10. Undangan Anniversary

374 48 11
                                    

Tumpukan buku berserakan diatas meja tempat ku belajar tadi malam. Jam menunjukkan pukul 05.00 pagi. Suasana diluar masih sunyi, cahaya matahari tak menampakkan diri pada bumi, mungkin nanti.

"Hoammmmmm" kutegangkan tubuhku, mengepal tanganku ke atas, dan meluruskan kakiku.

"Ya ampun aku kira masih tengah malam hoammm" wajahku lemas dan aku menggaruk-garuk kepala yang disana rambutku sudah berantakan seperti tidak disisir selama seminggu.

Aku mulai melangkah turun dari kasur dan bergegas mengambil handuk untuk mandi.

......

"Selamat pagi sayang mama,"
"Pagi ma," jawabku tersenyum.
"Nanti mama sepertinya pulang telat, mungkin sampai malam. Soalnya majikan mama ngadain pesta dirumahnya, katanya sih Anniversary 5 tahun sama suaminya" jelas mama.

"Ohyauda ma gkpp, yauda Nina berangkat, daaa mama," mengambil roti, lalu mengecup pipi sang mama, kemudian aku berangkat ke sekolah.

Kediaman keluarga Adijaya.

"Ren, undang teman-teman kamu nanti malam mama dan papa buat acara dirumah," terlihat sangat gembira sekali, dan sang pemimpin keluarga pun melihat istrinya bahagia seperti itu dia juga kelihatan bahagia.

"Acara apa ma?" Tangan Reno memotong roti yang hendak masuk ke mulutnya.

"Kamu tidak ingat?" Reno diam, mencoba mengingat kembali atau mengikuti sesuatu "ckk Ulang tahun pernikahan mama dan papa mu sayang" ucap mama.

"Aku ingat ma, tapi aku pura-pura lupa saja" sambil tersenyum.
"Halah memang dasarnya kamu yang tidak ingat."

"Ren, kamu masuk sekolah jam berapa?" Tanya papa, karena dia tahu Reno akan terlambat nantinya.

"Jam......" Melihat jam ditangan dan.. "astaga sebentar lagi! Ma pa Reno berangkat, daaa," melambaikan tangan dengan arti ucapan terakhir Reno bersama orangtuanya dimeja makan.

"Jangan lupa undang teman-temanmu!" Teriak mama dan langsung dikomentari oleh suaminya.
"Ma jangan teriak-teriak".
"Hehe habisnya mama itu bahagia banget hari ini, papa mah tidak bisa ngertiin" ucap manja mama. Itu membuat hati sang suami luluh dan tidak bisa lagi memarahi istrinya.

"Yasudah papa ke kantor"
"Iya pa," istri mencium tangan sang suami, dan suaminya pun pergi.

🌿🌿🌿🌿🌿

Reno POV

Aku berjalan menuju kelas. Sepertinya ada seseorang yang akan mengganguku. Benar saja dia Aurel.

"Pagi sayang," tiba-tiba saja Aurel sudah berada di sampingku. "Pagi" singkatku.

Aku menghiraukannya. Sekarang apa? Mengapa? Aurel adalah pacarku. Mengapa sikapku seperti ini?

Aurel masih mengikutiku hingga aku tiba di tempat dudukku.

"Sayang, aku bisa minta tolong tidak sama kamu?" Kali ini aku berbicara sopan dengannya. Biasanya kan lo gue.

"Kamu minta tolong apapun juga aku tolongin kali,"
"Kamu umumin nanti semua siswa dikelas datang ke acara wedding anniversary orang tua aku ya, bisa kan?"
"Tentu bisa dong, easy"
"Terima kasih sayang," dan dibalas Aurel mengangguk.

Singkat saja. Aurel sudah mengumumkan berita itu.

Nina POV

"Kalau satu kelas di undang berarti aku juga di undang dong," gumamku.

Didalam kelas terlalu berisik. Mereka membahas pakaian apa yang cocok untuk dipakai nanti malam, bersama partner tentunya.

Aku mendengar mereka menyebut partner. Kali ini aku berpikir, aku dengan siapa?

"Ah itu tidak penting, sendiri itu lebih baik bukan?" Mengedikkan bahuku, aku seperti tidak peduli dengan pasangan, aku juga tidak pernah bercinta, tidak ada pria yang ingin bersamaku, dan aku sekarang mulai merendah. Aku kelihatan tidak peduli, tetapi aku sedih. Bagaimana?

Apa sekarang aku butuh pasangan?
Umurku sekarang sudah 16 tahun dan beberapa bulan lagi 17tahun. Apa itu sudah dewasa untukku mulai bercinta?

"Nina, Nin,"

Aku kaget. Aku tertidur? Sampai jam pelajaran selesai?

"Oh, maaf" aku langsung mengubah posisiku, aku malu aku tertunduk.

"Baguslah, kami berdua pulang, kau masih ingin tidur disini?" Tanya salah satu teman kelasnya.

"Oh tidak, aku ingin pulang. Terima kasih sudah membangunkanku."

Mereka tidak menjawab, dan langsung pergi begitu saja.

Cupu-cupu Nina [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang