Part 32

2.7K 148 21
                                    

Mungkin Farrel tidak pernah memperhatikan Gabriel saat disekolah, nyatanya Ia tidak pernah tahu bahwa banyak cowok yang mendekati Gabriel disekolah. Walaupun jarang ada yg mendekatinya secara terang-terangan, karena mereka pikir Farrel dan Gabriel sedang dalam hubungan yang mengharuskan mereka mundur sebelum mendapat bogeman dari Farrel.

Padahal jika dilihat-lihat sikap Farrel kepada Gabriel tidak ada lembut-lembutnya sama sekali. Lantas pemikiran apa yang terlintas dibenak mereka jika Farrel dan Gabriel memiliki hubungan sepesial? Sangat konyol.

Namun tidak bisa dipungkiri ada beberapa yang mencoba menembak Gabriel walau hanya memberika surat kepada cewek tersebut. Tidak ada yang benar-benar berani mendekatinya kecuali Zean ketua tim basket SMA Galaxy dengan sejuta pesonanya yang bisa membuat perempuan merona saat melihat ketampananya. Dia selalu menyapa saat tidak sengaja berpapasan dengan Gabriel dikoridor maupun kantin.

Dan Farrel tidak pernah mengetahui itu. Untuk apa buang-buang waktu hanya untuk memikirkan urusan orang lain, itu yang selalu dipikirkan Farrel.

Yah walaupun Zean tidak setampan Farrel namun sangat banyak yang menyukainya. Farrel sangat tidak suka ketika dirinya dibanding-bandingkan dengan Zean. Dibilang Zean lebih tampalah, lebih sopanlah, enggak nakal sepertinya atau lebih pintar darinya. Ia sangat muka saat ada orang berbicara jika dirinya kalah pintar dari Zean. Ingin rasanya Ia bereriak jika dirinya yang berhak disebut lebih pintar dari Zean, bahkan Tuhan saja tahu siapa yang lebih pintar dari mereka berdua.

'Oke stop! Ga boleh sombong el!'

"Pinter gue ato Zean?" tanya Farrel sepontan kepada semua yang ada diruangan ini.

"Lo lah anjir, gitu ae harus nanya" sungut Galang kesal. Padahal itu seharusnya bukan hal yang menarik untuk dibahas saat ini.

"Gak usah lo tanyapun seharusnya lo udah tau jawabannya" sahut Davin mencoba sabar, Ia tahu jika Farrel sudah membicarakan soal Zean pasti ada yang gak beres.

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Reno yang sukses membuat Farrel menoleh kearahnya.

"Lo tau gue paling gak suka dibanding-bandingin sama dia" jawabnya seraya menyandarkan kepalanya di sofa.

"Gak mungkin banget lo ngomongin dia kalo enggak ada pemicunya" ujar Reno sinis. Dia tahu pasti jika Farrel sudah menyinggung soal ini.

"Apa dia deketin Gabriel akhir-akhir ini?" Pertanyaanya kali ini membuat mereka semua mengerutkan alisnya bingung. Tumben sekali Farrel menanyakan hal yang seharusnya tidak pernah Ia pikirkan sekalipun.

"Kalo dari gerak geriknya sih kayaknya iya tapi gue gak tau pasti, soalnya tiga hari ini gue selalu gak sengaja mergokin Zean coba deketin Gabriel. Tapi Gabriel cuma respon biasa aja enggak tau dia peka ato enggak lagi dideketin" jelas Jackson yang diangguki oleh Farrel.

Farrel berdiri dan mengambil jaketnya yang ada disofa lalu pamit untuk pulang, "gue balik!" Kemudia diikuti yang lainnya. Sekarang tinggal Reno dan Reegan yang menjaga Altha.

'Pasti ada pemicunya' pikir Reno.

------------

Gabriel sudah pulang sejak selesai sarapan dengan Farrel. Sarapan tadipun hanya diisi kecanggungan setelah Farrel menerima panggilan dari Zean. Pikir Gabriel sarapan tadi akan menyenangkan ternyata tidak sama sekali. Ia makan dengan Farrel yang terus menatapnya dengan tatapan dingin. Setelah panggilan itu dimatikan sepihak oleh Farrel, cowok tersebut kembali menyuruh Gabriel untuk makan sendiri dan berkata 'gak usah manja, lo bisa makan sendirikan?'.

Gabriel tidak tahu apa yang dipikirkan Farrel saat itu, yang Ia tahu Farrel seperti sedang marah karena cowok itu menggeraskan rahangnya dan itu terlihat sekali.

FARRELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang