7.Satu Sekolah?

100K 7.7K 325
                                    

Jangan lupa vote & komen.
.
.

"Jadi, maksud lo apa? Nyuruh pacar gue naik, eh malah diturunin lagi di perempatan, apa apaan Lo? Lo kira Pacar gue kucing hah?! Diambil dan dibuang sesuka hati najis banget Lo jadi Adek!" kesal seorang pria mengapit leher Braga.

Braga mendengus menatap kakaknya nyalang, Hazzelio Graha Vegario, yang biasa ia panggil Azel. Satu-satunya kakak yang selalu membuat Braga naik pitam, sifatnya memang kelewat menyebalkan.

Jingga pacar Azel yang melihat itu terkekeh.

"Udah kali sa, gapapa dia tadi cuma minta bantu."

Azel melepas apitannya dileher Braga lalu mendengus. "Bantu apa?! Seenggaknya kamu gak diturunin diperempatan juga!"

Braga memutar bola matanya malas. "Lebay banget."

Azel memukul bahu Braga. "Suka-suka gue,sat!"

"Zel jaga bahasa kamu, gaboleh gitu."

"Dengerin tuh."

"Ya lagian, si Braga nyebelin minta ditabok ni orang."

"Tabok aja gapapa."

"Tuh kan, kamu liat sendiri, ni orang ngeselin banget."

"Ekhem."

Braga, Azel, dan Jingga menoleh ke sumber suara.

Disana ada seorang paruh baya dengan setelan jas formalnya dengan seorang gadis kecil digendongannya menatap Jingga.

"Bertengkar lagi?"

Jingga tersenyum canggung.

"Kalian ini seperti anak kecil! Dan kamu Braga ikut Ayah ke ruang kerja, Ayah mau bicara."

"Gak disini aja? Bunda mana?"

"Bunda pelgi beli cilok buat ila," ujar si gadis kecil sambil menyenderkan kepalanya dibahu sang ayah.

Braga mengambil alih menggendong adik kesayangannya lalu mencium pipinya gemas.

"Ila sama kak Azel dulu, ayah mau bicara sama abangmu." ila mengangguk patuh dan merentangkan kedua tangannya ke arah azel

Braga pun mengikuti ayah nya ke ruang kerja.

Saat sampai disana sosok pria paruh baya bernama
Jeda Brilian Vegario menjitak kepala anaknya dan menyentil keningnya

" kamu ini kenapa sering sekali menjahili perempuan?!"

Braga mengusap keningnya sambil meringis "Apa sih ya? Tiba-tiba gini"

"Soal minggu itu, kenapa kamu meninggalkan gadis perempuan di hutan Braga?" tanya nya dengan nada rendah

Braga mendengus, pasti Lio yang memberitahu. Awas saja anak itu!

"Ck iseng yah, lagian Braga cuma ngerjain cewek itu doang, sebelumnya juga belum pernah"

"Lain kali jangan seperti itu Braga, untung saja anak buah ayah yang menemukan dia duluan, kalo tidak ayah yakin mereka akan berbuat sesuatu pada perempuan itu"

dahi Braga mengerut "Emang mereka kenal sama gadis itu?"

Jeda mengangguk "Dia anak dari keluarga Fredash bukan?"

Braga mengangguk lalu apa hubungannya?

"kau akan tau nanti"

Braga sangat tidak suka ini.

〰️〰️

Kedatangan Braga disekolahnya membuat seluruh murid disekolah Resha terkejut, Sosok yang sering kali diperbincangkan itu kini hadir dihadapan mereka, sungguh satu keajaiban apalagi Braga tidak sendiri, ada ketiga temannya yang ternyata juga mengikuti kepindahan sekolah Braga.

Braga (Sudah terbit) Where stories live. Discover now