4. Siapa Braga?

106K 8.4K 597
                                    

Jangan lupa vote komen.
.
.
...

Resha turun dari motornya dan mengucapkan terimakasih kepada Braga, dan dibalas anggukan Braga.

"Nama gue Faresha Brifania Fredash, lo?" Resha mengulurkan tangannya.

"Braga," ujarnya tanpa membalas uluran tangan Resha.

Resha mendengus lalu menyimpan kembali tangannya di samping.

"RESHA KAMU DARI MANA AJA HAH?!" teriakan dari dalam rumah membuat kedua sejoli menoleh ke sumber suara.

"SASHA GUE KETEMU? DIMANA HAH? MANA MANA?" Oke itu Sanca yang TERIAK.

Ketiga kakaknya langsung menghampiri adiknya, mereka serentak memeluk Resha erat.

"Lo kemana aja? Seneng banget buat kita semua khawatir." kesal Akes mencubit pipi Resha.

"Iya nih Sha, gak tau apa jantung Abang udah dag dig dug, gue kira lo diculik."

Resha terkekeh, "Lagi kesel, kalian pada sibuk semua, daripada mumet yaudah Resha pergi."

Aka menepuk kepala Resha pelan. "Lain kali bilang dulu."

"Ekhem," dehem Braga.

Ketiga pria itu langsung menoleh dan menatap Braga memicing.

"Jangan jangan lo ya yang bawa kabur Sasha?" ujar Sanca siap siap mengambil ancang-ancang, menatap Braga tajam.

Braga mendengus dibalik helm dan juga maskernya.
"Kalo gue yang bawa kabur, ngapain juga gue anterin dia balik."

Aka mengangguk.

"Sanca emang bego," ujarnya.

"Yaa.. kali aja gitu.. " dengus Sanca lalu pria itu menghampiri Braga.

"Terus lo siapa? motornya kek gue kenal, so ganteng banget buka dong masker lo, buruk rupa ya lo?" Resha langsung menampar pipi Sanca pelan.

"Omongan dijaga ih!" ucap Resha lalu menatap Braga kikuk. "Maafin abang gue."

Belum juga menjawab, Braga sudah lebih melajukan motornya dengan kencang.

"HEH BOCAH! GAK SOPAN BANGET LO ANJIR!!" kesal Sanca melempar sandal hulk milik aka yang tadi ia pinjam.

Aka melototkan matanya.

"Bangsat sendal gue!"

"Kayak orang miskin aja Bang, nanti beli lagi deh." Sanca mendengus lalu tangannya menarik lengan Resha.

"Sasayang mari masuk saatnya di sidang oleh papa," ujarnya tersenyum manis.

Resha menegang, ia lupa ada pria yang harus ia hadapi saat ini. Aka dan akes mendorong Sanca ke jalan, untung jalanannya kosong. Dan membawa Resha ke dalam.

"BANGSAT YA KALEAN, ABANG LAKNAT GUE KUTUK KALIAN JADI BATU EMPEDU!!"

"WOY GAMAU NOLONGIN GUE APA?!"

"PAPI MEREKA NAKAL!!"

TOK TOK TOK

"Mas mau bakso?"

"BAKSO PALA LO MIRIP BAKSO, GUE JATOH BUKANNYA DITOLONGIN MALAH NAWARIN BAKSO!" kesal Sanca berlari masuk ke dalam rumah.

......

Setelah di sidang oleh papa nya, kini mereka sedang berkumpul di ruang keluarga.

Resha sudah menceritakan semua kejadian tadi siang kepada para kakaknya

"Kurang ajar tuh cowok! Gak tau apa Sasha itu punya Sanca seorang. Sha, nanti lo ajak gue ketemuan sama yang namamya Lio, mau liat gue seberapa ganteng tuh cowok?!" kesal Sanca.

Tadi Resha menceritakan Lio, bahwa pria itu menyukai dirinya, padahal Resha sudah bilang bahwa ia menyangka itu hanya bercanda, namun Sanca yakin yang dikatakan Lio itu benar karena pesona adiknya takkan bisa terabaikan.

"Satu lagi, kamu jangan terlalu deket sama yang namanya Braga. Barusan abang dapet kabar dia ketua geng Astercyo," ujar Akes.

"Astercyo?" Aka menatap Akes lalu menggeleng keras. "Lo yakin bang?"

Akes mengangguk,  "Kenapa?"

"Ck, jauhin mereka." Aka beranjak dari duduknya pergi menuju kamar.

"Aka pms apa gimana tuh? Eh tapi, pantesan gue kaya kenal tuh muka dia. Ternyata Braga anak Astercyo. Terus Lio yang suka sama lo, itu Lio nak dajal itu dong? Anjir si muka jelek..kenal lah gue, anjir tapi masa si Braga lupa sama gue!" dengus Sanca tiba tiba beranjak dari duduknya, emang ya Sanca tuh gak bisa diem banget.

"Mau kemana?" tanya Akes, pusing dengan tingkah adiknya yang semakin cerewet seperti perempuan.

"Ke markas Astercyo, gue mau temuin mereka, mau marah nih gue."

"Ck,jangan cari masalah."

"Gue gak cari masalah, gue udah kenal mereka kok!"

"Itu bisa nanti, diem ular! jangan berulah," kesal Akes menatap adiknya tajam. Sanca yang sudah disebut ular langsung diam merenggut.

"Terus Abang bisa kenal mereka darimana?" tanya Resha.

"Dulu waktu gue kecelakaan ada anggota Astercyo yang nolongin dan bawa gue ke markas mereka, gue sempet diajak masuk geng tapi lo tau lah tuh alien ngamuk." ujarnya menunjuk Akes dengan dagunya.

"Bahaya sanca! Gue gak mau lo kenapa kenapa." Akes berucap dengan dingin.

Sanca tersenyum lebar dan menghampiri Akes, memeluknya erat.

"Utututu..... Abang sayang perhatian banget, makin cintah deh."

Akes menggeram dan melepas pelukan Sanca kasar.

"Najis bangsat," ujarnya lalu beranjak meninggalkan kedua adiknya.

"HEY SAYANG KENAPA NINGGALIN AKU? KATANYA KAMU MAU SEHIDUP SEMATI SAMA AKU SINI DONG SAYANG."

"BACOT BERISIK SANCA!"

"IH KAMU KOK MARAH SIH SAYANG."

"NAJIS GELI."

"GAK BOLEH GITU, NANTI AKU NGAMBEK."

"BODO AMAT."

"IH SAYANG KOK GITU SIH."

BRAK

"SANCA GILA!!!"

Resha yang mendengar adu mulut kedua kakaknya tertawa terbahak-bahak, Sanca selalu dengan sifat humor nya dan Akes tetap pada kecuekannya.

"Sasha," panggil Sanca.

Resha berhenti tertawa menatap kakanya serius. "Kenapa Bang?"

"Abang kentut," cengirnya

Resha menatap Sanca datar.

"ABANG JOROK BANGET SIH?!"

Sanca tertawa terbahak bahak dan segera berlari ke kamarnya, menghindari amukan macam betina yang sangat menakutkan baginya.

...


Jangan lupa vote & komen!!

Thankyouuuu!!

Braga (Sudah terbit) Where stories live. Discover now