28. Tetap pada pendirian.

192 15 13
                                    

Nina POV

Hari ke hari, waktu berjalan terus-menerus tanpa hentinya, hingga menempatkan ku di posisi sekarang. Menyusun skripsi! Aku semakin dekat dengan kak Bayu, dan Alvi. Namun aku selalu menolak ajakan mereka ketika ingin di perkenalkan dengan orang tua mereka. Aku belum siap untuk itu, masih terlalu gugup.

Dalam perkuliahan, semester ini memang membuat kepala pecah. Resiko mahasiswa bila ingin masuk ke dunia kampus.

Aku memilih skripsi, sedangkan Rey dan Letta memilih KKN. Entah mengapa aku beda sendiri ya, rasanya aku lebih suka beda dari yang lain. Lucu bukan?

Jangan tanya tema apa yang aku ambil untuk skripsi, karena ini privasi! Aku sudah stres memikirkannya.

"Nina! Lo kenapa milih skripsi coba? Kan ribet!" Tanya Letta.

"Kenapa Nin? Mending kayak kita, biar kita terjun ke kota sama-sama," ujar Rey.

"Nggak papa, gue lebih suka beda dari yang lain,"

"Lo sekarang make lo gue ya, sejak kapan?" Kata Letta.

"Dari tadi, lo aja yang nggak sadar,"

"Masa sih?"

"Kalau lo make lo gue harusnya tampilan lo, lo ubah," ujar Rey.

"Tampilan?"

"Yap! Bener banget!" Setuju Letta.

"Tapi gue nggak pande dandan,"

"Kita yang dandani lo, yakan Rey?" Reyna mengangguk.

"Oke, kapan?"
"Sekarang!" Jawab Letta, dan langsung menarik tangan Nina menuju suatu tempat.

....

Mereka seketika merubah tampilanku. Ini seperti bukan Nina. Aku berasa cewek paling cantik di kampus.

"Selesai!" Seru Letta.

"Nina tanpa kaca mata," ucap Rey sambil mengedipkan satu matanya dengan tangan membentuk 'perfect'.

"Ini seperti bukan Nina," kataku tak percaya menatap cermin.

"Ok jangan membuang waktu, ayo kita ke cafe," kata Letta.

"Nggak ah, nggak laper,"

"Kita udah buat lo cantik begini, dan lo nolak?"

Aku memikirkan perkataan Rey barusan, manusia macam apa aku ini? Tidak tahu terima kasih.

"Iyaiya gue mau,"

Aku bersama mereka berdua duduk didekat pohon, memesan makanan yang hendak kami makan.

"Nin, Alvi datang tuh," ucap Letta.

"Paling juga nyamperin Nina," kata Rey.

Aku melihat ke arah yang di tunjuk Letta. Dan benar, itu Alvi.

"Hey, boleh gabung?"

"Eh boleh kok, boleh," terima Letta.

"Tapi lo cowok sendiri Al," kataku.

"Nggakpapa. Ohya ngomong-ngomong pada ngambil KKN atau skripsi ni?"

"KKN," ucap Letta dan Rey serentak.

"Skripsi,"

"Pas banget ya gue juga ambil skripsi,"

"Ah iya?" Alvi mengangguk.

"Cieee kompakan," ledek Letta juga Rey.

"Apaan sih kalian,"

"Emm Nin,"
"Ya?"
"Ntar malam.....,"
"Ntar malam?"
"Emm lo mau nggak dinner?"
"Bareng lo?" Alvi mengangguk.

Cupu-cupu Nina [ On Going ]Where stories live. Discover now