9. Hujan Deras

138 66 45
                                    

Okee akhirnya aku bikin satu next partnya meskipun lagi ujian hehe, karena banyak yang minta next partnya.

Oiyaa jangan lupa vomment yaa, tinggalkan jejak kalian disini, tanda kalian sudah baca ceritaku ^_^

Happy Reading ❣

***

Pagi ini nampaknya matahari akan terlambat menyinari bumi, sebab langit terlihat sangat mendung di penuhi oleh awan abu abu bersemu hitam yang sepertinya akan menjatuhkan butiran butiran air tak lama lagi.

Cuaca di luar pun sangat dingin, berbeda dari pagi biasanya yang nampak cerah disertai adanya hawa sejuk yang terasa sangat damai. Kamar dyra kini seperti ruangan yang di penuhi oleh es, sangat dingin akibat pendingin ruangan serta hembusan angin yang masuk dari celah celah kecil jendela kamarnya.

Ia masih tertidur sangat lelap di atas kasur king size miliknya yang dibalut sprei berwarna biru laut. Enggan sekali rasanya untuk membuka mata meski hanya sebentar, ia sama sekali tidak bergeming sedikit pun.

Gerimis kecil akhirnya turun, sebab langit tak lagi bisa menahannya, kilatan petir semakin terlihat sangat jelas di sertai gemuruh yang tidak terlalu kencang, pepohonan mulai basah di guyur butiran butiran air hujan, kini cuaca pun bertambah dingin.

Jam dinding di kamar dyra baru menunjukkan pukul setengah 6 pagi. Masih sangat pagi. Biasanya dyra akan bangun 10 menit lagi yang berarti pukul 6 kurang 20 menit, dan langsung segera menuju kamar mandi.

Di sela sela tidurnya, terdengar sangat jelas suara rintikan hujan yang turun dari atap rumah ke tanah, semilir angin kencang yang terasa sangat dingin serta gemercik gemercik air ringan.

Hujan bertambah deras, kilatan petir seakan berlomba lomba menunjukkan cahaya putihnya, suara rintikan air hujan semakin menyeruak di kamar dyra, tapi dyra sepertinya sama sekali tidak terganggu dengan hal itu.

Suasana di luar sangat sepi, itu sebabnya suara hujan serta gemuruh kecil bisa terdengar sangat jelas dari dalam rumah. Mula mula memang gemuruhnya tidak terlalu kencang, hanya saja kilatan petir sangat berkilau terang di langit abu abu.

Tapi sesaat kemudian, gemuruh terdengar sangat menggelegar bersamaan dengan hujan yang bertambah sangat deras, serta kilatan petir yang seakan akan menyala terang di langit, hingga membuat bumi terasa tergoncang seketika.

DUARRR!!!

Suara keras itu mengejutkan dyra, membuat ia terbangun dari tidurnya, menghela nafas perlahan sambil membenarkan posisi duduknya, dan berusaha menetralkan detak jantungnya yang sangat cepat akibat suara gemuruh tersebut.

Kilat petir semakin banyak, mereka terus berlomba lomba menunjukkan cahayanya. Gemuruh pun juga seperti itu, ia saling bersautan mengeluarkan bunyi yang keras hingga mengejutkan bagi siapa pun yang mendengar nya.

Dyra melirik jam dinding nya, udara di kamarnya terasa dingin saat menyentuh permukaan kulit putihnya. Ia memegang kedua lengan tangannya, berusaha meredam kedinginan yang menyelimuti dirinya.

Matanya masih sesekali terpejam, rasa kantuk masih ia rasakan. Selimut nya kini semakin ia rapatkan hingga menutupi seluruh bagian kakinya, ia sangat enggan untuk bangun mematikan pendingin ruangannya.

Tak lama kemudian alarmnya berbunyi, suaranya membuat dyra terbangun lagi saat ingin menutup mata. Buru buru ia matikan alarm tersebut, kemudian ia membenarkan ikatan rambutnya agar terlihat rapi kembali, lalu menyingkapkan selimutnya dan segera berdiri.

DyrAdhitama [On Going] Where stories live. Discover now