38. hari perceraian

2.6K 170 88
                                    

HAPPY...READING💜

Hari yang di tunggu Taehyung pun telah tiba, pagi-pagi sekali Taehyung sudah sibuk menyiapkan segala keperluan saat di pengadilan nanti. Belum lagi ia yang harus ekstra dalam mengawasi Jisoo yang sedang hamil muda. Ya, Jisoo ternyata benar-benar hamil saat ia periksa kemarin dan Taehyung sangat senang mendengar berita ini. Lucknut !

Jennie masih enggan untuk beranjak dari kasurnya, entahlah hari ini badannya terasa sakit semua. Mungkin karena efek menangis dari kemarin hingga menjelang tengah malam.

Jennie menoleh kearah kiri dan mendapati anaknya yang masih tertidur pulas. Hati Jennie berdenyut nyeri saat kilasan-kilasan masa lalu itu akan menghampiri anaknya. Kilasan saat orang tuanya lebih memilih Hyun daripada Jennie, hingga dulu Jennie pernah 5 tahun hidup terpisah dari orang tuanya.

Jennie menggelengkan kepalanya untuk mengusir kilasan itu, ia tak ingin jika anaknya harus menderita seperti dia dulu karena harus berpisah dari Taehyung.

Jennie mulai beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju kaca rias. Duduk di depan cermin seraya menatap dirinya dengan tatapan tajam. Seakan bayangan dirinya itu adalah Kim Taehyung.

Jennie sedikit menunduk untuk mengambil sesuatu di dalam laci meja rias itu. Iya kembali menatap dirinya di kaca saat apa yang ia cari telah berada di tangannya.

Jennie mengeluarkan sebuah kotak ungu kecil berbentuk hati itu lalu menaruhnya di atas meja rias di hadapannya.

Menaruh sesuatu di dalam kotak itu, lalu menutup nya kembali seraya menarik nafas panjang. Menatap kembali dirinya dengan senyum kecut, seakan ia sedang mengejek dirinya sendiri di depan cermin.

"Hari ini adalah hari terakhir atas hubungan yang terikat oleh pernikahan antara aku dan juga Taehyung. Hari ini aku dan dia akan memulai hidup masing-masing, hari ini juga akan menjadi saksi berakhirnya kehancuran jiwa dan perasaan ku" ucapannya terjeda sebentar untuk menarik nafas panjang,

"Huh, aku bahkan tak ingin ini semua terjadi. Jika aku bisa memilih, aku akan mati tanpa harus terbebani oleh kehadiran Taehnai. Tapi semua itu hanya akan menjadi penyesalan ku jika aku meninggalkannya sendiri tanpa sosok seorang ibu"

"Jika waktu bisa di putar kembali, aku ingin kembali pada masa sekolah ku saat bersama Jungkook dan lainnya. Atau masa kecilku saat bersama sahabat dan saudara-saudara ku. Andai aku tau ini akan terjadi, aku akan memilih untuk tak menuruti permintaan Hyun kala itu"

"Aku terlalu bodoh hingga mau-mau saja menerima perjodohan ini yang seharusnya untuk Hyun"

"Eomma appa, aku tau kau sangat menyayangi ku. Tapi seharusnya kau tak memaksa ku waktu itu, maaf eomma aku tak bermaksud menyalakan mu. Namun pada akhirnya aku juga berterimakasih pada kalian karena telah mempertemukan ku dengan Taehyung..."

"...walaupun hanya untuk di sakiti lalu berakhir menyedihkan" lirihnya di kalimat ini seraya menitihkan airmata.

Jennie menghapus air matanya yang tak ingin berhenti, lalu menarik nafas panjang untuk mengurangi rasa sesaknya. Jennie memutar badan menghadap Taehnai, seulas senyum pun terbit di bibir tipis itu saat menatap wajah polos nan cantik anaknya itu.

Jennie memalingkan wajahnya kearah kamar mandi dan mulai beranjak kesana untuk menyegarkan diri.

.
.

"Tae.. apa kau benar-benar yakin dengan keputusan mu ini? Jika kau masih ragu, kau boleh membatalkan perceraian mu dengan Jennie dan kembali bersamanya" ucap Jisoo sok sedih dan sok mengalah. Padahal jauh di dalam hatinya ia sangat berbunga-bunga melihat Jennie yang akan hancur hari ini juga. Jisoo merasa sangat bahagia karena bisa membalas sakit hatinya selama ini terhadap Jennie, karena Jennie telah merebut Taehyung dulu darinya. Itu bukan salah Jennie😑

"Jisoo-ya sudah berapa kali kau mengatakan hal itu, sudah berapa kali pula aku jawab. Apa kau masih belum percaya dengan keputusan ku, atau kau memang tak ingin bersamaku" ucap Taehyung sedikit kesal.

"Maafkan aku, hanya saja aku takut jika kau akan menyesal nantinya" ucap Jisoo menunduk, senyum miring pun ia ciptakan tanpa tau Taehyung.

"Aku tak akan menyesal jika keputusan ku untuk bersama denganmu" ujar Taehyung menatap Jisoo yang menunduk.

"Terimakasih Tae" ujar Jisoo memeluk Taehyung.

.
.

Di lain tempat.

Bandara INCHEON

"Tae apa kau yakin jika Jennie akan memaafkan ku?" Lirih wanita itu.

"Kau tenang saja Hyun-ah, bukankah kau sendiri yang bilang jika Jennie itu pemaaf" ucapnya Taeyong memberi sedikit ke legaan di hati Hyun.

"Oh ya Tae apa kau sudah mencari penginapan yang dekat dengan rumah Jennie?" ujarnya menatap Taeyong dengan senyum manis.

"Sudah chagiya, jika kita telah sampai maka kau harus istirahat ya. Aku tak ingin kau kenapa-kenapa.. ah ya aku ingin menelpon Mark dulu untuk menjemput kita" balik menatap Hyun.

"Baiklah" ujar Hyun kembali menatap ke arah depan.

"Yeoboseyo" ucap seseorang di seberang sana.

"Aku sudah sampai, kau dimana?" ujar Taeyong.

"Ah tunggulah, 5 menit lagi aku akan sampai. Aku sedang berada di jalan" ujar Mark.

"Ya sudah, ku matikan telepon nya.. tut.." Taeyong kembali menatap Hyun yang sepertinya sedikit kelelahan.

"Apa kau lelah, tunggu lah sebentar lagi ya" ujar Taeyong menatap wajah lelah Hyun dan di balas anggukan oleh Hyun.

.
.
Di perjalanan menuju penginapan, mereka berbincang mengenai hal-hal selama mereka jauh dari Seoul. Mark banyak bercerita dan Taeyong serta Hyun sebagai pendengar.

"Bagaimana kabarmu di sini selama kami di luar negeri Mark?" Tanya Hyun yang berada di kursi belakang.

"Aku baik Noona, bagaimana kabar Noona sendiri?" Tanya balik Mark.

"Aku baik... Dia berbohong Mark" ucap Hyun yang langsung di sangkal oleh Taeyong.

"Kenapa kau selalu mengatakan kau baik meskipun sebenarnya kau tak baik-baik saja" cibir Taeyong seraya menatap Hyun dari kaca spion di depannya dan Hyun hanya tersenyum menanggapi nya.

"Ah ya Mark, bagaimana kabar Jennie. Apa dia baik-baik saja?" Ujar Hyun lagi.

"Selama pantauan ku, Jennie Noona kurang baik" ujar Mark menatap wajah Hyun dari spion sekilas lalu kembali fokus ke jalanan.

"Apa maksudmu?" Tanya Hyun sedikit mengerutkan dahinya, dan Taeyong pun ikut menoleh ke arah Mark di sebelahnya.

"Ya seperti yang ku katakan waktu itu bahwa Taehyung berniat menceraikan Jennie, dan hari ini adalah hari perceraian mereka" ujar Mark tanpa menoleh kearah Hyun dan juga Taeyong.

"Dan yang lebih parahnya lagi, ku dengar 2 Minggu lagi Taehyung dan Jisoo akan melangsungkan pernikahan karena Jisoo Noona sedang hamil" ujar Mark lagi jujur.

"Keterlaluan kau Taehyung! pria brengsek itu tega sekali pada saudara ku!" umpat Hyun menatap tajam ke depan seperti membayangkan jika ia sedang berbicara di depan Taehyung.

"Maaf kan aku Noona, karena tugasku hanya untuk mengawasi mereka bukan untuk membantunya" ucap Mark.

"Tidak apa-apa, terimakasih Mark karena kau telah membantu ku" ujar Hyun.

"Chagiya apa aku boleh menemui Taehyung nantinya, ada yang ingin ku katakan padanya" ujar Hyun.

"Tapi kondisi mu bagaimana, aku tak mengizinkan mu Hyun" ucap Taeyong seraya berbalik badan menghadap Hyun.

"Aku baik-baik saja Tae, aku tidak sakit. Berhenti menganggap ku sebagai wanita lemah" kesal Hyun karena Tae selalu menganggap nya lemah.

"Baiklah lakukan sesuka mu" kesal balik Taeyong.

.
.










TBC

Ceritanya terlalu monoton ya??

Mau aku unpublish sebenernya, tapi nanggung.

Yaudah aku cepetin aja endingnya nanti..

Vote comment💜

Late Love (KTH)Where stories live. Discover now