19. Nina di culik!

278 40 7
                                    

Wajib vote sebelum baca! Satu vote itu berharga banget ges 😊

•••••••

Nina POV

Dari pagi hingga sore aku tidak ada melihat Reno, sama sekali tidak ada.

"Aku rindu kamu Ren", aku menarik nafas, Letta tak bisa mengantarku pulang kondisinya masih lemah, sedangkan Reynatta sudah pulang duluan.

Sore ini anginnya sangat kencang, sinar senja juga tak nampak. Cuaca sore ini kurang bagus, aku harus segera pulang.

Sudah satu jam aku menunggu, tak ada taksi atau becak yang lewat, awan sudah semakin gelap, jadi aku putuskan untuk berjalan kaki saja. Ditengah perjalanan, aku merasa ada seseorang yang mengikutiku, aku menoleh kebelakang, tidak ada. Aku kembali berjalan, dan....

Aku membuka mataku pelan-pelan, kepalaku terasa pusing, pandanganku buram. Saat pandanganku pulih, aku membulatkan mata.

"Dimana aku?!"

Aku menangis, menangis disini, aku sendirian tidak ada siapapun, ini hutan!

Aku ingat, ada seorang lelaki yang membungkam mulutku dengan sapu tangan beracun. Aku tidak ingat lagi.

"Tolong!!!!"
"Siapa saja tolong aku!!"

Aku kembali menangis, terdengar suara geluduk, dan tak lama turun hujan. Deras sekali! Aku berjalan mencari jalan keluar dari hutan yang gelap ini. Aku sangat takut dengan kegelapan.

Aku terpleset. Ternyata aku menginjak tanah yang sudah menjadi lumpur. Aku bangkit, dan berjalan kembali. Baju yang ku kenakan menjadi sangat kotor.

Aku menemukan jalan raya diujung sana, aku menangis bahagia, aku langsung berlari kearah jalan itu. Dan akhirnya aku bisa keluar. Aku melihat tidak ada satu orang pun disekitar sini, kosong!

Kepalaku terasa pusing sekali, aku terjatuh.

🍁🍁🍁🍁🍁

Reno POV

Hari ini aku tidak masuk kampus. Aku tidak suka dijodohkan seperti ini, ini sangat kuno sekali. Sore ini aku memutuskan untuk pergi ke apartemen. Saat aku bangun, sudah pukul 9 malam. Aku mengambil kunci mobil dan menuju club.

"Vodka satu gelas"
"Cukup?"
"Nanti nambah lagi"
"Ren? Tumben ke club?" Reno menoleh ke arah bartender.
"Oh lo, kerja disini?" Bartender memberikan segelas Vodka kepadaku.
"Iya Ren, tumben kesini? Ada masalah?" Reno menelan sedikit Vodka.

Aku mengangguk, "gue dijodohin sama Aurel",

"Why? Aurel pacar lo kenapa lo gamau?"
"Gue udh putus"
"Apa salahnya lo terima perjodohan itu"
"Gue ga cinta cell!" Marcell terdiam, ia tahu manusia tidak bisa menjalin hubungan kalau tidak ada cinta didalamnya.

Kepalaku terasa pusing sekali, "Vodka Cell" aku meletakkan gelas itu di meja.

"Lo udah minum terlalu banyak, mending lo sekarang pulang".
"Gue gamau pulang, gue mau disini aja", kini aku sedang mabuk. Aroma alkohol saat aku berbicara sangat kuat tercium dihidungku.

Aku meletakkan kepala diatas meja, dan tertidur.

Author POV

Mama Nina khawatir dirumah, ia melihat jam, sudah pukul 12 malam anaknya tak juga pulang. Ia tak punya handphone untuk menghubungi temennya tadi pagi yang selalu berangkat ke kampus dengannya. Ia hanya bisa duduk diam menunggu anak semata wayangnya itu pulang.

-------

Reno terbangun, ia melihat jam di tangannya menunjukkan pukul 12 malam. Kepalanya sudah lumayan, tidak terlalu pusing. Reno pamit kepada bartender -Marcell untuk pulang. Kondisi diluar kini masih hujan tetapi tidak separah tadi.

Reno melihat wanita tergeletak di jalan. Reno menghampirinya, dan melihat wajahnya.

"Nin! Nina! Nin! Bangun Nin! Panas", Reno mengangkat tubuh Nina dan membawanya masuk ke dalam mobil. Reno berinisiatif untuk membawa Nina ke rumah sakit, tetapi ia kira tidak ada rumah sakit yang buka tengah malam begini. Jadi Reno membawanya ke apartemennya.

Dibaringkan tubuh Nina diatas king size bed, baju Nina basah. Reno mengganti bajunya dengan mata tertutup. Tidak ada pakaian wanita di apartemennya. Jadi tanpa sehelai apapun tidak ada di tubuh Nina, hanya selimut.

Setelah selesai, Reno mengambil sebaskom air hangat dan sapu tangan, untuk di kompres.

Reno meletakkan kain itu didahi Nina pelan-pelan. Sebelum keluar kamar, ia menatap Nina tanpa memakai kaca mata. Wajahnya sangat cantik, persis seperti waktu itu, kejadian di pesta orang tuanya.

Reno hendak menciumnya, tetapi ia menahannya. Reno bangkit dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai, Reno menutup pintu kamar dan tidur di sofa.

Cupu-cupu Nina [ On Going ]Where stories live. Discover now