Encounter

1.2K 214 92
                                    

Setelah diajak Ten ke Itaewon waktu itu aku jadi lebih sering bertemu Jungwoo saat di kampus. Padahal fakultas kami berbeda, entah kenapa aku jadi sering melihatnya ada di mana-mana. Mungkin dulu sebenarnya kami juga sering berpapasan, tapi tidak sadar karena tidak saling kenal.

Jujur saja sekarang kami malah jadi seperti teman dekat. Dia anak yang sangat seru dan lucu. Entah bagaimana sekarang aku punya grup chat khusus dengan mereka. Mereka yang kumaksud adalah Ten, Jungwoo dan Doyoung. Aku tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa aku bisa secepat itu dekat dengan Jungwoo dan Doyoung.

Sehubungan dengan itu, aku juga tidak menyangka bahwa Doyoung akan minta ditemani mencari hadiah untuk teman perempuannya. Sebenarnya dia mengajak Ten dan Jungwoo untuk pergi juga agar kami bisa berkumpul bersama. Sayangnya Ten ada kerjaan sedangkan Jungwoo sibuk belajar untuk ujian. Karena ujianku sudah selesai dan kafe sedang tutup, hari ini secara tidak langsung aku adalah pengangguran makanya aku menyanggupi permintaannya.

"Ahra! Lee Ahra!!" Aku menoleh pada sumber suara dan mendapati Doyoung melambaikan tangannya. Aku menghampiri laki-laki yang sedang mengantri beli minuman itu.

"Maaf sedikit terlambat. Kau sudah menunggu lama?"

"Tidak juga. Kau mau pesan apa?" tanyanya sambil melihat papan menu.

"Aku mau Choco Hazelnut, tidak usah pakai boba." jawabku. Doyoung menyebutkan pesanan lalu membayarnya. Kami tidak perlu menunggu lama karena pesanan kami dibuat dengan cepat.

"Kau sudah tahu mau beli apa?" tanyaku pada Doyoung. Sekarang kami sedang di eskalator untuk naik ke lantai dua.

"Belum, masih bingung. Kau ada ide?"

"Siapa yang mau kau beri hadiah? Pacar? Teman? Keluarga?" Doyoung tampak berpikir sebelum menjawab.

"Teman."

Ck, ketahuan sekali bohongnya.

"Eeyyy, kau yakin hanya teman? Kenapa harus berpikir sebelum menjawab?" mendengar cibiranku anak itu langsung tertawa.

"Benar, dia cuma teman."

"Ck, ya sudah kalau tidak mau jujur." Aku jalan mendahului Doyoung saat eskalator sudah mencapai atas.

"Hei, hei, Lee Ahra!" Doyoung menggapai pundakku dari belakang lalu menggamit lenganku.

"Iya, iya. Doakan saja supaya tidak jadi teman lagi." aku tertawa karena Doyoung akhirnya mengaku.

"Apa yang disukainya? Buku? Fashion? Atau dia suka memasak?" rasanya saat kita ingin memberi hadiah pada seseorang pasti adalah pada hal yang ia sukai kan?

"Hmm, entahlah. Dia tidak suka memasak."

"Ck, kau ini bagaimana sih? Katanya suka tapi tidak tahu apa yang disukainya. Lalu apa yang kau suka darinya?"

"Dia, cantik." Ck, oke aku bisa melihatnya. Alasan klasik saat laki-laki menyukai seseorang perempuan karena parasnya.

"Kalau dipikir-pikir dia seperti dirimu, suka mengomel." aku melirik Doyoung yang sedang tertawa.

"Jadi kau suka aku juga?" mendengar pertanyaanku yang sedikit tidak masuk akal Doyoung langsung mendelik.

"Kenapa? Aku kan juga cantik, setidaknya menurut ibuku."

"Tapi bukan berarti aku menyukaimu." aku hanya bisa tertawa menanggapi Doyoung.

"Sudahlah. Ayo kita cari kalung saja. Dia pasti makin cantik kalau pakai itu."

🍑🍑🍑


Setelah tidak ada kabar lagi setelah malam itu, akhirnya Jaehyun kembali menghubungiku. Aku tidak tahu kenapa anak itu suka sekali muncul tiba-tiba. Lebih tepatnya membuat janji secara mendadak. Barusan dia menanyakan posisiku sedang di mana, kujawab saja seadanya dan sekarang dia sedang perjalanan menuju kesini. Benar-benar tidak terduga.

Affected [COMPLETED]Where stories live. Discover now