil menyandar ke pintu. Senyumnya terlihat menyebalkan sekali. Aku tidak suka digoda seperti itu. Lebih tepatnya aku malu digoda oleh ibuku sendiri.

Alih-alih menjawab, aku melihat jam yang tertera di layar ponsel. Harusnya jam segini ibu sudah berangkat ke minimarket untuk bekerja.

"Ini sudah setengah 7, kenapa ibu belum berangkat?" Aku turun dari tempat tidur lalu merapikan selimutku.

"Sebentar lagi berangkat. Jangan mengalihkan topik. Sepertinya berjalan dengan baik. Kalau tidak, wajahmu tidak mungkin semerah itu."

Astaga, apakah ibu harus sefrontal itu? Aku sudah berusaha untuk menghindar dari tadi.

"Astaga, akhirnya putriku berkencan!" Aku memutar bola mata melihat reaksinya yang berlebihan. Ibu menyatukan kedua tangannya di depan dada dengan senyum dan wajah yang terlewat cerah.

"Yasudah, ibu berangkat dulu. Sarapannya sudah siap. Sebelum berangkat nanti tolong jemur pakaian dulu ya." Aku berdehem menjawab ibu sambil minum air putih pelan-pelan, sampai akhirnya ibu membuatku menyemburkan air yang kuminum.

"Selamat tinggal pacarnya Jaehyun."

"Ibuuu!!!!" Aku masih bisa mendengar suara tawa ibu saat pintunya ditutup. Menyebalkan sekali. Mau tidak mau aku harus membersihkan kekacauan ini.

Aku mengambil persediaan tisu yang masih baru dari lemari penyimpananku lalu mengelap meja yang basah. Beberapa permukaan bukuku juga jadi basah. Bersamaan dengan selesainya pekerjaan mengelap ini ponselku berbunyi, alarm untuk mandi.

Benar, hari ini aku kuliah pagi dan di hari senin ini jadwal kuliahku lumayan padat. Belum lagi setelah kuliah aku harus langsung ke kafe untuk part time lagi. Hari ini akan menjadi hari yang sibuk. Aku harus segera bersiap, apalagi ibu meninggalkan pekerjaan menjemur pakaian untukku.

🍑🍑🍑

Berada di semester akhir tanpa seorang teman itu ternyata menyedihkan juga. Dulu kupikir tidak masalah, toh setiap pulang kuliah aku tetap akan mengambil part time. Tapi saat butuh seseorang untuk diskusi, di situlah letak menyedihkannya. Aku terlalu kaku dan canggung jika bertemu orang baru, sedikit tidak nyaman untuk berdiskusi dengan adik tingkat. Rasanya juga sedikit gengsi, ya bagaimanapun aku kan tetap kakak tingkat, harusnya aku lebih tahu dari mereka. Sangat kolot memang, tapi memang sangat susah untukku jika belum akrab.

Untungnya dosen pembimbing skripsiku sangat baik. Dia tidak pelit untuk meluangkan waktu jika aku membutuhkan sarannya dalam pengerjaan skripsiku ini. Jika beruntung, saat selesai jam mata kuliah ia juga mau meluangkan waktu walaupun sebelumnya kami belum janjian, seperti saat ini.

"Sebenarnya ini sudah cukup bagus kerangkanya, tapi aku ingin kau menambahkan penjelasannya. Seperti pada tabel-tabel ini, tidak cukup hanya keterangan nama tabel." beliau menandai beberapa tabel dataku untuk direvisi.

"Jelaskan apa maksud dari angka-angka ini. Bagaimana kau bisa mendapatkan hasil ini, penjelasan ini sangat diperlukan bagi mereka yang akan membaca laporanmu nanti." aku mencatat beberapa penjelasan dan poin penting yang harus kutambahkan nanti.

Affected [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang