29. Pause - Sanca

65.9K 5.4K 991
                                    

Jangan lupa vote dan komen!!

.....

Seorang pria menatap nyalang hewan didepannya. Tangannya mengepal kuat, sambil terus bergumam tidak jelas.

"Ropesh!" teriaknya kesal sambil menghentakkan kakinya.

"Itu makanan gue, kenapa lo makan anjir!" Pria itu berjongkok sambil menatap malang makanan terakhirnya.

"Kemarin si Sailor nyolong ayam gue, sekarang lo malah ikut-ikutan ngambil pisang gue!" kesalnya menatap hewan didepannya yang masih asik memakan pisang tanpa memperdulikannya.

Pria itu duduk di atas tanah, membawa hewan itu kepangkuannya.

"Muka lo mirip mantan gue banget deh Pesh," ujarnya tiba-tiba sambil mengelus kepala hewan yang diberi nama Ropesh itu.

"Sanca?"

Pria yang dipanggil namanya menoleh.
"Iya Kek?"

Pria tua itu menghampiri Sanca sambil melipat kedua tangannya didada.

"Kamu malah ngajak main Ropesh! Kamu disini tidak untuk leha-leha! Cepat, cari si Garea! Kalau sampai tidak ketemu, Kakek gak bawa kamu pulang besok!"

Sanca membulatkan matanya dan refleks berdiri. Membuat hewan yang berada dipangkuannya terjatuh. Sang Kakek yang melihat itu kembali murka. Ia menghampiri hewan kesayangannya dan menggendongnya.

"Kamu mau membuat Ropesh mati, huh?!"

Sanca menelan salivanya, ia berjalan mundur. Menatap takut Kakek nya yang sibuk mengelus kepala Ropesh.

"K-kek. Btw,, Sanca sama Ropesh gantengan siapa?"

Sang Kakek menoleh sambil mengangkat satu alisnya. Ia menatap Sanca dan Ropesh bergantian.
"Gantengan Ropesh lah," jawabnya santai sambil masuk ke dalam Gubuk

Sanca mendengus.
"Gila! Masa gue sama monyet gantengan monyet?!" gumamnya kepada diri sendiri. Dan tak lama kemudian ia memukul kepalanya. "Lo yang bego gubluk, ngapain pake nanya segala cakepan sapa lo sama monyet, bego lo Sanca, idiot dah lo anjir!"

Sanca bergumam sendiri sambil terus berjalan mencari Garea. Hewan yang tadi tak sengaja ia bebaskan dari kandangnya iseng, namun setelah tau apa isi di dalam kotak tersebut malah Sanca lempar. Padahal kotak tersebut tidak lah kecil. Namun, Sanca dengan kuat melemparnya dan berlari. Entah sekarang hewan itu ada dimana.

Sanca memegang bahunya yang kembali pegal. Selama ia tinggal disini, ia hanya diberi istirahat kurang lebih 4 jam. Sisanya ia di suruh sana-sini oleh Kakeknya. Sambil terus berjalan, Sanca mengambil sebuah kertas yang terselip di saku celananya. Saat pertama datang kesini. Kakeknya memberi kertas itu, yang di dalamnya terdapat beberapa hal yang harus Sanca lakukan selama disini.

1. Mandikan Sailor dan Ropesh 2x sehari
2. Setiap pagi ambil air di sungai, minimal 10 ember terisi penuh.
3. Cuci pakaian Xelo (Anjing)
4. Beri makan mereka 3x sehari. Ingat, Sailor tidak suka kepala ayam.
5. bersihkan rumah mereka dan nyalakan lampu disaat malam
6. Jangan membiarkan teman sebangsamu mendekati markas Sailor.

Dan masih banyak lagi.

Sanca mendengus saat membaca 'teman sebangsamu' ditulis oleh Kakeknya. Ia tidak bodoh, Ia tau apa yang dimaksud Kakeknya itu. Yaaa apalagi kalo bukan Ular? Emang dasar Kakeknya itu tidak ada akhlak. Masa Sanca yang sebegitu ganteng dan dermawan begini disamain sama Ular.

"Jangan mengumpat di dalam hati! Cepat cari Saudaramu, Garea!"

Sanca mendengus dan terus berjalan ke arah semak-semak. Kali saja Ular berjenis seperti namanya 'Sanca' ,itu sedang mengajaknya petak umpet. Untung saja Kediaman Boyo ini, dibatasi dengan benteng yang sangat besar. Sehingga seluruh hewan milik Kakeknya itu tidak akan kabur terlalu jauh.

Braga (Sudah terbit) Where stories live. Discover now