Bab 23

120 24 20
                                    

Jam pelajaran olahraga telah usai. Semua murid kelas 11 MIA 2 kini sudah berhamburan keluar lapangan. Angel salah satunya, ia kini menuju lokernya untuk mengambil seragamnya kemudian berganti baju. Saat ingin memakai sepatunya, tiba-tiba ada seseorang yang mencegahnya. Angel mendongak menatap Flora yang sedang memegang sepatunya.

"Sebelum lo pakai lebih baik lo cek dulu sepatu lo," kata Flora seraya menyerahkan sepatu Angel.

Angel menerima sepatunya kemudian menuruti perkataan Flora yang memintanya mengecek sepatunya terlebih dahulu. Angel terkejut saat menemukan sebuah paku payung di masing-masing sepatunya.

"Berterima kasihlah sama gue yang sudah nyelametin lo," kata Flora lagi dengan sombong.

"Siapa yang menaruh paku ini?" tanya Angel pada Flora.

"Intinya jangan mudah percaya sama orang, apa yang terlihat baik itu belum tentu yang terbaik." Setelah mengatakan itu Flora langsung pergi meninggalkan Angel sendirian di ruang ganti.

Angel termenung memikir kata-kata Flora tadi. Ia merasa sangat familiar dengan kata-kata itu. Tapi dimana Angel pernah mendengar kata-kata itu ya?

"Dunia ini kejam Ngel, apa yang terlihat baik belum tentu itu yang terbaik begitu juga sebaliknya, apa yang terlihat buruk belum tentu itu hal yang buruk."

Ah, iya Angel ingat sekarang. Kenzo yang pernah mengatakan itu kepadanya saat ingin menaiki wahana di Dufan. Kenapa Flora bisa mengatakan hal yang sama seperti Kenzo ya? Ah, mungkin ini hanya kebetulan saja.

Angel tidak mau ambil pusing, ia segera mengenakan sepatunya lalu keluar dari ruang ganti. Sepanjang perjalanan menuju kelas, Angel masih saja memikirkan siapa orang yang sudah menaruh paku di dalam sepatunya. Perasaan tadi pagi saat ia memakainya masih baik-baik saja. Tidak ada paku di dalamnya. Sepertinya memang ada seseorang yang menaruh paku dengan sengaja di dalam sepatunya saat ia olahraga tadi. Tapi siapa?

Angel terkejut saat ada seseorang yang menempelkan minuman dingin ke pipinya.

"Kenzo, lo apa-apaan sih." Angel menyingkirkan minuman itu dari pipinya.

"Kenzo?"

Betapa terkejutnya Angel saat mendongak, ternyata Aldo yang ada di hadapannya, bukan Kenzo. Angel ingin sekali mengutuk dirinya yang asal bicara tanpa melihat dulu siapa orang yang ada di hadapannya.

"Aldo so-sorry, gue tadi nggak lihat-lihat dulu," kata Angel dengan gugup.

"Lo lagi mikirin Kenzo ya?" tanya Aldo skeptis.

"Enggak kok," jawab Angel cepat. "Cuma Kenzo pernah melakukan hal yang sama kayak lo, jadi ingetnya ke Kenzo."

Angel tidak berbohong, Kenzo memang pernah melakukan itu dulu. Saat Kenzo memembawanya ke taman bermain untuk menenangkannya setelah dihadang oleh Michael dan teman-temannya.

"Oh begitu," ujar Aldo paham. "Gue juga minta maaf sudah ngagetin lo."

"Nggak apa-apa."

"Nih minuman buat ngembaliin cairan dan ion tubuh lo yang hilang saat berolahraga." Aldo memberikan minuman kepada Angel.

"Makasih." Angel menerima minuman dari Aldo.

"Ke kelas yuk," ajak Aldo yang di setujui oleh Angel.

Aldo memperhatikan Angel yang tengah berjalan sambil melamun. Sebenarnya apa yang dipikirkan Angel? Kenapa dia lebih sering melamun seperti sekarang ini? Ingin sekali Aldo membaca pikiran Angel agar ia tau apa yang sedang dipikirkan Angel. Namun sayangnya ia tidak bisa, Aldo bukanlah orang yang memiliki kemampuan supranatural.

This Love (Complete)Where stories live. Discover now