14. Ice cream favorit

292 43 10
                                    

Jangan lupa vote dan coment:v

Author POV

Pagi itu semua makanan sudah terletak diatas meja makan. Semua keluarga Adijaya kini akan sarapan pagi bersama.

"Bi panggilkan Reno ya, suruh cepat kebawah, sarapan pagi" perintah Mama Reno.

Sedangkan Reno yang sudah bangun daritadi tetapi enggan untuk melepaskan tubuhnya dengan kasur, karena Reno masih membayangkan gadis itu.

"Tuan muda"
Tok tok tok

Reno terbangun dari lamunannya, bayangan gadis itu menghilang. Reno mendengar bibi Hanum memanggilnya.

"Iya bi" dengan posisi sudah membuka pintu. "Disuruh nyonya turun untuk sarapan tuan muda" balas bibi. Dan di anggukkan oleh Reno. Bibi pun beranjak pergi, dan Reno segera membersihkan diri terlebih dahulu.

Kini Reno sudah berada dimeja makan. Makanan untuknya sudah disiapkan oleh pembantu lainnya. Semua orang diam, hanya ada suara sendok yang menyentuh piring. Reno pun melihat wajah mama dan papanya. Reno menaikkan satu alisnya, "kenapa kalian?".

Kedua orang tuanya pun saling menatap. Dan sang mama pun mengambil alih berbicara.

"Reno mama mau tanya deh" jawaban Reno hanya berdehem saja, "Wanita tadi malam itu siapa? Teman kamu?" Sepertinya ini serius. Tetapi tetap saja, seserius apapun perbincangan Reno tidak memperdulikannya.

Karena Reno hanya diam, sang mama mengulang pertanyaannya kembali, "Benar teman kamu?" Jawaban Reno masih tetap sama 'hmm'.

"Dia cantik" dua kata yang dilontarkan membuat lengkungan dibibir Reno, "Tapi sayang ya dia anak pembantu" lengkungan itu kembali datar ketika kalimat menjijikan itu keluar.

"Kamu hanya boleh berteman dengannya tanpa melibatkan perasaan ya Reno", mendengar ini Reno tiba-tiba nafsu makan Reno berkurang, Reno memilih pergi dari meja makan dan kembali ke kamarnya.

Reno melihat handphone miliknya terletak di meja. Reno mengambilnya dan membukanya. Terdapat 159 pesan WhatsApp dari Aurel dan 30 panggilan tak terjawab. Melihat itu pikiran Reno menjadi berantakan, suntuk tak tertahankan. Reno berniat pergi ke taman hari ini untuk merefresh pikirannya. Reno mencari-cari dimana jaketnya, dan teringat jaket miliknya ia berikan untuk Nina.

Tanpa jaket pun Reno tetap akan pergi ke taman. Reno hanya memakai kaos putih polos lengan pendek dan celana training panjang berwarna abu-abu. Reno duduk di bangku taman sendirian, memandang banyak sekali anak-anak yang sedang bermain, tukang ice cream, ada tukang balon juga.

Nina yang berjalan-jalan di taman, melihat ada tukang ice cream diapun langsung menemui tukang ice cream tersebut. Dari kecil Nina sangat suka dengan ice cream rasa strawberry. Pernah waktu dulu saat dia masih berumur 4 tahun, Nina tidak ingin makan kalau tidak ada ice cream ditangannya. Nina selalu menangis hanya karena ice cream favoritnya itu. Kebiasaan ini berhenti sejak mamanya membelikan Nina boneka beruang, dan Nina saat itu lupa dengan ice creamnya karena asyik bermain dengan bonekanya.

Nina berebut tempat dengan anak-anak yang bukan setara dengan usianya. Sangat lucu bukan? Sampai-sampai dia harus berdebat dengan salah satu orang tua anak itu.

"Eh kamu sudah besar harusnya ngalah sama anak kecil, tidak malu sama umur, masih mau berebut tempat" ucap ibu itu.

Nina tidak tinggal diam dia pun membalas perkataannya itu, "maaf ya Bu, tapi saya duluan berada disini, tadi ini sepi pas saya beli kok jadi rame, malah daritadi saya yang didorong-dorong, kan bukan salah saya,"
"ya kamu itu harusnya ngalah dong,"
"Ya gabisa gitu dong,"

"Ada apa ini ribut-ribut?" Nina kenal suara itu. Dengan spontan Nina membalik badan. Nina terkejut, 'Reno?' batin Nina.

"Dia ini gamau ngalah sama anak kecil, anak saya didorong-dorong"

Nina yang mendengar kata yang salah itu langsung membalik badannya kembali menghadap orang tua anak itu, "Enak aja, anak ibu yang dorong saya!".

Reno pun membeli ice cream semua rasa kepada penjual saat kedua orang itu sedang beradu mulut. Setelah itu Reno membungkam mulut Nina dan membawa pergi Nina menjauh dari orang tua itu dengan paksa.

Nina yang tidak dapat bernapas karena tangannya menutupi mulutnya pun memberontaknya, "huh huh huh huh, apaan sih kamu, aku tidak bisa napas tahu huh huh" ucapnya kehabisan oksigen.

Tanggapan Reno hanya diam saja, dan kemudian memberikan semua ice cream itu kepada Nina, dan langsung di ambil oleh Nina dengan cepat, "Gratiskan?"

Reno hanya berdehem. Entah mengapa sifat Reno sekarang berubah menjadi es batu. Biasanya juga banyak nyeselinnya.

"Terima kasih" Nina langsung membuka ice cream tersebut dan memilih rasa strawberry favoritnya.

Reno yang melihat Nina memakan ice yang hanya rasa strawberry pun bingung.

"Suka rasa strawberry?" Dan dianggukin oleh Nina. Reno tersenyum tipis melihat wajah Nina sedang memakan ice, sangat lucu.

Setelah rasa strawberry habis, Nina tidak melanjutkan makan ice yang lainnya. Dia memilih duduk diam disitu. Reno yang tidak mendengar suara kunyahan pun melihat kearah Nina.

"Itu masih banyak lagi, kenapa tidak dimakan?"

Dengan entengnya Nina menjawab, "Tidak enak, dan tidak suka,"
"Kalau begitu buang saja,"
"Baiklah akan ku buang," Nina mengambil plastik berisikan ice cream tersebut kemudian membuangnya ke tong sampah.

Cupu-cupu Nina [ On Going ]Where stories live. Discover now