4. Misi Pembuktian

159 97 25
                                    

Jangan takut untuk mengakui perasaan yang Kita rasakan pada orang lain.

❤❤❤

Tama memasuki kelas dengan langkah kesal, menghampiri mejanya kemudian segera duduk dan mengabaikan tatapan aneh teman temannya.

Sandy dan Zaki mengikuti Tama dengan langkah santai. Sandy menghampiri Tama dan duduk di sebelahnya, sedangkan Zaki duduk di depan mereka berdua lalu mengambil ponselnya di saku celana.

"Ngapain pada liat liat kesini?." Ucap Sandy sambil menatap satu persatu temannya yang memperhatikan mereka dengan tatapan mematikan.

Merasa takut dengan tatapan mematikan Sandy, akhirnya mereka semua menunduk dan memalingkan muka mereka dan kembali melanjutkan kegiatan masing masing.

Tama membenamkan kepalanya di meja, emosinya masih memuncak, ia sangat geram dengan kejadian tadi. Sandy menatap Tama dengan tatapan bingung.

Sedetik kemudian Zaki juga menatap Tama dengan alis yang di naikkan satu dan kembali meletakkan hp nya di saku celana.

Sandy menepuk bahu Tama, "udahlah tam gausah dipikirin, lu tau kan kalo kak Nicholas emang terkenal sebagai badboy tukang Cari masalah, yaa jadi lo sabar sabar ajaa deh."

Mereka bertiga memang sudah mengetahui kalo Nicholas seorang badboy troublemaker, bahkan hampir seluruh siswa mengetahui Hal itu. Karena kemarin saat upacara menyambut kedatangan murid baru, Nicholas di hukum di lapangan akibat berantem dengan anak kelas 12 di kantin sebelum bel masuk jam pertama berbunyi dan ini udah kesekian kalinya Nicholas di hukum. Jadi, Kalian pasti tau lah gimana badboy nya Nicholas yang ganteng itu.

Zaki menggoyang goyangkan tangan Tama, "iyaa tam udahlahh jangan di pikirin terus, ngapain mikirin begituan. Mending mikirin cewe mana yang mau gue tembak." Ucapnya dengan sedikit tawa.

Sandy menoleh lalu menjitak kepala Zaki, "najiss playboy banget lu, ga pernah tobat dari dulu." Ucap Sandy.

Zaki tak terima dijitak oleh Sandy, "sakit bego!! Jambul gue jadi rusak anjir, ga ganteng lagi deh nanti." Ucapnya lalu menjitak kepala Sandy.

"Lebay banget lo jadi cowo, bagusan juga jambul burung kakaktua."

Zaki hanya melirik Sandy tanpa niatan ingin membalas ucapannya, ia sibuk merapihkan jambulnya yang sedikit berantakan akibat jitakan Sandy.

Tama mengangkat kepalanya lalu bersandar ke Bangku, "Bisa diem ga lu berdua, gue mau cerita nih." Ucapnya dengan nada serius.

Sandy dan Zaki menoleh bersamaan, memperhatikan Tama dengan seksama dan mengangguk barengan.

Sandy menopang dagunya dengan satu tangan di meja, "Ceritaa apa tam?." Tanya sandy dengan muka sok serius, yang malah membuat zaki geli melihatnya.

"Biasa ajaa kenapa sii San, geli guaa liatnya."

Sandy menoleh dengan tangan yang masih menopang dagunya, "suka suka gue lah, nyinyir ajaa lu." Tukasnya.

Tama membenarkan posisi duduknya, "ini soal dyra, cewek yang tadi Kalian liat di kantin yang katanya ngeliatin gw terus." Ucapnya mengawali cerita.

Zaki sedikit menegakkan badannya, "ohh jadi namanya dyra. Kenapa emangnya sama dia? Tell me!! What happened tam??." Jawab Zaki menggunakan campuran bahasa inggris.

"sok inggris lu Zak, mending bagus nilai lo." cibirnya pada Zaki, kemudian menoleh lagi ke tama, "Ceritaa ajaa deh buruan, jangan gantung kayak begini tam, sakitt rasanya." tukas Sandy dramatis sambil memasang muka seolah olah ia tersakiti karena di gantungin sesorang.

DyrAdhitama [On Going] Where stories live. Discover now