Bab 14

160 63 14
                                    

Angel berjalan sendirian di koridor sekolah yang masih tampak sepi. Angel memang sengaja datang pagi-pagi sekali dengan harapan bisa bertemu dengan secret admirernya yang mungkin saja sekarang sedang menaruh sesuatu di laci mejanya. Mengingat hal itu membuat Angel semakin mempercepat langkahnya.

Angel kini telah sampai di depan kelas 11 MIA 2 namun ia tidak langsung masuk ke dalam kelas. Saat berjalan tadi, tidak sengaja Angel melihat bayangan dari jendela kelasnya. Jadi Angel memutuskan untuk mengintip melalui celah pintu yang terbuka.

Terlihat seorang cowok berkacamata sedang melakukan gerak gerik yang mencurigakan di celah antara bangkunya dan bangku Flora. Setelah terlihat memastikan sesuatu, cowok itu segera melangkah keluar kelas. Angel yang melihatnya pun langsung berlari untuk bersembunyi di balik tembok.

Entahlah ini Angel yang lebay atau gimana tapi ia merasakan deg-degan yang berlebihan hanya karena takut ketahuan seperti di film-film psikopat yang pernah di tontonnya. Setelah di rasa aman, barulah Angel keluar dari tempat persembunyiannya.

Angel memperhatikan cowok itu yang semakin menjauh dan hilang di tikungan koridor dengan nafas lega. Angel segera berbalik dan memasuki kelasnya untuk memastikan apakah ada sesuatu di laci mejanya. Jika benar ada, Angel akan memasukkan cowok itu ke dalam list sebagai orang-orang yang ia curigai sebagai secret admirernya.

Angel merogoh laci mejanya dan menemukan sesuatu di dalamnya. Sebuah celengan karakter dengan gambar hello kitty lucu, kini berada di tangannya dan sebuah sticky note bertuliskan:

Jangan lupa menabung untuk masa depan kita:)

Mampu membuat Angel menarik kedua sudut bibirnya semakin lebar. Pengagum rahasianya ini memang sangat unik, bukan hanya benda yang selalu dia berikan namun tulisan tangannya pun mampu menghadirkan rona merah di pipinya.

Terdengar suara grasak grusuk di luar kelas membuat Angel segera memasukkan celengannya ke dalam tas. Angel melirik kertas hasil corat coretnya kemarin yang lupa belum ia buang. Angel langsung berdiri dari bangkunya dan meraih kertas tersebut untuk di buangnya ke tempat sampah.

Saat di ambang pintu Angel berpapasan dengan Aldo yang ingin memasuki kelas. Saling menyapa sejenak sebelum melanjutkan langkahnya lagi. Namun, baru beberapa langkah, lengan Angel di tahan oleh Aldo.

"Ini kenapa? Dan itu juga kenapa?" tanya Aldo sambil menunjuk siku dan lutut Angel yang di plester.

Angel tertegun, tidak menyangka kalau Aldo akan memperhatikannya sedetail itu.

"Ini kemarin gue jatuh dari tangga," kata Angel berbohong.

"Masih sakit?" tanya Aldo lagi.

"Enggak kok, udah nggak apa-apa lagian ini cuma luka kecil doang," ujar Angel.

"Udah diganti belum plesternya, kalau belum kita ke UKS sekarang buat ganti plesternya supaya tidak infeksi," kata Aldo seraya menuntun Angel.

"Nggak perlu Do, ini sebelum ke sekolah udah gue ganti kok," ujar Angel sambil menahan lengan Aldo yang menariknya.

"Beneran?" tanya Aldo memastikan.

"Iya." Angel tersenyum meyakinkan.

"Btw, lo tadi mau kemana?"

"Cuma mau buang kertas ini kok," jawab Angel seraya menunjukkan gumpalan kertas di tangannya.

"Ya udah sini biar gue aja yang buang." Aldo mengulurkan tangannya ke arah Angel.

Angel menatap tangan Aldo yang terulur. "Nggak usah Do, lagian tinggal maju lima langkah juga udah sampai kok."

"Lutut lo pasti sakit buat jalan, jadi sini biar gue aja." Aldo mengambil alih kertas tersebut lalu membuang ke tempat sampah yang memang disediakan di depan kelas.

This Love (Complete)Where stories live. Discover now