Bab 4

365 135 27
                                    

Malam telah tiba, kini Angel berdiri di balkon kamarnya sambil menatap bintang yang bertaburan di langit yang tampak cerah malam ini. Tadi setelah makan malam, orang tuanya bertanya tentang bagaimana kegiatannya di sekolah tadi pagi. Angel menceritakan tentang Aldo dan Yora yang mau menjadi temannya. Kedua orang tuanya tampak senang dan antusias saat mendengar ceritanya. Dan sekarang Angel berniat untuk menceritakannya pada Elsa juga. Angel berbalik mengambil ponselnya yang berada di kamar. Setelah menemukannya, Angel kembali menuju balkon, ia ingin bercerita pada Elsa sembari menikmati langit malam.

Panggilan terhubung, namun belum ada tanda-tanda Elsa mengangkat telfonnya. Saat panggilan terputus, Angel mencoba menghubungi Elsa kembali. Dan pada deringan ketiga, terdengar suara Elsa yang mengisi pendengarannya.

"Sorry ya kalau lama ngangkat telfonnya, soalnya tadi gue lagi di toilet dan nggak bawah HP. Lo tau sendirikan kalau gue bawa HP ke toilet bisa-bisa gue nggak keluar-keluar dari toilet," cerocos Elsa panjang lebar.

Angel hanya memutar bola matanya menanggapi celotehan Elsa. "Iya gue tau, lo bisa jadi penunggu toilet kalau bawa HP." Saking asiknya main HP di toilet, itulah kebiasaan Elsa.

"Tumben lo nelfon duluan, ada apa? Kangen ya sama gue."

"Dih ogah gue kangen sama lo," kata Angel berusaha mengelak padahal sebenarnya ia memang merindukan sahabatnya itu. "Gue cuma mau cerita tentang hari pertama gue di sekolah baru."

"Gimana seru nggak di sekolah barunya? Anaknya baik-baikkan?" tanya Elsa.

Angel menghela nafas sejenak lalu menceritakan semua kejadian yang di alaminya tadi pagi di sekolah. Angel menceritakan semua tanpa ada yang terlewat sedikit pun. Seperti saat ia melihat keributan yang dibuat Aldo dan Kenzo di lapangan, lalu cewek aneh yang duduk di sampingnya dan juga soal Aldo dan Yora yang dengan baik hati mau menjadi temannya. Tak lupa juga tentang Kenzo yang menatapnya di kantin.

"Wah seneng dong udah punya teman baru," kata Elsa setelah Angel mengakhiri ceritanya.

"Seneng sih, tapi aneh nggak sih kok mereka mau ya temenan sama gue." Angel masih heran kenapa mereka mau berteman dengannya.

"Lo yang aneh kali." Elsa sedikit kesal dengan Angel.

Angel mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Elsa. "Oh iya tadi kalau nggak salah Yora bilang 'dia seneng akhirnya punya temen cewek'. Emangnya selama ini dia nggak punya temen cewek?"

"Mana gue tau, kenapa lo nggak tanya aja sama orangnya?" tanya Elsa.

"Kelupaan, hehee," jawab Angel.

"Kelupaan atau lo-nya aja yang nggak mau bertanya." Angel meringis mendengarnya. Elsa memang tidak bisa di bohongi.

"Gini ya Ngel, ya mungkin aja dia belum menemukan sosok yang membuatnya nyaman untuk di ajak berteman. Seperti halnya gue, meskipun banyak yang ngedeketin gue untuk jadi temen gue, tapi gue nyamannya cuma sama lo doang, kan. Kemana-mana sama lo sampai gue bosan."

Angel melotot mendengar ucapan Elsa. Apa katanya tadi? Bosan.

"Apalagi seperti yang lo bilang kalau Yora itu anaknya cantik, baik, pinter, dan humble kan. Jadi ya, mungkin aja dia takut mereka hanya akan memanfaatkan keadaannya saja," sambung Elsa.

"Oh gitu, terus kenapa Yora nggak takut kalau gue cuma manfaatin dia seperti yang lo bilang tadi?" tanya Angel masih kebingungan.

"Ya mana bisa, lo kan bego jadi yang ada lo malah yang di manfaatin."

"Iih lo kok gitu sih ngomongnya, jahat banget sama gue."

"Salah sendiri sih polos banget jadi orang, asal lo tau ya, polos sama bego itu beda tipis. Ngerti."

This Love (Complete)Where stories live. Discover now