33. QUEEN

2.9K 212 103
                                    

Heyyo WhatsApp checkkkkk....
Jangan lupa vote dan Komen karena vote dan Komen itu gratis guys... Cuma bermodalkan kuota doang:) dan kuota itu belinya pakai uang:)

Selamat membaca cerita QUEEN:)





Semua orang menunggu di ruang operasi dengan sangat khawatir, Ratu sudah menangis sejadi-jadinya, Gia, Gita, dan Gina juga begitu, sedangkan Bryan, Andra, dan Fajar bersandar di dinding rumah sakit dengan frustasi.

Mereka bertiga sesekali mengacak rambut dengan kasar, saat melihat para perawat keluar masuk ruang operasi sambil membawa banyak kantong darah.

"Ini semua salah gue, kalau aja tadi gue enggak suruh Queen untuk pergi ke kantin duluan pasti dia enggak akan ada di ruang operasi seperti ini," Fajar berulang kali mengucapkan kalimat itu dan menyalahkan dirinya sendiri.

Ratu berjalan ke arah Fajar dan mengusap bahu Fajar dengan lembut, "ini bukan salah kamu, yang perlu disalahkan dalam kejadian ini adalah Mutiara bukan kamu," ucap Ratu dengan lembut meski dia mengatakannya sambil menangis sesenggukan.

"Tapi Tan kalau aj-"

"Sssstttt...," Ratu menghentikan ucapan Fajar, "dari pada kamu sibuk menyalahkan diri kamu sendiri lebih baik kamu berdoa kepada Tuhan agar Queen baik-baik aja,"

Sejenak, Fajar diam. Apa yang dikatakan oleh Ratu benar, berdoa adalah cara terbaik untuk meminta kepada Tuhan agar Queen-nya bisa baik-baik saja.

Fajar menghela napasnya dengan kasar, dia juga baru ingat kalau dia belum melaksanakan shalat Dzuhur. Fajar menatap Ratu sesaat lalu tersenyum, "Tante benar berdoa adalah cara terbaik untuk meminta kepada Tuhan agar Queen baik-baik aja," ucapnya lemah lalu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan semua orang.

"Keluarga pasien," ucapan dokter yang menangani operasi Queen membuat langkah kaki Fajar seakan terhenti, dia berbalik dan langsung berjalan mendekati Ratu dan dokter.

"Saya, Mama-nya Queen," sahut Ratu.

"Pasien, kekurangan banyak darah, dan saat ini kami kehabisan stok darah, da-" ucapan dokter terhenti saat tiba-tiba saja Fajar memotong ucapannya.

"Ambil darah saya dok, ambil sebanyak mungkin," potong Fajar.

Dokter itu tersenyum kecil menatap Fajar, "apa kamu pacarnya pasien?"

Fajar mengangguk.

"Saya mengerti bagaimana perasaan kamu, tapi masalahnya adalah darah yang kami butuhkan tidak sembarang darah, kita harus mengetes apakah darah kamu cocok atau tidak dengan darah pasien,"

"Pasti cocok dokter, golongan darah saya A+ dan golongan darah Queen pasti juga A+ kan?" Tanya Fajar antusias.

Dokter itu tersenyum lalu menggeleng pelan, "golongan darah pasien B- dan persentase darah ini hanya ada 1,11% dari populasi manusia, dan darah ini dapat menerima transfusi dari B- dan O-," jelas dokter.

Seketika apa yang diucapkan oleh dokter itu membuat tubuh Fajar langsung melemah dan tangisan Ratu tiba-tiba saja meledak. Dia tidak tahu lagi harus berbuat apa, dia bingung, otaknya seakan tertutup rapat saat dia ingin berpikir.

Ratu menarik napasnya dalam, berusaha untuk meredakan tangisnya agar dia bisa mencari cara untuk berpikir. Ratu duduk di kursi rumah sakit lalu menunduk dan menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya, dia menarik napas dalam dan mulai berpikir.

"Apakah pasien masih memiliki ayah, atau saudara kandung, karena bisa saja darah pasien sama dengan ayah ataupun saudara kandungnya,"

Ucapan dokter membuat Ratu seakan ingat satu hal. Evan. Evan memiliki golongan darah yang sama dengan Queen, dia mengetahui hal itu karena Evan pernah mengalami kecelakaan dan Queen yang mendonorkan darah untuk Evan.

"Evan," ucap Ratu dengan tiba-tiba, membuat semua orang yang berada di depan ruang operasi langsung menatapnya.

"Evan, abangnya Queen memiliki golongan darah yang sama dengan Queen," ucap Ratu dengan antusias.

Mendengar ucapan Ratu membuat Fajar langsung menatap Ratu dengan senyuman, "Tante tunggu apa lagi? Cepat hubungi bang Evan,"

"Tapi masalahnya sekarang Evan masih dalam perjalanan pulang dari Singapura,"

"Jika menunggu saudara pasien dalam perjalanan pulang dari Singapura saya tidak bisa memastikan jika pasien bisa selamat atau tidak,"

"Maksud dokter apa?"

"Waktu yang di butuhkan hanya satu jam untuk mencari donor darah,"

Darrrrr.....

Detik itu juga, seakan-akan dunia menjadi runtuh dan oksigen terasa sangat sedikit. Semuanya diam, antara takut dan sulit berpikir. Queen saat ini sedang berjuang didalam sana, dan perjuangan itu akan berhasil dengan bantuan mereka. Tapi masalahnya adalah bagaimana mereka bisa membantu Queen disaat orang yang diharapkan untuk membantu Queen sedang berada didalam perjalanan pulang dari Singapura?

Tuhan... Semua orang yang berada diruang operasi berharap Queen akan baik-baik saja dan semuanya berjalan dengan lancar. Tapi mengapa? Mengapa disaat seperti ini engkau malah semakin mempersulit keadaan? Satu jam adalah waktu yang cepat, dan tidak mungkin Evan bisa datang ke rumah sakit dan mendonorkan darahnya dalam waktu satu jam? Tuhan apa yang harus mereka lakukan?

Kaki Fajar seakan melemah, kakinya tidak tahan lagi menahan berat badannya, Fajar merosot kebawah, meringkuk, mencium kedua lututnya dan menarik rambutnya dengan sangat frustasi. Orang yang dicintainya sedang berjuang habis-habisan didalam sana, dan dia saat ini sedang membutuhkan bantuan dari Fajar untuk mencarikannya darah. Tapi apa yang bisa Fajar lakukan? Dia tidak bisa melakukan apa-apa.

"Kenapa disaat-saat genting seperti ini kamu malah menangis dan tidak menghubungi Mama?" Suara tegas itu, membuat semua orang langsung menatapnya. Perempuan dengan rambut yang panjang dan dandanan yang cantik, sambil membawa dompet ber-ukuran sedang ditangannya menatap ke arah semua orang yang sedang frustasi didepan ruang operasi. Dia tersenyum kecil lalu menganggukan kepalanya dengan pelan sebagai tanda sapaan dari dirinya yang tiba-tiba datang.

*****
Heyooo.... Gimana sama part-nya?
Ada yang tau perempuan itu siapa?

Yok komen next yok...
Supaya author cepat updatenya...

Jangan lupa follow akun wattpad author Lidya_prati

Dan akun Instagram author @lidyaprati

Terima kasih sudah membaca cerita QUEEN:)



QUEEN (Telah Terbit)Where stories live. Discover now