Bab 19

110 35 11
                                    

Sekarang adalah hari senin, hari yang paling dibenci oleh kebanyakan siswa. Selain karena belum rela menyudahi weekend mereka, juga dikarenakan harus mengikuti upacara yang membuat mereka kepanasan. Padahal matahari pagi itukan sehat, emang dasar mereka saja yang pemalas.

Angel kini tengah mengambil topinya bersiap untuk menuju lapangan upacara. Meneliti lagi penampilannya, takut ada atribut yang tidak lengkap, yang ada nanti ia malah dihukum.

Setelah memastikan semuanya lengkap kini Angel mulai berjalan keluar kelas. Namun, Angel menghentikan langkahnya saat tiba di bangku Aldo.

"Kita ke lapangan bareng yuk, Do," ajak Angel.

"Tunggu bentar, gue ambil topi dulu," kata Aldo seraya membuka tasnya.

Angel memperhatikan Aldo yang tengah mencari topinya. Setelah Aldo menemukan topinya, justru Angel dikejutkan dengan isi tas Aldo.

"Ini kenapa banyak sekali sticky note di dalam tas lo?" tanya Angel menghentikan Aldo yang ingin menutup kembali tasnya.

"Oh, i-ini punya Dimas anak mading, lupa belum gue kasih," ujar Aldo seraya menepuk jidatnya.

Angel meraih salah satu sticky note yang mencuat dari dalam tas Aldo. Lalu menatap Aldo curiga karena jawaban Aldo yang terkesan gugup.

"Udah yuk, kita langsung ke lapangan aja, kalau telat yang ada nanti kita malah dihukum." Aldo segera meraih sticky note dari tangan Angel lalu memasukkan ke dalam tasnya.

Angel hanya diam tanpa kata saat Aldo menariknya menuju lapangan. Angel masih kepikiran soal sticky note itu dan jawaban Aldo tadi yang terlihat gugup semakin menguatkan Angel terhadap opininya selama ini bahwa Aldo memang secret admirernya.

Saat masih asik melamun tidak sengaja Angel menabrak seseorang. Angel segera tersadar dan minta maaf kepada orang yang ditabraknya yang tak lain adalah Kenzo.

"Kalau jalan dipakai matanya," ujar Kenzo dengan ketus.

"Perasaan lo tadi yang sengaja nabrak Angel deh." Aldo melihat dengan jelas tadi, bahwa Kenzo yang dengan sengaja menabrakkan bahunya ke arah Angel.

"Temen lo aja tuh yang jalannya sambil ngelamun," elak Kenzo.

"Alasan aja lo," sinis Aldo.

"Udahlah Do, emang gue yang salah kok." Angel berusaha menengahi Aldo dan Kenzo yang setiap bertemu pasti selalu berantem.

"Sekali lagi gue minta maaf ya Ken. Gue akan lebih berhati-hati lagi kalau jalan," kata Angel seraya tersenyum manis ke arah Kenzo.

Namun, Kenzo hanya melengos begitu saja dan melangkah meninggalkan mereka. Angel menatap kepergian Kenzo, ada sedikit rasa kecewa di hatinya melihat tingkah Kenzo yang kembali seperti semula. Padahal, Angel masih berharap sikap Kenzo bisa berubah seperti kemarin saat mereka berada di Dufan. Kenzo lebih terlihat hangat dan sangat mengayominya meskipun terkadang menyebalkan.

"Tuhkan, Kenzo itu memang nggak tau diri," suara Aldo menyadarkan Angel.

"Kita ke lapangan aja yuk, bentar lagi dimulai upacaranya," ajak Angel.

Mereka berdua kembali melanjutkan langkah mereka yang tertunda gara-gara Kenzo.

"Udah nggak usah dipikirin, Kenzo emang gitu orangnya. Selalu melimpahkan kesalahan kepada orang lain," kata Aldo saat melihat Angel yang kembali melamun.

Angel menatap Aldo sebentar seraya tersenyum tipis kemudian kembali mengalihkan tatapannya ke depan. Masih pagi tapi pikiran Angel sudah penuh. Angel sudah dibuat bingung oleh secret admirenya ditambah lagi sikap Kenzo yang kembali tengil, benar-benar membuat kepalanya tidak bisa berhenti untuk berpikir. Namun, kenapa juga Angel harus mikirin sikap Kenzo yang berubah lagi, bukannya Kenzo memang seperti itu orangnya. Kadang baik, kadang ngeselin, kadang juga ngangenin. Eh, tuhkan jadi ngelantur. Sikap Kenzo benar-benar mirip seperti bunglon, harusnya Angel tidak perlu memikirkannya lagi.

This Love (Complete)Where stories live. Discover now